Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.authorImanullah, Muhammad
dc.date.accessioned2012-08-28T01:39:42Z
dc.date.available2012-08-28T01:39:42Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56594
dc.description.abstractCoal mining practice that carried out by PT. Arutmin Indonesia, Satui mine, especially Pit Antasena, has already entered the stage of mine closure. One of the company's responsibility is to restore the mined land, to its original state, or be able to be re-used by the community in that particular place. Agroforestry is a favored type of land use wich is supported by the stakeholders, in this case the community in the area, government, and PT. Arutmin Indonesia itself. Apart from providing community’s economical benefits, agroforestry can also preserve the environment. Therefore, the strategy of sustainable management of post-mining landscape is needed to achieve this goal.The objective of research is to arrange the landscape management plan of post-mining landscapeaccording to landscape characteristic evaluation and suitability, designation for agroforestry practice. This research used Land evaluation method, according to FAO (1983), to have land suitability an agroforestri purpose. Morphoedaphic index method was used for assessing the productivity of waters, Socio-economic analyze method was used for discovering the extent to which the company’s commitment regarding mine closure practice,and SWOT analyze method forplanning the scenario of landscape management strategies. Based on the research results, it’s found the limiting factor of this land is lowly pH level. Company’s commitment regarding mine closure practice is high. The landscape management strategies based on SWOT analyses are to define the practice zone; to handle PETI; to increase land pH level; to optimal the land restoration practice; to educate the community; to increase the environmental either in restoration practice supervision, or against the PETI.en
dc.description.abstractPenambangan batubara pada kawasan pertambangan yang dilakukan PT. Arutmin Indonesia, Tambang Satui, Khususnya Pit Antasena, berada pada tahap penutupan tambang. Salah satu bentuk tanggung jawab PT. Arutmin Indonesia terhadap kegiatan pertambangan ialah dengan melakukan kegiatan rehabilitasi lahan yang merupakan bagian dari kegiatan penutupan tambang. Kegiatan penutupan tambang merupakan produk akhir dari kegiatan pertambangan yang merupakan suatu penggunaan lahan yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) yang dalam hal ini adalah, masyarakat, pemerintah, serta perusahaan (PT. Arutmin Indonesia, 2005). Perusahaan menilai kawasan ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan praktik agroforestri yang selain dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga dapat mengkonservasi lingkungan. Konsep agroforestri ini sangat cocok dengan visi PT Arutmin Indonesia yang berwawasan lingkungan dan berkomitmen terhadap pengembangan masyarakat (PT Arutmin Indonesia, 2005). Namun, praktik agroforestri ini tidak dapat serta merta diaplikasikan begitu saja pada lahan pascatambang. Lahan perlu dievaluasi terlebih dahulu, untuk mengetahui kesesuaian lahannya bagi praktik agroforestri. Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT Arutmin Indonesia Tambang Satui, Pit Antasena yang terletak di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Bumbu, Satui, Kalimantan Selatan . Kawasan ini memiliki luas areal 434,706 ha danterletak pada 03o36’1” – 03 o48’35” LS dan 115 o7’39” – 115 o28’25” BT. Kegiatan penelitian lapang dilakukan selama empat bulan, dimulai pada Februari 2011 sampai dengan Mei 2011. Metode yang digunakan adalah, Metode evaluasi lahan yang digunakan mengacu pada FAO (1983). Dilanjutkan dengan menghitung nilai Morphoedaphic Index (MEI) untuk menilai produktifitas area danau bekas tambang. Analisis deskriptif mengenai aspek sosial-ekonomi nasyarakat digunakan untuk mengetahui informasi rona lanskap serta komitmen PT. Arutmin Indonesia dalam mempersiapkan lahan untuk tujuan agroforestri. lalu analisis Strength-Weakness- Opportunity-Threat (SWOT) untuk menentukan langkah-langkah manajemen yang sesuai dalam menyususn rencana management pasca-tambang berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian lahan dan analisis sosial-ekonomi. Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian lahan didapatkan faktor pembatas berupa kadar pH yang rendah senilai 4.17, dan termasuk dalam kelas keseuaian lahan N1. Hal ini mengindikasikan bahwa tanah bersifat masam sehingga praktik agroforestri belum bisa dilaksanakan sebelum pH dinaikan sampai keadaan mendekati netral. Hasil perhitungan nilai MEI didapatkan pada danau ATS 1 sebesar 19,5 – 20,3, dan pada ATS 2 sebesar 14,8 – 15,7. Menurut Ryder et al, (1982) danau bekas tambang pada kawasan ini berpotensi untuk menjadi area perikanan karena nilai MEI danau tersebut masih dalam kisaran 0 – 30. Berdasarkan analisis social-ekonomi didapatkan matapencaharian masyarakat sebagian besar sebagai petani dalam arti luas sebesar 49.8%. Komitmen perusahaan dinilai cukup tinggi. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh strategiiv strategi pengelolaan lanskap pasca-tambang yang dapat dilakukan perusahaan seperti: pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengembangan praktik agroforestri, pembuatan batasan yang jelas pada kawasan praktik, Penentuan jenis praktik agroforestri yang sesuai dengan kondisi kawasan, program pembibitan tanaman hutan, sebagai salah satu kegiatan konservasi lingkungan, pemberian pelatihan terhadap masyarakat sebagai bekal untuk mengelola kawasan agroforestri, serta peningkatan kadar pH
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectpengelolaan lanskap pasca-tambangen
dc.subjectmorphoedaphic indexen
dc.subjectanalisis SWOTen
dc.subjectanalisis kesesuaian lahanen
dc.titleStrategi Manajemen Lahan Pasca-Tambang Untuk Praktik Agroforestri di PT. Arutmin Indonesia Kalimantan Selatanen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record