Show simple item record

Effect of Water Conservation Treatment to Evapotranspiration of Oil Palm Plantation (Case Study : PT. SAWIT ASAHAN INDAH, Rokan Hulu, Riau).

dc.contributor.advisorHandoko
dc.contributor.advisorTaufik,Muh.
dc.contributor.authorDwiyandi, Nedy
dc.date.accessioned2012-07-25T06:34:49Z
dc.date.available2012-07-25T06:34:49Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56065
dc.description.abstractThe construction of rorak for palm oil plantation is one of water conservation techniques that can be used to fulfill water requirement for plants. The construction of rorak following the contour slope by which precipitation which falls on the land would not be wasted as runoff but could flow into rorak to preserve water in the soil. Measurement methods of soil water content was performed on treatment blocks (7, 8, 18) and control blocks (6, 16, 17). Twenty five electrical impedance sensors were installed at each block and then soil water content was measured by sensors based on impedances. Evapotranspiration calculations were conducted by using water balance approach based on the input-output of water in the area of oil palm plantation. The objectives of this study are (i) to study the effectiveness of water conservation techniques particularly on sloping land to restrain rainfall flow and (ii) to calculate water loss from evapotranspiration as an indicator of water requirement of palm oil plantation. The results show that, in general, the treatment blocks had a water reserve greater than control blocks except Block 7. Block 7 had a water reserve of 38 mm, while control block that had a greater value, namely 55 mm, located at Block 6. That was because the slope of Block 7 was steeper than the other blocksen
dc.description.abstractPembuatan rorak pada perkebunan kelapa sawit merupakan suatu teknik konservasi air yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan air tanaman. Rorak dibuat mengikuti kontur kemiringan lereng agar air hujan tidak terbuang menjadi aliran permukaan tetapi dapat mengalir ke dalam rorak dan menjadi cadangan air pada musim kemarau, serta meningkatkan simpanan air di permukaan tanah. Metode pengukuran dilakukan pada blok perlakuan (7, 8, 18) dan blok kontrol (6, 16, 17). Tiap blok dipasang 25 sensor kadar air tanah berdasarkan prinsip impedansi. Perhitungan evapotranspirasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan neraca air yang didasarkan pada masukan dan keluaran air pada lahan tanaman kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui efektifitas penggunaan teknik konservasi air terutama pada lahan miring untuk menahan curah hujan yang menjadi simpanan air dan (ii) untuk menghitung kehilangan air melalui evapotranspirasi sebagai indikator kebutuhan air pada tanaman kelapa sawit. Hasil perhitungan evapotranspirasi menunjukkan bahwa, secara umum, Blok perlakuan memiliki cadangan air yang lebih besar dibandingkan Blok kontrol kecuali Blok 7. Blok 7 memiliki cadangan air sebesar 38 mm sedangkan terdapat Blok kontrol yang nilainya lebih besar, yaitu 55 mm (Blok 6). Hal ini disebabkan karena tingkat kemiringan lahan pada Blok 7 lebih curam dibandingkan Blok lainnya.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectwater conservation techniques.en
dc.subjectsoil water contenten
dc.subjectEvapotranspirationen
dc.titlePengaruh Perlakuan Konservasi Air terhadap Evapotranspirasi Perkebunan Tanaman Kelapa Sawit (Studi kasus : PT. SAWIT ASAHAN INDAH, Rokan Hulu, Riau)en
dc.titleEffect of Water Conservation Treatment to Evapotranspiration of Oil Palm Plantation (Case Study : PT. SAWIT ASAHAN INDAH, Rokan Hulu, Riau).


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record