Show simple item record

Sifat Antimikroba Zat Ekstraktif Pohon Faloak (Sterculia comosa Wallich)

dc.contributor.advisorPribadi, Eko S.
dc.contributor.advisorNawawi, Deded Sarip
dc.contributor.authorRanta, Fabianus
dc.date.accessioned2012-08-31T07:50:31Z
dc.date.available2012-08-31T07:50:31Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56805
dc.description.abstractFaloak (Sterculia comosa Wallich) is a specific species of dry land that has potential as antimicrobial. This study aims to determine the toxicity of barks, leaves, and seeds extracts as an antimicrobial, and to identify its bioactive compound. The extracts were prepared by multi stage maceration method. Antimicrobial activity was tested by agar well diffusion method, and minimum inhibition concentration (MIC) and minimum fungicide concentration (MFC) by two-fold serial dilution method . Bioactive compound of active fraction were identified by Liquid Chromatography Mass Spectroscopy (LCMS), Fourier Transform Infrared (FTIR), and Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Results showed that the diethyl ether (DE) fraction of seeds is more effective in inhibiting of microbial growth, than the other fractions. Subfraction of DE2 has a higher potency in inhibiting the growth of bacteria. Whereas, DE6 and DE7 subfraction has a higher potency in inhibiting the growth of Candida albicans. Based on the analysis by LCMS, FTIR and proton NMR, the DE7 sub fractions contain 3-hydroxyoctadecanoic acid (C18H36O3), which is suggested as a mainly compound responsible for antimicrobial activity. These findings indicate that faloak have the potential to be antimicrobial.en
dc.description.abstractKeanekaragaman spesies yang tinggi telah menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang menyandang “megabiodiversity”, yang di dalamnya terkandung sekurang-kurangnya 9600 spesies tumbuhan berkhasiat obat yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia(FWI/GFW 2001 dan Setyowati 2008). Salah satu tumbuhan dimaksud yang berpotensi sebagai tumbuhan obat adalah Faloak (Sterculia comosa Wallich). Secara tradisional kulit faloak telah dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, namun belum ada kajian ilmiah yang membuktikan faloak memiliki senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai obat khususnya sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat antimikroba zat ekstraktif yang terkandung dalam daun, biji, dan kulit pohon faloak, serta mengidentifikasi senyawa aktif zat ekstraktif faloak yang memiliki sifat antimikroba. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik Fakultas Kedokteran Hewan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor, dan Pusat Penelitian Kimia LIPI Serpong. Tahapan dalam penelitian ini meliputi: persiapan bahan baku, ekstraksi dan fraksinasi bertingkat, pengujian aktifitas antimikroba, uji fitokimia, fraksinasi dan isolasi, uji MIC, dan identifikasi senyawa aktif. Bahan baku yang digunakan adalah kulit pohon, daun dan biji pohon faloak yang tumbuh di Kota Kupang dan sekitarnya. Kulit pohon, daun dan biji dibuat serbuk berukuran 40 – 60 mesh dan diekstraksi dengan aseton. Ekstrak aseton selanjutnya difraksinasi secara bertingkat, berturut-turut dengan n-heksan, dietil eter, dan etil asetat. Uji aktivitas antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Streptococcus agalactiae, dan cendawan Candida albicans menggunakan metode difusi sumur agar. Fraksi teraktif diisolasi dengan eluen terbaik hasil dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan lempeng silika gel GF254, dengan beberapa jenis pelarut yang memiliki tingkat kepolaran berbeda. Kromatografi Kolom menggunakan silika gel 60 F254, dengan eluen Benzen dan Kloroform (4 : 1). Eluat dianalisis dengan KLT dan eluat yang serupa disatukan sebagai subfraksi, diuapkan dengan vakum rotavapor. Subfraksi yang diperoleh, selanjutnya digunakan untuk menguji nilai MIC dan MFC dengan menggunakan metode two-fold serial dilution. Identifikasi senyawa untuk fraksi terpilih hasil Kromatografi dilakukan dengan menggunakan spektrum inframerah (Fourier Transform Infrared,FTIR), Kromatografi cair spektroskopi masa (Liquid Chromatography Mass Spectroscopy, LCMS) dan resonansi magnetik inti (Nuclear Magnetic Resonance, NMR) untuk mengetahui gugus fungsi, bobot molekul, dan struktur senyawa.
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectExtractiveen
dc.subjectSterculia comosaen
dc.subjectAntimicrobialen
dc.titleAntimicrobial Activity of Extractive of Faloak (Sterculia comosa Wallich)en
dc.titleSifat Antimikroba Zat Ekstraktif Pohon Faloak (Sterculia comosa Wallich)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record