Perencanaan Lanskap Obyek Wisata Kebun Anggrek di Taman Kyai Langgeng Kota Magelang Jawa Tengah
Landscape Planning for Orchid Garden Tourism Object in Kyai Langgeng Park Magelang City Central Java Province

Date
2012Author
Islamiah, Kasliyanti
Damayanti, Vera Dian
Anwar, Dewi Rezalini
Metadata
Show full item recordAbstract
Kyai Langgeng Park located in Magelang City, is one of prime tourist destinations in Central Java Province. Current utilizations of Kyai Langgeng Park which occupies an area 27,05 ha are for arboretum, theme park, and orchid garden. The orchid garden is going to be developed as a tourism object. The existing condition of this 8.459,5 m2 orchid garden is orchid nursery with green houses, lodging house, wooden vegetation, and footpath. The objective of this study is to provide landscape plan for the orchid garden to become tourism object by considering its physical and tourism aspect. Method to be applied in this landscape planning study is descriptive and spatial analysis by following planning process of Gold (1980). The process consisted of preparation, inventory, analysis, synthesis, concept, and planning. Based on spatial analysis of the biophysical aspects results three areas with the potential for tourism development in the orchid garden. The three areas consist of areas with high intensity, medium, and low for tourism development. This basic concept of the tourism planning is educative and recreative tourism of orchid garden. The basic concept is developed into spatial plan, circulation plan, vegetation plan, tourism activities and facilities plan. The output of this study is siteplan. Beberapa daerah di Jawa Tengah menyimpan potensi wisata yang tinggi, salah satunya yaitu Taman Kyai Langgeng (TKL) di Kota Magelang. Saat ini pemanfaatan Taman Kyai Langgeng sebagai kebun koleksi tanaman langka, taman tematik, dan kebun anggrek. Kebun Anggrek inilah yang saat ini sedang dikembangkan oleh pengelola sebagai obyek wisata. Sebagai salah satu obyek wisata yang akan dikembangkan oleh pengelola TKL, banyak hal yang masih harus ditata di Kebun Anggrek ini jika akan dikembangkan sebagai suatu obyek wisata. Oleh karena itu, studi perencanaan lanskap ini perlu dilakukan dengan harapan hasil studi dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menata lanskap Kebun Anggrek sebagai obyek wisata dengan komoditas anggrek sebagai daya tarik utamanya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survei dan analisis. Metode survei berupa pengamatan, dokumentasi, pengukuran, dan wawancara untuk mendapatkan data biofisik tapak dan data wisata. Metode analisis dilakukan secara deskriptif dan spasial. Pendekatan perencanaan yang digunakan berdasarkan sumber daya tapak dan aktivitas wisata. Adapun studi ini mengikuti tahapan perencanaan modifikasi Gold (1980) yang terdiri dari tahap persiapan, inventarisasi, analisis, konsep, sintesis, dan perencanaan. Analisis spasial dilakukan terhadap aspek biofisik kemiringan tapak dan vegetasi. Dari hasil analisis keduanya didapatkan hasil analisis berupa tiga area dengan tingkat potensinya terhadap pengembangan wisata di Kebun Anggrek. Tiga area tersebut terdiri dari area dengan intensitas tinggi, sedang, dan rendah untuk aktivitas wisata. Konsep dasar perencanaan lanskap yang akan dikembangkan pada tapak adalah wisata Kebun Anggrek yang edukatif dan rekreatif. Aspek edukatif dimaksudkan bahwa Kebun Anggrek memberikan pembelajaran mengenai iv budidaya dan pengenalan jenis-jenis anggrek bagi pengunjung. Aspek rekreatif bertujuan agar pengunjung mendapatkan penyegaran tubuh dan pikiran kembali setelah berkunjung ke Kebun Anggrek melalui keindahan koleksi anggrek yang tersaji di dalamnya dan kegiatan budidaya yang dapat menjadi terapi bagi pengunjung. Konsep dan tiga potensi area hasil analisis dikembangkan sehingga menghasilkan rencana lanskap wisata kebun anggrek. Hasil akhir dari studi ini adalah rencana lanskap wisata kebun anggrek ini terdiri dari rencana ruang, rencana sirkulasi, rencana vegetasi, rencana aktivitas, dan rencana fasilitas. Berdasarkan rencana ruang, Kebun Anggrek memiliki luas 8.459,5 m² yang terbagi menjadi lima ruang yaitu: (1) ruang penerimaan dengan luas 250 m² atau 2,9 % dari luas keseluruhan, (2) ruang pelayanan dengan luas 603 m² atau 7,2 % dari luas keseluruhan, (3) ruang wisata utama dengan luas 3.770 m² atau 44,6 % dari luas keseluruhan, (4) ruang produksi dengan luas 585,5 m² atau 6,9 % dari luas keseluruahan, dan (5) ruang penyangga dengan luas 3.251 atau 38,4 % dari luas keseluruhan. Ruang wisata utama dibagi menjadi ruang wisata budidaya anggrek, ruang wisata hutan anggrek, ruang wisata anggrek gantung, ruang wisata anggrek dalam paranet, serta ruang wisata taman anggrek dalam tema eropa dan jepang. Rencana sirkulasi terdiri dari sirkulasi produksi dan wisata. Rencana vegetasi terbagi menjadi vegetasi utama yakni anggrek serta vegetasi pendukung yakni vegetasi yang mendukung keberadaan anggrek, menambah estetik tapak, dan menjaga keberlanjutan tapak. Rencana aktivitas terbagi menjadi aktivitas produksi dan wisata. Serta rencana fasilitas yang terdiri dari fasilitas produksi dan wisata.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1252]