Show simple item record

dc.contributor.advisorPramukanto, Qodarian
dc.contributor.authorKhaerunnisa, Dian
dc.date.accessioned2013-05-03T01:23:52Z
dc.date.available2013-05-03T01:23:52Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63182
dc.description.abstractSemakin banyaknya penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan papan yaitu kawasan permukiman dan perumahan. Bertambahnya kawasan perumahan menyebabkan Ruang Terbuka Hijau yang ada menjadi semakin sedikit. Hal ini mempengaruhi fungsi ekologis yang dimiliki oleh Ruang Terbuka Hijau yaitu sebagai habitat burung. Habitat burung tergusur oleh keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Sembiring (dalam Antara News, 2010), semakin banyaknya pertumbuhan pembangunan mengurangi jumlah ruang terbuka hijau sebagai tempat tinggal burung-burung. Beliau juga menyatakan bahwa Indonesia memiliki 1.599 jenis burung, atau peringkat keempat di dunia tetapi dari 1.599 spesies itu, 234 jenis di antaranya terancam punah. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk merencanakan Ruang Terbuka Hijau yang dapat berfungsi secara ekologis yaitu sebagai habitat burung. Tujuan studi ini adalah merencanakan ruang terbuka hijau di kawasan permukiman Bukit Cimanggu City dengan cara mengevaluasi Ruang Terbuka Hijau yang ada lalu mengembangkan menjadi Ruang Terbuka Hijau sebagai habitat burung. Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2011 dengan menggunakan teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling acak. Contoh sampel yang diambil meliputi data taman komunitas, taman RT/ketetanggaan dan taman halaman rumah. Data yang diambil dalam contoh sampel adalah data jenis vegetasi dan satwa. Selain dengan teknik sampling dilakukan pula teknik wawancara untuk mendapatkan data jenis satwa. Kesesuaian tapak untuk dijadikan kawasan permukiman ekologis sebagai habitat burung dapat diketahui dengan proses analisis. Analisis pertama adalah menganalisis kebutuhan RTH untuk permukiman dengan cara membandingkan luas eksisting RTH dengan standard berupa aturan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5 tahun 2008. Kedua dilakukan analisis kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan terbagi menjadi dua yaitu analisis kesesuaian RTH sebagai tempat bersarang dan analisis biofisik. Analisis kesesuaian RTH sebagai tempat bersarang dilakukan dengan membandingkan luas eksisting RTH dengan standard luas habitat burung ideal berdasarkan kriteria The University of Montana (2010). Analisis biofisik dilakukan dengan membandingkan jenis tanah, vegetasi, iklim dan hidrologi eksisting dengan kriteria berdasarkan teori Van Hoeve (1989) mengenai iklim, jenis tanaman dan jenis makanan yang dihasilkan (Hails et al., 1990), bentuk tajuk (Halle, dalam Rusilawati, 2002) dan tinggi tanaman (Handayani, 1995).en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePerencanaan Ruang Terbuka Hijau Ekologis Sebagai Habitat Burung di Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu Cityen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record