Show simple item record

dc.contributor.advisorSupriyanto
dc.contributor.authorHandayani, Mutia
dc.date.accessioned2013-01-22T03:10:31Z
dc.date.available2013-01-22T03:10:31Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59667
dc.description.abstractPencanangan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) oleh pemerintah meliputi berbagai wilayah dan daerah yang tanahnya mengalami degradasi. Akibat degradasi tersebut sering muncul tanah-tanah subsoil yang tidak subur. Tanah subsoil yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya lapisan topsoil oleh pergerakan air maupun penanaman terus menerus dan pemanenan sehingga tidak dapat menyediakan unsur hara secara cukup dan lengkap bagi pertumbuhan tanaman. Untuk melakukan penanaman di tanah yang kurang subur seperti subsoil maka sebaiknya dipilih tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak persyaratan tempat tumbuh. Salam (Eugenia polyantha. Wight) merupakan salah satu jenis tanaman yang bermanfaat ganda (Multi Purpose Tree Species) dan jenis tanaman seperti ini direkomendasikan untuk program GNRHL menurut SK Menteri Kehutanan tanggal 22 Juli 2004 No.P.02/Menhut-V/2004. Bibit Salam memiliki peluang untuk dikembangkan di lahan terdegradasi karena memiliki sifat yang cukup menguntungkan yaitu tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang tinggi. Oleh karena itu pengetahuan mengenai budidaya Salam untuk menghasilkan bibit yang bermutu sangat diperlukan, untuk menambah khasanah kekayaan pengetahuan Silvikultur dan membantu mengembangkan sektor kehutanan. Untuk dapat mempercepat pertumbuhan bibit di persemaian yang menggunakan subsoil maka dilakukan pengujian dosis pupuk NPK dan media tumbuh yang ditambah kompos pada berbagai komposisi. Dengan dibantu oleh pemupukan diharapkan tanaman Salam dapat tumbuh dengan baik sehingga kondisi tanah yang terdegradasi dapat diperbaiki dan produktivitas lahan pun kembali meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan semai Salam (Eugenia polyantha. Wight) terhadap pemberian pupuk NPK dalam berbagai dosis yang berbeda pada media campuran subsoil dengan kompos dalam berbagai kombinasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dosis pupuk NPK yang sesuai untuk pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyantha. Wight) dan informasi mengenai kombinasi media tumbuh yang terbaik antara subsoil dan kompos, sehingga tanaman Salam dapat dibudidayakan secara baik. Benih Salam (Eugenia polyantha) yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari benih pohon unggul Salam (Eugenia polyantha) pohon plus No. M 06 di CIFOR. Sebelum disemai, buah Salam terlebih dahulu diekstraksi untuk memisahkan antara biji dan daging buah, kemudian biji yang diperoleh ditanam di bak persemaian. Setelah bibit berusia 2 bulan dan mulai berkayu bibit disapih dan ditanam di polybag. Pupuk NPK yang digunakan adalah pupuk NPK 16-16-16 dengan konsentrasi sebesar 0 ppm, 30 ppm, 60 ppm, 90 ppm dan 120 ppm/L. Cara membuatnya adalah pupuk NPK ditimbang dengan timbangan analitik Ohauss sehingga diperoleh dosis yang diperlukan, yaitu 30 mg, 60 mg, 90 mg, dan 120 mg, kemudian masing-masing pupuk dilarutkan dalam air 1L. Sebelum pupuk diaplikasikan ke tanaman dilakukan uji coba pendahuluan. Aplikasi pupuk dilakukan 2 pekan sekali, pada sore hari setelah pengukuran untuk mencegah penguapan yang berlebihan dibandingkan jika dilakukan pada siang hari. Dosis siram pupuk per polybag adalah 50 ml. Parameter yang diukur adalah tinggi dan diameter tanaman dan dilakukan 2 pekan sekali dengan menggunakan kaliper serta penggaris, sedangkan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman pada sore hari, penyemprotan insektisida dan pencabutan gulma. Pemanenan tanaman dilakukan dengan cara merobek polybag kemudian memisahkan tanaman dengan tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Pola Faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor yang pertama adalah faktor konsentrasi pupuk NPK yang terdiri atas lima taraf, yaitu: 0 ppm (D1), 30 ppm (D2), 60 ppm (D3), 90 ppm (D4) dan 120 ppm (D5), sedangkan faktor yang kedua adalah faktor media tanam yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: media subsoil (M1), media subsoil campur kompos 10% (M2) dan media subsoil campur kompos 20% (M3). Berdasarkan hasil uji Duncan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap diameter pada perlakuan 90 ppm (D4) dan vigor semai. Pada berat kering pucuk dan berat kering total dosis pupuk NPK 0 ppm (D1) memberikan pengaruh paling nyata artinya bibit Salam tanpa penambahan pupuk NPK sudah dapat tumbuh dengan baik. Hal ini justru merupakan hasil yang positif karena sangat menguntungkan dalam penerapan di lapangan. Kemasaman media tanam juga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan bibit Salam. Jika tanah semakin masam, maka mobilitas unsur NPK semakin rendah padahal unsur ini sangat dibutuhkan, sehingga suplai ke tanaman juga akan sulit dan menyebabkan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Berdasarkan hasil uji Duncan media berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit Salam. Dari 11 parameter yang diamati, terdapat 10 parameter yang memberikan respon positif terhadap perlakuan dan hanya 1 parameter yang memberikan respon negatif. Secara umum, media subsoil campur kompos 20 % (M3) memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik. Semakin tinggi kadar kompos dalam media tanam, nilai pertumbuhan diameter juga semakin tinggi. Berdasarkan hasil uji Duncan kombinasi perlakuan dosis pupuk NPK 0 ppm dengan media tanam subsoil campur kompos 30 % (D1M3) memberikan hasil pertumbuhan bibit Salam yang terbaik. Dengan demikian, pemberian kompos (M3) sudah cukup membantu pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyantha. Wight). Berdasarkan penilaian mutu bibit dapat disimpulkan bahwa semakin besar jumlah kompos yang diberikan semakin baik pula pertumbuhan bibitnya. Selain itu tanpa pupuk NPK bibit Salam dapat tumbuh dengan baik. Penambahan pupuk justru berefek negatif karena tanah yang digunakan adalah tanah subsoil yang bersifat masam dan ketersediaan unsur haranya terbatas karena sebagian besar berada dalam keadaan terikat, bukan tersedia, sehingga ketika ditambahkan pupuk NPK maka tingkat kemasaman tanah bertambah (Lampiran 24). Dalam kondisi demikian unsur hara makro menjadi terikat sehingga sulit untuk diserap tanaman. Disamping itu, ketika memupuk dengan pupuk anorganik (NPK) unsur hara yang terkandung didalamnya akan segera diserap oleh tanaman atau bibit sehingga ketika kekurangan harus ditambahkan kembali. Untuk itu dalam pembibitan Salam jika menggunakan tanah subsoil harus ditambahkan bahan organik seperti kompos sebanyak 20%.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Salam (Eugenia polyantha. Wight)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record