Show simple item record

dc.contributor.advisorSitorus, Santun R.P.
dc.contributor.advisorPanuju,Dyah Retno
dc.contributor.authorWidodo, Bima Wahyu
dc.date.accessioned2012-09-17T02:24:14Z
dc.date.available2012-09-17T02:24:14Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57218
dc.description.abstractThe agricultural area extensi now a days is widely performed without prior study of comparatives and competitive advantages neither potency of agricultural land resources. Agriculture as a strategic sector domestic economy and a source of foreign exchange are important to promote the growth of economic sectors. Food crops are considerably potential in Lampung province. This study aims: (1) to know food crop basis having a comparative and competitive advantages in Lampung province. (2) to evaluate land suitability of the commodities. (3) to analyze the relationship between the basis index and its land suitability. (4) to arrange the development of basis commodity. Method utilized in identifying the comparative advantage based on Location Quotient (LQ) concept. The competitive advantage identified by using differentials shift (DS) of shift share analysis. Land suitability evaluation was performed by matching actual characteristics of the land to criteria developed by United States Department of Agriculture (USDA). The results showed that the commodity mostly cultivated in West Lampung district were sweet potato, lowland rice and upland rice. In East Lampung district the basis commodity was corn, while in Central Lampung district was cassava and in North Lampung district were upland rice, peanuts, sweet potatoe, mungbean, cassava and soybean. In Way Kanan district it was sweet potato; in City of Bandar Lampung it was sweet potato; In Metro city there were lowland rice and mungbean; In Tanggamus and Pringsewu districts were soybean, sweet potatoe, lowland rice, mungbean and peanut; In South Lampung and Pesawaran districts there were corn and lowland rice. Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat and Mesuji district did not have any basis crops. Nevertheless they still had 2 potential crop, i.e. cassava and lowland rice. Both commodities were considerably worthy to be developed. The actual land suitability for crop basis were as follow: Lowland rice mainly was cultivated on not suitable (N) land in West Lampung (75,5%), Tanggamus and Pringsewu (74%), South Lampung Selatan and Pesawaran (58%) district (75%) and the marginally suitable (S3) land in Metro city; Upland rice was mainly cultivated on adequately suitable (S2) land in North Lampung district (59%); Cassava mainly cultivated on marginally suitable (S3) land in Central Lampung (75%) and North Lampung District (87%); Sweet potato was mainly cultivated on marginally suitable (S3) land in North Lampung (87%) and Way Kanan district (83,5%) and not suitable (N) in West Lampung district (59%); Corn was mainly cultivated on adequately suitable (S2) land of East Lampung (39%), South Lampung and Pesawaran district (40%); Soybeans and peanuts mainly cultivated on adequately suitable (S2) land in Lampung Utara district (59%); mungbeans were mainly cultivated in marginally suitable (S3) land in Metro city (90,5%) and adequately suitable (S2) land in North Lampung district (59%). Lowland rice was widely grown adequately suitable land in most districts. Upland rice was intensively developed on very suitable land and not suitable land in West Lampung district. Corn was widely grown on adequately suitable land in North Lampung district and developed intensively on very suitable and not suitable land in West Lampung district. Cassava was cultivated on a large area and growing continuously with high production growth on marginally suitable land in Central Lampung and North Lampung district. Sweet potato was grown widely on adequately suitable land in Bandar Lampung city. Soybean was developed intensively on adequately suitable land in North Lampung district. The development of lowland rice is primaryly in Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat and Mesuji district (51.563 ha). Upland rice is suggested in North Lampung district (58.646 ha); Corn is recommended in East Lampung (72.607 ha), South Lampung and Pesawaran district (70.579 ha); Cassava is in Central Lampung (130.902 ha), Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat and Mesuji district (160.267 ha); Sweet potato is in Way Kanan district (57.817 ha); Soybean is in Pringsewu and Tanggamus district (63.933 ha). The not suitable agriculture area is recommended for conservation area. Intensification of agriculture is required to increase crop production.en
