Show simple item record

dc.contributor.advisorSuryana, Jajang
dc.contributor.authorOctara, Rama
dc.date.accessioned2012-10-09T02:50:52Z
dc.date.available2012-10-09T02:50:52Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57730
dc.description.abstractJumlah ketersedian kayu berkualitas tinggi pada saat ini semakin sedikit. Departemen Kehutanan mencatat bahwa produksi kayu bulat di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 31,98 juta m3, sedangkan kebutuhan kayu bulat pada tahun yang sama mencapai 46,32 juta m3. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk menghasilkan bahan baku alternatif pengganti kayu yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Bambu merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai daur yang relatif pendek (3-4 tahun). Selain itu, bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup menjanjikan sebagai bahan penunjang kayu atau bahan pengganti kayu. Masalah yang timbul dalam pemanfaatan bambu adalah keterbatasan bentuk dan dimensinya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat secara umum dan meningkatkan nilai tambah bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jarak sambung dan perekat terhadap sifat fisis dan mekanis bambu lapis serta memperoleh informasi bambu lapis terbaik sebagai bahan subtitusi kayu lapis. Penelitian ini menggunakan bambu tali yang diberikan perlakuan sambungan ujung serta perekat PVAc dan Epoxy untuk menghasilan bambu lapis. Faktor sambungan dan perekat dijadikan sebagai perlakuan. Produk yang dihasilkan berupa bambu lapis dengan tiga lapisan finir bambu. Pengujian produk meliputi sifat fisis dan mekanis, masing-masing mengacu pada SNI 01-5008.2- 2000. Sifat fisis bambu lapis meliputi kadar air, kerapatan, serta pengembangan dan penyusutan dimensi. Nilai rata-rata kadar air dan kerapatan berturut-turut 10,81% dan 0,72 g/cm3. Nilai rata-rata pengembangan dan penyusutan dimensi berturut-turut 0,61% (panjang); 0,67% (lebar); 5,17% (tebal) dan 0.21% (panjang); 0,33% (lebar); 5,13% (tebal). Sifat mekanis bambu lapis meliputi nilai MOE, MOR, dan keteguhan rekat. Nilai rata-rata MOE dan MOR berturut-turut 53.045,75 kg/cm² (sejajar lapisan permukaan); 22.100,84 kg/cm² (sejajar inti) dan 369,67 kg/cm2 (sejajar lapisan permukaan); 345,64 kg/cm2 (sejajar inti). Nilai rata-rata keteguhan rekat sebesar 14,88 kg/cm2 (sejajar permukaan) dan 7,74 kg/cm2 (sejajar inti). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sambungan pada bambu lapis pada umumnya memenuhi SNI 01-5008.2-2000 tentang Kayu Lapis Penggunaan Umum dan SNI 01-5008.7-1999 tentang Kayu Lapis Struktural. Penggunaan bambu untuk keperluan bahan bambu lapis memiliki potensi untuk dapat mensubstitusi kayu untuk keperluan kayu lapis.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectMechanical Propertyen
dc.subjectGigantochloa robustaen
dc.subjectGigantochloa verticillataen
dc.subjectBambooen
dc.titleSifat Fisis dan Mekanis Bambu Lapis dari Bambu Tali (Gigantochloa apus (J. A. & J. H. Schultes) Kurz) dengan Perlakuan Perbedaan Jarak Sambungan dan Jenis Perekaten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record