Show simple item record

dc.contributor.advisorMugnisjah, Wahju Qamara
dc.contributor.authorWidyanti, Ramanda
dc.date.accessioned2012-12-18T07:54:08Z
dc.date.available2012-12-18T07:54:08Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58875
dc.description.abstractJalan sebagai bagian dari lanskap kota turut serta dalam memperlancar fungsi dan aktivitas suatu kota. Idealnya, setiap jalan raya di kawasan kota memiliki lanskap jalan yang bertujuan mendukung aktivitas pengguna jalan. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alam seperti bentuk topografi lahan maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Lanskap jalan berperan penting dalam membangun karakter lingkungan, spasial, dan visual agar dapat memberikan suatu identitas perkotaan. Tanaman, khususnya pohon, lebih berperan penting dalam memperbaiki kualitas lingkungan dan estetika lanskap jalan jika dibandingkan dengan elemen perkerasan. Tanaman pada lanskap jalan berfungsi sebagai pengontrol pandangan, pembatas fisik, pengendali iklim, pencegah erosi, habitat satwa, dan estetika. Oleh karena itu, agar kualitas lingkungan dan estetika lanskap jalan dapat terjaga keberlanjutannya, penetapan jenis dan jumlah, penataan, penggunaan, serta pemeliharaan tanaman, khususnya pohon harus disesuaikan dengan kondisi fisik lanskap jalan. Kurangnya jumlah, jenis, dan pemeliharaan pohon lanskap jalan merupakan masalah yang paling berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna jalan dan warga di Jalan Kapten Muslihat--Terminal Laladon. Masalah tersebut menyebabkan para pengguna jalan merasa tidak nyaman dalam beraktivitas karena kondisi jalan yang panas dan tingkat polusi yang tinggi. Masalah ini juga menyebabkan warga yang bermukim di sekitar jalan sering merasa terganggu dengan adanya suara bising yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Selain itu, sebagian besar pohon pada area tersebut telah merusak fasilitas serta utilitas jalan dan banyak di antaranya yang rusak morfologinya akibat kurangnya pemeliharaan. Kerusakan struktur morfologi pohon dapat disebabkan oleh serangan hama dan penyakit atau vandalisme akibat tangan manusia. Evaluasi fungsi dan struktur pohon lanskap jalan merupakan salah satu solusi yang dianggap cukup efektif dalam mengurangi hingga mengeliminasi masalah tersebut. Hasil dari evaluasi fungsi dan struktur pohon ini selanjutnya dianalisis dan disintesis yang pada akhirnya menghasilkan suatu rekomendasi yang merupakan solusi alternatif dalam mengoptimalkan kembali fungsi pohon dan memperbaiki struktur pohon sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan keberlanjutan lanskap jalan. Proses penilaian fungsi pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi sembilan aspek, yaitu fungsi pengarah, fungsi pembatas, fungsi peneduh, fungsi kontrol angin, fungsi kontrol bunyi, fungsi kontrol cahaya, fungsi kontrol polusi, fungsi konservasi, dan fungsi pemberi identitas, sesuai dengan kriteria fungsi pohon lanskap jalan menurut para pakar lanskap jalan. Hasil penilaian fungsi ini terdiri atas empat kategori, yaitu buruk, sedang, baik, dan sangat baik sesuai dengan persentase pemenuhan kriteria yang diperoleh. Proses penilaian struktur pohon dilakukan dengan menggunakan pendekatan fisiognomi tanaman. Fisiognomi tanaman merupakan satu dari lima tingkatan struktur tanaman. Penilaian fisiognomi tanaman dilakukan melalui pengamatan terhadap bentuk tajuk, diameter batang, tinggi, dan kerusakan pohon yang dapat disebabkan oleh serangan hama/penyakit tanaman dan aktivitas manusia. Pengamatan tinggi dilakukan melalui pengukuran tinggi pohon yang kemudian diklasifikasikan ke dalam kelas T1 (rendah), T2 (sedang), dan T3 (tinggi) berdasarkan ketinggiannya. Pohon dikatakan rendah apabila ketinggiannya ≤ 6 m, sedang apabila ketinggiannya 6 – 12 m, dan tinggi apabila ketinggiannya ≥ 12 m. Selain itu, pengukuran tinggi pohon