| dc.description.abstract | Isu masalah lingkungan seperti pemanasan global, krisis energi, bencana alam tanah longsor dan banjir akibat pembalakan liar, konversi lahan hutan menjadi areal pemukiman, perindustrian dan perbelanjaan merupakan fenomena saat ini. Pemanasan global (global warming) merupakan masalah lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (greenhouse gases) akibat aktivitas manusia seperti eksploitasi hutan dan energi fosil karbon untuk bahan bakar tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Mengurangi konsentrasi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan penanaman dan pemeliharaan pohon terutama yang muda dan cepat tumbuh. Kepedulian negara-negara terhadap pemanasan global diwujudkan dalam kerjasama internasional dengan diadakannya perjanjian mengikat di Kyoto, Jepang pada tahun 1997 yang dikenal sebagai Protokol Kyoto. Mekanisme pembangunan bersih atau Clean Development Mechanism (CDM) adalah satu-satunya mekanisme dibawah Protokol Kyoto, dimana negara industri penghasil polutan diberi kesempatan melakukan konversi dengan cara membayar negara berkembang untuk mencadangkan hutan tropis agar terjadi serapan karbon yang besar. Pengukuran biomassa untuk menentukan potensi karbon tegakan Akasia dilakukan secara terarah (purposive sampling) pada plot contoh segi empat berukuran 20 m x 50 m sebanyak tiga ulangan (18 plot) untuk setiap kelas umur (KU III-KU VIII) pada bonita 2. Pada masing-masing plot, dilakukan pengukuran diameter setinggi dada (Dbh) dan tinggi total (h) kemudian nilai ini dikonversi menjadi biomassa dengan menggunakan rumus Vademecum Kehutanan sedangkan untuk mengukur berat basah serasah dan tumbuhan bawah diwakili oleh empat buah plot contoh berukuran 0,5 m x 0,5 m, setiap dua plot contoh diletakkan berselang-seling pada poros jalur plot contoh pengukuran pohon dengan jarak 25 m. | en |
