Show simple item record

Biologi Larva Boktor (Xystrocera festiva Pascoe) dalam Makanan Buatan (Artificial Diet) dengan Bahan Dasar Serbuk Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria)

dc.contributor.advisorSiregar, U1fah Juniarti
dc.contributor.advisorHaneda, Noor Farikhah
dc.contributor.authorLakapu, Baveriana
dc.date.accessioned2012-09-03T08:17:25Z
dc.date.available2012-09-03T08:17:25Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56881
dc.description.abstractThe constraints faced in the development of sengon plantation forest is that if the sengon trees are planted in monoculture condition, they are very susceptible to boktor (Xystrocera festiva) pest attack. During larvae stadium, boktor pest, in search for food, will bore sengon tree stem. This boktor larvae activity causes damage on sengon trees, and even could cause death of the sengon plants. Various efforts to control this pest have been conducted, although the results are still not effective yet. This phenomenon was related with lack of knowledge concerning the boktor larvae, because activities of this larvae occured in the inside parts of sengon trees, which made them difficult to be observed directly in the field. Therefore, observation in the laboratory will help providing information on the biology of boktor pest, which comprise growth, life cycle, and feeding behavior. Artificial diet is an artificial food consisting of natural ingredients and chemicals with certain amount of dosage as a substitute for host plant for boktor larvae, to allow easy observation in laboratory. Materials used in this research was sengon wood powder comprising those of Banjarnegara provenance in sick condition, Banjamegara provenance in healthy condition, Solomon provenance in sick condition, Solomon provenance in healthy condition (each of them has undergone process of freeze dry), yeast extract, streptomycin, sucrose, agar, aquadest, ascorbic acid (vitamin C), benzoate, vitamin B, NaCl, dolomite, olive oil and small size boktor larvae (1.5 - 2.3 cm). The observed variables were weight of larvae, length of larvae, diameter of larvae head, and weight of food consumed by the boktor larvae. Measurement and replacement of food was conducted each week for a period of 8 weeks. Results of analysis of variance showed that factor which gave the largest contribution in creating significant effect on larvae growth (larvae weight, larvae length, larvae head diameter) and amount of food consumed by boktor larvae, was provenance factor. On the other hand, factor of condition (sick or healthy condition of the trees which provide the wood powder) did not give significant effect on all observed variables during 6 weeks period. Factor of condition exerted its effect, only during week-7 and week-8. Graph pattern of average growth of larvae weight and length showed that during week - 5, larvae from all treatments, on the average, underwent significant decrease in length and weight. This was because during the week -5, many of the larvae underwent molting. Results of Duncan test showed that provenance which exerted the greatest effect was Solomon provenance. The best growth of boktor larvae was in Solomon provenance with larvae weight increment of 72 mg, larvae length increment of 4.47 mm, and larvae head increment of 0.67 mm. During 8 weeks observation in laboratory, feeding behavior of boktor larvae in artificial diet was similar with feeding behavior of boktor larvae in trees in the field.en
dc.description.abstractKendala yang dihadapi dalam pembangunan hutan tanaman sengon yaitu pohon sengon yang ditanam secara monokultur sangat rentan terhadap serangan hama boktor (Xystrocera fostiva). Pada stadium larva, hama boktor akan menggerek batang pohon sengon untuk menjadi makanannya. Aktivitas larva boktor ini menyebabkan kerusakan pada pohon sengon, bahkan sampai menyebabkan kematian pada tanaman sengon. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan namun hasilnya dirasakan masih belum efektif. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan tentang larva boktor karena aktivitas larva ini terjadi pada bagian dalam pohon sengon sehingga sulit untuk mengamati secara langsung di lapangan. Oleh karena itu, pengamatan di laboratorium akan membantu memberi informasi tentang biologi hama boktor yang mencakup peltumbuhan, siklus hidup, dan aktivitas makan. Artificial diet merupakan makanan buatan yang terdiri dari baban alami dan bahan kimia dengan dosis tertentu sebagai pengganti inang bagi larva boktor untuk mempermudah pengamatan di laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu serbuk kayu sengon yang terdiri dari provenan Banjarnegara kondisi sakit, provenan Banjarnegara kondisi sehat, provenan Solomon kondisi sakit, provenan Solomon kondisi sehat (masingmasing telah diproses freeze dry), yeast extract, streptomycin, sukrosa, agar, aquades, ascorbic acid (vitamin C), benzoat, vitamin B, NaCI, dolomit, minyak zaitun dan larva boktor berukuran keeil (1,5 - 2,3 em). Parameter yang diamati yaitu berat larva, panjang larva, diameter kepala larva, dan berat makanan yang dikonsumsi oleh larva boktor. Pengukuran dan penggantian makanan dilakukan setiap minggu selama S minggu. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor yang paling ban yak memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan larva (berat larva, panjang larva, diameter kepala larva) dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh larva boktor adalah faktor provenan. Sedangkan [aktor kondisi tidak memberi pengaruh nyata pada semua parameter pengamatan selama 6 minggu. Faktor kondisi baru terlihat pengaruhnya saat minggu ke-7 dan minggu ke-S. Pola yang ditunjukkan dari grafik rata-rata pertumbuhan berat dan panjang larva yaitu pada minggu ke-5 larva dari semua perlakuan rata-rata mengalami penurunan panjang dan berat yang signifikan. Hal ini terjadi karena dalam minggu ke-5 tersebut banyak larva yang mengalami proses ganti kulit. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa provenan yang memberi pengaruh tertinggi adalah provenan Solomon. Pertumbuhan terbaik larva boktor yaitu pada provenan Solomon dengan pertambahan berat larva sebesar 72 mg, pertambahan panjang larva sebesar 4,47 mm, dan pertambahan diameter kepala larva sebesar 0,67 mm. Dari pengamatan selama S minggu di laboratorium, perilaku makan pada larva boktor dalam artificial diet sarna seperti perilaku makan larva boktor pada bagian pohon di lapangan.
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectsengonen
dc.subjectartificial dieten
dc.subjectboktoren
dc.titleBiology of Boktor (Xystrocera festiva Pascoe) Larvae in Artificial Diet with Sengon (Paraserianthesfalcataria) Wood Powder as Basic Materialsen
dc.titleBiologi Larva Boktor (Xystrocera festiva Pascoe) dalam Makanan Buatan (Artificial Diet) dengan Bahan Dasar Serbuk Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record