Show simple item record

Kajian Elongasi dan Aklimatisasi Pada Kultur In Vitro Aquilaria beccarialla van Tiegh

dc.contributor.advisorSandra, Edhi
dc.contributor.advisorMulyono, Daru
dc.contributor.authorYusuf Sigit AF
dc.date.accessioned2012-09-04T07:30:55Z
dc.date.available2012-09-04T07:30:55Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56938
dc.description.abstractThe world's demand of eagiell'ood and its derivate product since 1970's. Based on BPS (2000) in Asgarin (2002), Indonesian export have reached a peak in 2000 in a number of 456 tons, with the production value is US$ 2.2.00.000, then in the 2000-2002 have decreased significantly until 30 tons with the total of production US $ 600.000 With a decrease of export capacity of eaglewood bring a new fact that in Indonesia for its density only <I tree per hectare, Soehartono and Mardiastuti (2003). In 2004, the CITES Commission have stated for trees that produce Gaharu genus Aquilaria and Gyrinops sp as a plant is Appendix Il on CITES. The sustainaiJle effort to keep gaharu with ex situ method have been done, but there are some obstacles on implementation. In vitro kulture is one of the alternative method for fasten the recovery of Gaharu population in nature. This research is aim to get the elongation method and optimal acclimatization for in vitro kulture with adding combination of auksin and sitokinin. The time and location of this research is in Agroindustrial Technology and Biotechnology Laboratory, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi since September 2006- September 2007. The tool and material is tissue culture equipment. And for the research metodology have divided into 2 categories; elogation and acclimatization. For the basic arrangement on elogasi research is using Factorial Arrangement with a basic arrangement for random complicated arrangement. Beside acclimatization is using Factorial Arrangement with basic arrangement of random group arrangement. The making decision with variation analysis and continued with Duncan's trial. The result research of elongation with some step method : choose basic materialsterilization- inisiasi-elongasi. The combination of IBA 0.1 mg/l and BAP 0.05 mg/l is the best combination on increasing high and a number of segment A . beccarialla on the 8th week with the average result of Duncan's is 1.70 cm and the average amount is 6.4 segments. The combination and stage is predicted for the mechanism of lBA and BAP is more effective than the other sample. Whereas the combination of IBA 0 mg/I and BAP 0.03 mg/I gives a good response for the shoot increasing A. beccarialla in 8th week with the average of Duncan's is 1.9091. it predicted that the mechanism ofIBA and kinetin is not effective for the growing or increasing segment. Santosa et al (1993) in Maulida (2004) stated that BAP is consider to push mutiplication than kinetin. While kinetin is consider to be more fasten for the induction, where as for the appropriate usage is the ZPT is a border factor for the plant species, wattimena (1992). The result of acclimatization have gotten by these method such as: hardening-planlet sterilization- give the ZPT -planting-incubation. Using 55% of shadding is better than using shadding for 75%,.en
dc.description.abstractPermintaan pasar dunia terhadap gahanl dan produk turunannya dimulai sejak tahun I 970-an. Menurut sumber BPS, (2000) dalam Asgarin (2002), ekspor gahanl Indonesia mcncapai puncaknya pada talum 2000 sebesar 456 ton dengan nilai produksi US $ 2.200.000 kemudian pada tahun 2000-2002 mengalami penurunan yang sangat drastis hingga mencapai 30 ton dengan nilai produksi US $ 600.000. Seiring dengan menunmnya kapasitas ekspor gaharu temyata kepadatan populasi gaharu alam di Indonesia hanya tinggal < 1 pohon per hektar, (Soehartono dan Mardiastuti 2003). Sehingga pada tahun 2004 Komisi CITES telah menetapkan pohon penghasil gaharu genus Aquilaria sp dan Gyrinops sp masuk sebagai tumbuhan dalam Appendix Jl CITES. Upaya pelestarian gaharu secara ex situ telah banyak dilakukan tetapi masih banyak kendala yang dihadapi. Perbanyakan melalui kultur in vitro gaharu merupakan salah satu cara altematif untuk mempercepat pemulihan populasi gaharu alam. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya metode elongasi dan aklimatisasi yang optimal pada kultur in vitro dengan penambahan kombinasi zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Lokasi dan waktu penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Agroindustri dan B ioteknologi , Badan Pengkaj ian dan Penerapan Teknologi dari bulan September 2006 - September 2007. Bahan dan alat yang digunakan adalah peralatan laboratorium kultur jaringan beserta perlengkapannya. Sedangkan metode penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua kegiatan yaitu elongasi dan aklimatisasi. Rancangan percobaan pada penelitian elongasi menggunakan rancangan faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok. Sedangkan pada penelitian aklimattisasi menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok. Pengambilan keputusan dilakukan dengan anal isis ragam yang dilanjutkan dengan uji Duncan's. Hasil penelitian elongasi diperoleh tahapan metode sebagai berikut : pemilihan bahan induk - sterilisasi - inisiasi - elongasi. Kombinasi IBA 0, I mgll dan BAP 0,05 mgtl merupakan kombinasi yang paling optimal dalam peningkatan tinggi dan jumlah ruas A. beccarialla pada minggu ke-8 dengan tinggi rata-rata hasil uji Duncan's sebesar 1,700 cm dan jumlah ruas rata-rata sebesar 6,400 ruas. Pada kombinasi dan taraf ini diduga mekanisme kerja IBA dan BAP paling efektif dibanding perlakllan yang lain. Sedangkan kombinasi fBA 0 mgll dan BAP 0,03 mgll mem berikan hasiI yang paling optimal terhadap peningkatan jumlah tunas A. beccarialla pada minggu ke-8 dengan rata-rata uji Duncan's sebesar 1,9091 tunas. Hal ini diduga mekanisme kerja IBA dan kinetin kurang efektif terhadap pertambahan tinggi maupun pertambahan jumlah ruas. Santosa et af. ( 1993) dalam Maulida (2004), menyatakan bahwa BAP lebih cenderung merangsang multiplikasi tunas dibanding kinetin. Sedangkan kinetin lebih cenderung mempercepat indllksi tunas. Selain itu kesesuian pemakaian zat pengatur tumbuh juga merupakan faktor pembatas bagi spesies tanaman, (Wattimena 1992).
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectAquilaria beccarianaen
dc.subjectelongationen
dc.subjectacclimatizationen
dc.subjectshaddingen
dc.subjectauksin and sitokininen
dc.titleELONGATION AND ACCLIMATIZATION STUDY OF Aquilaria beccariana van Tiegh WITH IN VITRO CULTUREen
dc.titleKajian Elongasi dan Aklimatisasi Pada Kultur In Vitro Aquilaria beccarialla van Tiegh


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record