Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Gunawan
dc.contributor.authorAwalia, Rika Rizqy
dc.date.accessioned2013-02-15T03:49:08Z
dc.date.available2013-02-15T03:49:08Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60863
dc.description.abstractKopal merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi masyarakat. Saat ini untuk meningkatkan produksi, dalam melakukan penyadapan kopal digunakan stimulansia anorganik dari bahan asam sulfat. Pemakaian asam sulfat dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada pohon, kesehatan penyadap, dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pemakaian stimulansia anorganik pada penyadapan kopal perlu dihindarkan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari alternatif stimulansia yang dapat meningkatkan produktivitas penyadapan kopal juga tidak menimbulkan kerusakan baik bagi pohon, kesehatan penyadap, serta bagi lingkungan sekitar. Stimulansia yang digunakan merupakan stimulansia berbahan organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). ZPT yang digunakan berupa ethylen dan bahan lainnya yaitu asam sitrat. Ethylen berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah sedangkan asam sitrat yang mampu menghidrolisis permukaan dinding sel getah. Penelitian ini dilakukan pada pohon Agathis loranthifolia dengan menggunakan stimulansia organik berupa Etrat 1240, Etrat NP50, Etrat NP100, dan Etrat 2010, stimulansia anorganik cairan asam sulfat, dan kontrol sebagai perlakuan. Pembaharuan luka dan pemanenan getah dilakukan 5 hari sekali sebanyak 10 kali panen dengan menggunakan pohon contoh sebanyak 20 pohon untuk masingmasing perlakuan. Produktivitas penyadapan kopal tertinggi dihasilkan oleh penggunaan cairan asam sulfat sebesar 9,29 g/quarre/hari, diikuti oleh penggunaan Etrat NP100 sebesar 7,68 g/quarre/hari, dan Etrat 1240 sebesar 7,47 g/quarre/hari. Nilai tambah (keuntungan) yang paling besar yaitu pada penggunaan cairan asam sulfat sebesar Rp.42,39/quarre, sedangkan dari keempat stimulansia organik nilai tambah paling besar yaitu pada Etrat NP100 sebesar Rp.18,86/quarre, diikuti oleh Etrat 1240 sebesar Rp.18,52/quarre. Penggunaan Etrat NP100 memiliki tambah produktivitas kopal yang tertinggi dibanding stimulansia organik lainnya. Akan tetapi Etrat NP100 memiliki harga yang paling mahal, serta belum diproduksi dalam skala besar, sedangkan untuk Etrat 1240 selain harga yang lebih murah juga telah diproduksi dalam skala yang besar sehingga memudahkan dalam pemakaiannya. Penggunaan Etart 1240 juga lebih disarankan karena kandungan etilen yang terdapat didalamnya lebih rendah dibandingkan pada Etrat NP100. Karena etilen selain dapat merangsang pengeluaran lateks, getah juga berfungsi dalam pengaturan pemasakan buah, mematahkan dormansi, serta absisi daun, sehingga lebih aman digunakan Etrat 1240.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectasam sitraten
dc.subjectethylenen
dc.subjectzat pengatur tumbuhen
dc.subjectkopalen
dc.subjectproduktivitasen
dc.titlePengaruh Penggunaan Stimulansia Organik dan Pengatur Zat Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas Penyadapan Kopal di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record