Show simple item record

Landscape Assesment to Determination The Buffer Zone for Botanical Garden

dc.contributor.advisorArifin, Nurhayati Hadi Susilo
dc.contributor.authorWibisono, Mayang Humaira
dc.date.accessioned2012-07-19T03:05:34Z
dc.date.available2012-07-19T03:05:34Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55879
dc.description.abstractBogor city has strong historical characteristic backgrounds that is mainly expressed by the Bogor Botanical Garden which is located in the center of the city and be expected by using garden city concept. As the icon, Botanical Garden had important value for Bogor City and need protect from urban development. The purposes of this research were to assest around of Botanical Garden region where pottentially can be the buffer zone that can protecting and increasing the landscape character of Botanical Garden. Metode used in this research are historical, infrastructur, nature, and development consideration plan assest. The concept of buffer zone for this research is maintenance allocation for each buffer zone that it has own character to be increased with development plan consideration. The final result of this study is buffer zone concept with their recommendationen
dc.description.abstractStudi ini memiliki tujuan mengkaji kawasan di sekitar Kebun Raya Bogor untuk dapat menentukan alternatif zona penyangga yang dapat melindungi kebun raya dari ancaman dampak pembangunan di sekitarnya, dan dapat mempertahankan kesatuan karakter lanskap sejarahnya. Zona penyangga ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Bogor dalam mengatur pembangunan di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor, sehingga kesatuan karakter lanskap Kebun Raya Bogor dengan sekitarnya juga akan berpengaruh baik terhadap nilai atau kualitas lanskap Kota Bogor. Kebun Raya Bogor memiliki nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya sehingga membutuhkan suatu zona penyangga untuk melindunginya, baik dari segi nilai lanskap alaminya maupun sebagai lanskap sejarah. Zona penyangga tersebut ditentukan dengan memperhatikan fungsi dan nilai elemenelemen yang terdapat di Kota Bogor, terutama lingkar luar yang terdekat dari KRB, baik berupa area sejarah, elemen infrastruktur maupun elemen alami. Pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang dikemukakan oleh Goodchild (1990). Adapun tahapan penelitian tersebut meliputi persiapan awal, pengumpulan data, identifikasi lanskap, analisis, dan sintesis. Tahapan pengumpulan data menggunakan metode survey yang meliputi pengamatan langsung ke lapang, wawancara dengan narasumber, dan studi pustaka. Data yang dikumpulkan adalah data kesejarahan, elemen bersejarah, RTRK/penggunaan lahan, infrastruktur, dan elemen lanskap alami. Pada tahap analisis menggunakan metode skoring untuk menentukan nilai kekuatan dari setiap elemen pembentuk zona penyangga tersebut untuk menyangga dan mempertahankan kesatuan karakter lanskap sejarahnya; metode spasial untuk mendapatkan bentuk spasial potensi zona penyangga; dan metode deskriptif untuk menjelaskan kondisi lanskap pada tapak. Tahapan overlay zona penyangga dengan RTRK juga dilakukan sebagai pertimbangan kesesuaiannya dengan rencana penggunaan lahan. Hasil dari overlay dan analisis terhadap RTRK tersebut dapat menjadi pertimbangan revisi RTRK nantinya. Setelah tahapan tersebut, penelitian ini menghasilkan suatu sintesis dalam bentuk konsep zona penyangga beserta rekomendasi pengelolaannya. Ada dua potensi fungsi zona penyangga untuk Kebun Raya Bogor, yaitu sebagai proteksi dan sebagai peningkat karakter lanskap. Zona penyangga dengan fungsi melindungi Kebun Raya Bogor ditentukan berdasarkan aspek infrastruktur dan lanskap alami, sedangkan untuk fungsi meningkatkan karakter lanskap sekitarnya agar menyatu dengan lanskap Kebun Raya Bogor dengan memperhatikan aspek kesejarahannya. Kawasan sekitar Kebun Raya Bogor dan lanskap Kebun Raya Bogor merupakan satu kesatuan karakter lanskap hasil perkembangan dan pembangunan Kota Bogor pada masa penjajahan bangsa kolonial. Pembangunan pada masa kolonial ini juga melahirkan suatu kawasan-kawasan dengan karakter lanskap yang khas seperti kawasan pecinan di Suryakencana dan Kampung Arab di Empang, akibat dari suatu peraturan yang diterapkan oleh pemerintah Belanda iv ketika itu yang dikenal dengan wijkenstelsel. Bukti- bukti elemen maupun lanskap bersejarah masih ada hingga saat ini. Beberapa diantaranya masih dalam kondisi yang optimal. Karakter lanskap yang khas dari setiap etnis juga masih bertahan hingga saat ini, namun memang kondisinya saat ini tidak terlalu menampilkan karakter yang kuat, karena beberapa elemen dari kawasan tersebut berubah secara fisik. Pertimbangan infrastruktur dan elemen alami juga mendukung terbentuknya zona penyangga ini. Elemen infrastruktur yang berpotensi menjadi zona penyangga adalah jalan raya dan rel kereta api karena keberadaan elemen tersebut pada tapak konsisten dan tidak mudah berubah secara fisik maupun fungsinya. Begitu pula dengan elemen lanskap alami yang berupa sungai sangat mendukung fungsi dari zona penyangga tersebut karena keberadaannya juga tidak mudah berubah dan dilindungi oleh peraturan. Adapun elemen lanskap alami lainnya yang cukup berpotensi dan memberikan kontribusinya sebagai bagian dari zona penyangga, seperti RTH dan jalur hijau jalan. Rencana tata ruang Kota Bogor menetapkan bahwa kawasan Kebun raya Bogor dan sekitarnya merupakan wilayah pusat kota sebagai kota lama (kawasan bersejarah) yang diarahkan untuk mempertahankan kegiatan perdagangan dan jasa yang ada, pusat perkantoran, dan RTH skala kota. Penetapan ini dapat menjadi tekanan terhadap keberadaan Kebun raya Bogor, namun masih bisa diatasi dengan upaya revitalisasi dengan adaptive use di kawasan-kawasan tersebut. Zona penyangga yang dihasilkan mencakup dua bagian yaitu zona penyangga 1 dan zona penyangga 2. Zona penyangga 1 merupakan zona penyangga utama dan terdapat elemen-elemen kesejarahan yang penting untuk dlestarikan, sedangkan zona penyangga 2 merupakan zona penyangga pendukung zona penyangga 1. Fungsi zona penyangga 2 adalah untuk menyatukan elemenelemen pada zona penyangga 1 hingga menjadi satu kesatuan zona penyangga dengan karakter yang utuh, sehingga perlakuan terhadap zona penyangga ini dapat menjadi satu kesatuan yang sama. Pengelolaan pada zona penyangga ini terbagi menjadi tiga macam tindakan, yaitu preservasi, konservasi, dan revitalisasi. Upaya pelesterian ini dihasilkan berdasarkan fungsi zona penyangga dan rencana tata ruang Kota Bogor
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectBuffer zone potentialen
dc.subjectBogor Botanical Gardenen
dc.subjectHistorical landscapeen
dc.titleAnalisis Lanskap Untuk Penentuan Zona Penyangga Kebun Raya Bogoren
dc.titleLandscape Assesment to Determination The Buffer Zone for Botanical Garden


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record