Show simple item record

Karakteristik Tanah dan Lahan untuk Kesesuaian Lahan Ubikayu (Manihot Spp.) di Provinsi Lampung

dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.advisorSutandi, Atang
dc.contributor.authorNurwansyah, Muhamad Adi
dc.date.accessioned2013-01-30T07:29:35Z
dc.date.available2013-01-30T07:29:35Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60092
dc.description.abstractCassava is a crop with another name cassava. Cassava comes from Americas, exactly from Brasil. This plant can be utilized for food, feed and basic materials industries. In general, This species have the potential yield and high starch content, so it is considered the most suitable raw material for bioethanol. The quality of this plant used as raw material for bioethanol can be seen from the production of tubers and starch, so the growing requirements must be considered in order the productivity of cassava plants generated the optimum. This study aims to make the criteria of land suitability for cassava as raw material for bioethanol in Lampung province. The establishment of criteria for land suitability use the Boundary Line Method. Resulted Land suitability criteria Lampung province is compared with the criteria that have been made in Bogor and its surrounding area. This research is a continuation of previous studies. Activities undertaken consisted of field survey and laboratory analysis. Phase of the research include preliminary activities, surveys and field observations, soil and plant analysis in the laboratory, data analysis, determination of land suitability criteria, calibration age for the production of tubers and starch biomass, the model of land suitability criteria for withdrawal limits, and analysis of farming. Results of the studies indicated that the relation level of tubers and starch production and land qualities spread with such particular pattern which is convined with boundary line. The production on classed for S1, S2, and S3 with each class values by 80%, 60% and 28%, where 28% is break event point of productivity. The limit of every classes in the land evaluation criteria for each evaluated land quality could be made by creating a projection from the cutting between the boundary line and the production classes. This land evaluation criteria was an exploration study, based on the specific place and did not evaluate entirely all of the crop requirements. More data from a wider soil agroclimate zone therefore would be greatly appreciated.en
dc.description.abstractUbikayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain singkong atau cassava. Ubikayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brasil. Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar berbagai industri. Secara umum, jenis ubikayu yang memiliki potensi hasil dan kadar pati tinggi, sehingga dianggap paling sesuai untuk bahan baku bioetanol. Kualitas tanaman ini yang dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol dapat dilihat dari produksi umbi dan pati, sehingga persyaratan tumbuh harus diperhatikan agar produktivitas tanaman ubikayu yang dihasilkan menjadi optimum. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membuat kriteria kesesuaian lahan untuk ubikayu di Provinsi Lampung. Penetapan kriteria kesesuaian lahan menggunakan metode penarikan batas Boundary Line Method dan membandingkan kriteria kesesuaian lahan Provinsi Lampung dengan kriteria yang telah dibuat di daerah Bogor dan sekitarnya. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian terdahulu. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari survei lapangan dan analisis laboratorium. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan pendahuluan, survei dan pengamatan lapangan, analisis tanah dan tanaman di laboratorium, analisis data penetapan kriteria kesesuaian lahan, peneraan umur untuk produksi umbi dan biomas pati, model penarikan batas kriteria kesesuaian lahan, dan analisis usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan tingkat produksi umbi dan pati dengan unsur kualitas menyebar dengan pola tertentu yang dibatasi oleh garis luar. Dengan membuat sekat produksi untuk S1, S2, dan S3 masing-masing sebesar 80%, 60%, dan 28%, dimana nilai 28% merupakan batas BEP (titik impas produksi). Batas kriteria kelas kesesuaian lahan untuk setiap kualitas lahan yang dievaluasi dapat dibuat dengan membuat proyeksi dari perpotongan garis batas luar (boundary line) dengan sekat produksi. Kriteria kesesuaian lahan ini dibuat berdasarkan studi eksplorasi di tempat tertentu saja, dan belum semua lingkungan tumbuh tanaman dievaluasi, sehingga perlu dilakukan penambahan data dari lingkungan tumbuh yang lebih luas.
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectCassavaen
dc.subjectLand Suitabilityen
dc.subjectBoundary Line Methoden
dc.titleCharacteristics of Soil and Land Properties for Cassava (Manihot spp.) Land Suitability in Lampung Provinceen
dc.titleKarakteristik Tanah dan Lahan untuk Kesesuaian Lahan Ubikayu (Manihot Spp.) di Provinsi Lampung


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record