dc.description.abstractPengembangan wilayah pertanian saat ini banyak dilakukan tanpa penelitian terlebih dahulu dari keunggulan komparatif, kompetitif dan potensi sumberdaya lahan pertanian. Pertanian sebagai salah satu sektor strategis dalam pengembangan ekonomi domestik dan sumber devisa, berperan penting dalam upaya mendorong pertumbuhan sektor ekonomi. Tanaman pangan memiliki potensi yang cukup besar di Provinsi Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui komoditas basis tanaman pangan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di Provinsi Lampung. (2) Evaluasi kesesuaian lahan komoditas basis. (3) Menganalisis hubungan antara basis komoditas dengan kesesuaian lahan. (4) Menyusun arahan pengembangan komoditas basis. Metode penelitian yang digunakan dalam mengidentifikasi keunggulan komparatif adalah perhitungan Location Quotient (LQ). Identifikasi keunggulan kompetitif dengan menggunakan Komponen Differential Shift (DS). Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan membandingkan karakteristik tanah dengan kriteria tumbuh tanaman. Analisis korelasi digunakan untuk menganalisis keterkaitan antara basis komoditas dan tingkat kesesuaian lahan. Sedangkan arah pengembangan ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai analisis sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan komoditas basis tanaman pangan di Kabupaten Lampung Barat adalah ubi jalar, padi sawah dan padi ladang. Kabupaten Lampung Timur adalah jagung. Kabupaten Lampung Tengah adalah singkong. Kabupaten Lampung Utara adalah padi ladang, kacang tanah, ubi jalar, kacang hijau, ubi kayu dan kedelai. Kabupaten Way Kanan adalah ubi jalar. Kota Bandar Lampung adalah ubi jalar. Kota Metro adalah padi sawah dan kacang hijau. Kabupaten Tanggamus dan Pringsewu kedelai, ubi jalar, padi sawah, kacang hijau dan kacang tanah. Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran adalah jagung dan padi sawah. Kabupaten Tulangbawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji tidak memiliki komoditas basis, akan tetapi masih memiliki 2 jenis tanaman yang memiliki keunggulan komparatif yaitu singkong dan padi sawah. Kedua komoditas tersebut layak dipertimbangkan untuk dikembangkan. Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman komoditas basis yaitu: untuk padi sawah sebagian besar terdiri dari lahan tidak sesuai (N) yaitu di Kabupaten Lampung Barat (75,5%), Kabupaten Tanggamus dan Pringsewu (74%), Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran (58%) serta lahan sesuai marjinal (S3) di Kota Metro (75%). Untuk padi ladang sebagian besar terdiri dari lahan cukup sesuai (S2) di Kabupaten Lampung Utara (59%). Untuk ubi kayu sebagian besar terdiri dari lahan sesuai marjinal yaitu di Kabupaten Lampung Tengah (75%) dan Kabupaten Lampung Utara (87%). Untuk ubi jalar sebagian besar terdiri dari lahan sesuai marjinal yaitu di Kabupaten Lampung Utara (87%) dan Kabupaten Way Kanan (83,5%) serta lahan tidak sesuai di Kabupaten Lampung Barat (59%). Untuk jagung sebagian besar terdiri dari lahan cukup sesuai yaitu di Kabupaten Lampung Timur (39%), Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran (40%). Untuk kedelai dan kacang tanah sebagian besar terdiri dari lahan cukup sesuai di Kabupaten Lampung Utara (59%). Untuk kacang hijau sebagian besar terdiri dari lahan sesuai marjinal di Kota Metro (90,5%) dan cukup sesuai (S2) di Kabupaten Lampung Utara (59%). Tanaman padi sawah banyak ditanam di lahan yang cukup sesuai di sebagian besar kabupaten. Tanaman padi ladang secara intensif dikembangkan pada lahan yang sangat sesuai dan tidak sesuai di Kabupaten Lampung Barat. Tanaman Jagung banyak ditanam di tanah yang cukup sesuai di Kabupaten Lampung Utara dan dikembangkan secara intensif pada lahan yang sangat sesuai dan tidak sesuai di Kabupaten Lampung Barat. Tanaman singkong ditanam di area yang luas dengan pertumbuhan produksi yang tinggi dan banyak ditanam di lahan yang sesuai marjinal di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Utara. Tanaman ubi jalar yang ditanam secara luas di lahan cukup sesuai di Kota Bandar Lampung. Tanaman kedelai dikembangkan secara intensif pada lahan cukup sesuai di Lampung Utara Kabupaten. Pengembangan tanaman padi sawah terutama disarankan di Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji (51.563 ha). Sedangkan tanaman padi ladang di Kabupaten Lampung Utara (58.646 ha). Tanaman jagung disarankan diusahakan di Kabupaten Lampung Timur (72.607 ha), Lampung Selatan dan Pesawaran (70.579 ha). Tanaman ubi kayu sebaiknya diusahakan di Kabupaten Lampung Tengah (130.902 ha), Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji (160.267 ha). Tanaman ubi jalar direkomendasikan ditanam di Kabupaten Way Kanan (57.817 ha) dan tanaman kedelai di Kabupaten Pringsewu dan Tanggamus (63.933 ha). Kawasan budidaya pertanian pada kategori tidak sesuai disarankan digunakan sebagai kawasan konservasi. Perlu dilakuan intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi tanaman.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectLand suitability evaluationen
dc.subjectDifferential Shiften
dc.subjectLQen
dc.subjectThe base of Foodcrops Commoditiesen
dc.titleIdentifikasi Komoditas Basis Tanaman Pangan dan Arahan Pengembangannya di Provinsi Lampungen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record