Analisis Temperature Heat Index (THI) Dalam Hubungannya Dengan Ruang Terbuka Hijau. (Studi Kasus : Kabupaten Bungo - Propinsi Jambi)
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Temperature Heat Index (THI) atau indeks kenyamanan terhadap wilayah ruang terbuka hijau (RTH) guna menduga luas pertambahan minimal RTH dengan menggunakan penginderaan jauh dan sistem informasi geografis di Kabupaten Bungo, Propinsi Jambi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan tipe penutup lahan mempunyai karakteristik sifat-sifat fisis permukaan seperti konduktifitas thermal dan emisivitas yang dapat mempengaruhi distribusi komponen Temperature Heat Index (THI) pada suatu wilayah. Konversi dari tipe penutup lahan vegetasi dan tubuh air menjadi tipe penutup lahan non vegetasi akan menyebabkan peningkatan suhu udara dan penurunan kelembaban yang pada ahirnya membawa dampak terhadap tingkat kenyamanan pada suatu daerah. Pembangunan dan pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Bungo yang merupakan salah satu daerah otonomi akan semakin terus meningkat. Apabila tidak dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem, maka akan dapat menimbulkan suatu masalah yang membawa dampak terhadap terjadinya perubahan lingkungan. Salah satu contoh perubahan lingkungan adalah meningkatnya suhu udara dan menurunnya kelembaban yang dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman. Hasil estimasi suhu udara berkisar 220C sampai dengan 340C, sedangkan kelembaban udara berkisar 58% sampai dengan 94%. Berdasarkan hasil estimasi, nilai suhu dan kelembaban maka THI untuk Kabupaten Bungo sebesar 19 sampai dengan 35. Hasil nilai THI dengan kisaran 23 – 26 mempunyai luasan yang terbesar sekitar 157.785 Ha. Dari luasan tersebut menunjukan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Bungo masih tergolong dalam kondisi sedang. Daerah kondisi sedang didominasi oleh penutupan lahan tegalan. Perhitungan luas RTH yang diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan suhu udara ini juga didasarkan pada luas penggunaan lahan. Untuk mengimbangi jumlah lahan terbuka yang cukup luas, dengan asumsi lahan terbuka lebih dominan dijadikan sebagai daerah pemukiman, pusat perbelanjaan atau industri. Maka diperlukan penambahan luas RTH minimal secara keseluruhan seluas 17.432 Ha atau sekitar 3,96% dari total luas penutupan lahan. Dengan demikian efek panas pada permukaan dapat dikurangi.