Show simple item record

dc.contributor.advisorPamoengkas,Prijanto
dc.contributor.authorAriebowo, Sulistyo
dc.date.accessioned2012-07-11T04:21:14Z
dc.date.available2012-07-11T04:21:14Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55702
dc.description.abstractForest is one of potential natural resources owned by Indonesia which have various function and it is significant for human lives so that the forest have to managed efficiently and effectively in order to keep sustainability. Related with the forest sustainability, Government of Indoneseia issued a policy in forest consession which stated every consession who hold Forest Plantation of Wood Production Permits (IUPHHK) should have silviculture system in their forest production activities. Selective Cutting and Line Planting Silvicultural System (TPTJ) with intensive silviculture technique in natural forest have been apllied in some consession. In other hand, this Selective Cutting and Line Planting Silvicultural System (TPTJ) have some benefits such as easy to control the plant, suitable site, and some species from Dipterocarpaceae that could not adapt with open canopy are possible to be developed. In order to obtain a clear information about the influenece of Selective Cutting and Line Planting Silvicultural System (TPTJ) toward biophysical environment so that it is necessary needed to do a research concerning with the comparison of forest structure and composition in the post harvest area of Selective Cutting and Line Planting Silvicultural System (TPTJ) between age of 4 to 9 years in Central Kalimantan. Research conducted from May until June 2009 in PT. Sari Bumi Kusuma areas. Data of vegetation collected using research plot method which size 100 x 100 (1 ha) and it has 2 observation line. Then, every line divided into 5 blocks with using quadratic method where the data collected consist of species name, species quantities, and diameter of pole and tree. Meanwhile, data collected for sapling and seedling was species name and species quantities. Research data analysis consist of density, frequency, dominance, and INP also trees diversity and cluster analysis. Generally, non-comercial species dominated almost in every research plot for every age from seedling, sapling, pole and tree. For the whole research plot, the distribution of tree diameter class resulted the negative exponential curve or J-inverted curve. The tree diversity are high which is remain about 2-3. For the natural seedling, the diversity sapling and pole are moderate which is remain about 2. In other result, the diversity of seedling are low which is remain about 1,8.en
dc.description.abstractHutan merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dimana hutan memiliki berbagai fungsi yang cukup signifikan untuk keberlangsungan hidup manusia sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien agar kelestariannya dapat terjaga. Untuk menjaga kelestarian hutan tersebut maka pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan dalam kegiatan pengusahaan hutan yang harus dilakukan oleh para perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yaitu mengharuskan adanya sistem silvikultur dalam kegiatan pembalakan hutan. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dalam pengelolaan hutan alam dengan teknik silvikultur intensif telah diterapkan di beberapa perusahaan. Selain itu, sistem silvikultur TPTJ ini memiliki beberapa keuntungan seperti tanaman mudah diawasi, tempat tumbuh lebih sesuai, dan beberapa jenis dari kelompok Dipterocarpaceae yang tidak dapat beradaptasi di tajuk terbuka dapat dikembangkan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pengaruh penerapan sistem TPTJ terhadap lingkungan biofisik maka diperlukan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh perbandingan struktur dan komposisi tegakan pada areal akibat penerapan sistem TPTJ antara umur 4-9 tahun di Kalimantan Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2009 di areal PT. SBK. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan cara membuat plot penelitian dengan ukuran 100 m x 100 m yang terdiri dari 2 jalur pengamatan. Kemudian setiap jalur pengamatan tersebut dibagi menjadi 5 petak dengan menggunakan metode kuadrat dimana data yang diambil untuk analisa vegetasi adalah nama jenis, jumlah jenis, diameter untuk tingkat tiang dan pohon. Sedangkan untuk tingkat pancang dan semai adalah nama jenis dan jumlah jenis. Analisis data penelitian berupa kerapatan, frekuensi, dominansi dan INP serta keanekaragaman jenis pohon dan analisis gerombol. Secara umum jenis nonkomersial mendominasi di hampir tiap plot penelitian pada setiap umur dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Pada seluruh plot penelitian, sebaran kelas diameter pohon membentuk kurva eksponensial negatif atau kurva Jterbalik. Keanekaragaman jenis pohon yang ada termasuk tinggi yaitu berada pada kisaran 2-3. Untuk tingkat permudaan, keanekaragaman jenis pada pancang dan tiang termasuk ke dalam tingkatan sedang yaitu berada pada kisaran 2. Namun untuk tingkat semai, keanekaragaman jenisnya tergolong rendah yang berada pada kisaran 1,8.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectTPTJ silviculture systemen
dc.subjectdiversity speciesen
dc.subjectquadratic methoden
dc.subjectanalysis vegetationen
dc.titleKondisi Vegetasi Pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Kalimantan Tengahen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record