juga bertujuan mengetahui apakah ketinggian pohon tidak melebihi tinggi kabel listrik seperti yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Pengamatan diameter dilakukan melalui pengukuran diameter pohon setinggi rata-rata dada orang dewasa. Hasil pengukuran diameter pohon ini kemudian diklasifikasikan ke dalam kelas D1 (semai), D2 (tiang/kecil), D3 (hampir dewasa/sedang), dan D4 (dewasa/besar). Tanaman dikatakan semai apabila diameternya < 10 cm, tiang/kecil apabila diameternya antara 10 – 30 cm, hampir dewasa/sedang apabila diameternya antara 30 – 60 cm, dan dewasa/besar apabila diameternya ≥ 60 cm. Penilaian ini dilakukan terhadap 129 pohon yang dipilih secara acak dari total 341 pohon pada lanskap Jalan Kapten Muslihat-- Terminal Laladon, yang terbagi dalam enam segmen (Segmen I-VI). Hasil penilaian setiap fungsi pohon pada seluruh segmen jalan adalah 56,67% (kategori sedang) untuk fungsi pengarah; 70,83% (kategori baik) untuk fungsi pembatas; 57,74% (kategori sedang) untuk fungsi peneduh; 77,78% (kategori baik) untuk fungsi kontrol angin; 51,79% (kategori sedang) untuk fungsi kontrol bunyi; 76,39% (kategori baik) untuk fungsi kontrol cahaya; 71,53% (kategori baik) untuk fungsi kontrol polusi; 60,83% (kategori baik) untuk fungsi konservasi; 34,72% (kategori buruk) untuk fungsi pemberi identitas. Sementara hasil penilaian fungsi pohon pada setiap segmen jalan menunjukan seluruh fungsi pada Segmen I sebesar 82,71% (kategori sangat baik), Segmen II sebesar 77,57% (kategori baik), Segmen III sebesar 50,88% (kategori sedang), Segmen IV sebesar 59,54% (kategori sedang), Segmen V sebesar 44,22% (kategori sedang), dan Segmen VI sebesar 57,28% (kategori sedang). Hal ini terjadi karena penanaman pohon lanskap jalan lebih banyak terdapat di Segmen V dan VI. Sebagian besar pohon pada Jalan Kapten Muslihat--Terminal Laladon memiliki tajuk berbentuk dome (menyerupai kubah), yaitu sebesar 60,47% dari 129 pohon, sementara itu pohon dengan bentuk tajuk oval sebesar 32,56%, tajuk rounded (bulat) sebesar 5,43%, tajuk vertikal 2,33%, dan tajuk irregular sebesar 0,78%. Selain itu, data hasil pengukuran tinggi pohon menunjukkan sebesar 27,13% masih berada pada tingkat rendah, 43,41% berada pada tingkat sedang, dan 29,46% berada pada tingkat yang tinggi atau merupakan pohon dewasa. Hasil pengukuran diameter batang pohon menunjukkan sebesar 14,73% berada pada tingkat semai, 47,29% berukuran diameter kecil atau masih berada pada tingkat tiang, 25,58% berukuran diameter sedang, dan 12,40% berukuran diameter besar atau merupakan pohon dewasa. Sementara itu, hasil penilaian kerusakan pohon menunjukkan bahwa sebagian besar pohon mengalami kerusakan ringan, yaitu sebesar 49,61%. Pohon yang sehat sebesar 31,01%, pohon yang mengalami kerusakan sedang sebesar 19,38%, dan tidak ditemukan adanya pohon dengan kerusakan berat. Sebagian besar tipe kerusakan pohon adalah kanker. Secara umum, fungsi penanaman lanskap Jalan Kapten Muslihat -- Terminal Laladon sudah terpenuhi dengan baik, tetapi belum dapat berfungsi optimal. Hal ini terjadi karena penanaman tanaman yang kurang memperhatikan kesatuan tema penanaman dan kurang merata. Oleh karena itu, penambahan jumlah dan jenis tanaman perlu dilakukan untuk lebih mengoptimalkan fungsi lanskap jalan. Tanaman yang dipilih harus yang sesuai dengan kriteria tanaman untuk penanaman lanskap jalan seperti yang telah direkomendasikan. Selain itu, pemilihan tanaman juga harus memperhatikan kondisi fisik lingkungan dan tata letaknya pada lanskap jalan. Pemeliharaan tanaman lanskap jalan juga harus dilakukan untuk menjamin keselamatan pengguna di samping menjaga keberlanjutan lingkungan lanskap jalan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleEvaluasi Fungsi dan Struktur Pohon pada Lanskap Jalan Kapten Muslihat -- Terminal Laladon, Bogoren


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record