Show simple item record

dc.contributor.advisorSadiyo, Sucahyo
dc.contributor.authorApriliana, Fetri
dc.date.accessioned2012-11-01T03:48:57Z
dc.date.available2012-11-01T03:48:57Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58285
dc.description.abstractKeterbatasan pasokan kayu dari hutan alam menyebabkan konsumen beralih pada kayu yang berasal dari hutan rakyat untuk dapat memenuhi kebutuhan kayu sebagai bahan baku struktural. Pada umumnya kayu yang dihasilkan dari hutan rakyat saat ini belum merupakan produk yang efisien sebagai komponen struktural. Untuk itu dibutuhkan teknologi untuk menghasilkan produk kayu struktural berkualitas tinggi. Salah satunya adalah teknologi pembuatan Cross Laminated Timber (CLT). CLT merupakan produk rekayasa kayu yang dibentuk dengan cara menyusun sejumlah lapisan papan kayu yang dikenal sebagai lamina secara bersilangan satu sama lainnya dan kemudian direkatkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 hingga Januari 2012 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Biokomposit, dan Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Sampel dibuat dengan perlakuan tiga kombinasi tebal lamina dan lima orientasi sudut lamina tengah masing-masing sebanyak tiga kali ulangan. Lamina-lamina tersebut disusun dan direkatkan dengan perekat isosianat menggunakan double spreed dengan berat labur sebesar 280 g/m². Pengujian yang dilakukan berdasarkan standar ASTM D-143:2005 dan Japanese Agricultural Standard for Glued Laminated Timber Notification No. 234 tahun 2003 (JPIC 2003). Proses pengempaan dilakukan dengan menggunakan kempa dingin selama ± 3 jam dan tekanan kempa sekitar 10 kg/m². Berdasarkan hasil penelitian kerapatan dan kadar air panel CLT dari kayu sengon tidak dipengaruhi oleh faktor kombinasi tebal, orientasi sudut lamina ataupun interaksi keduanya. Delaminasi air dingin ataupun air mendidih tidak dipengaruhi oleh ketebalan lamina, orientasi sudut, ataupun interaksi keduanya. Rata-rata nilai delaminasi perendaman air dingin (0,14%) memenuhi standar JAS 234:2003, akan tetapi untuk delaminasi air panas (15,88%) belum memenuhi standar tersebut. Modulus elastisitas (MOE) panel CLT dari kayu sengon hanya dipengaruhi oleh kombinasi tebal lamina. Susut dan pengembangan volume panel CLT yang dihasilkan ternyata hanya dipengaruhi oleh faktor orientasi sudut lamina. Kombinasi ketebalan lamina dan juga orientasi sudut lamina mempengaruhi nilai keteguhan geser rekat dan keteguhan tekan sejajar serat panel CLT dari kayu sengon. Interaksi antara kombinasi ketebalan lamina dengan orientasi sudut lamina mempengaruhi modulus patah (MOR) panel CLT dari kayu sengon.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectsengonen
dc.subjectorientasi sudut laminaen
dc.subjectkombinasi tebal laminaen
dc.subjectCross laminated timberen
dc.titlePengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record