Strategy of forest resources management of Gayo Lues, Aceh Province
Strategi pengelolaan sumberdaya hutan Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.
Date
2012Author
Fauzi
Darusman, Dudung
Wijayanto, Nurheni
Kusmana, Cecep
Metadata
Show full item recordAbstract
This study aims to find the total economic value, public perception, policy and institutional conditions, and to formulate strategy of forest resources management of Gayo Lues. Data was collected by survey and interview methods. The economic value estimation of forest resources used direct method (market price), contingency, travel cost, and willingnes to pay. For policy analysis conducted content analysis of legislation, and perception analysis based on Likert Scale. While the strategic analysis used SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) analysis. The total economic value of Gayo Lues was Rp. 3,88 trillion/year. From these value, 50,251 % from carbon (86.99% of the primary forest), 41.78% from wood, and 3,82% from the sap of pine, while the smallest contribution 1,34% from option, conservation, and existence values. Public perception categories from low to high were 1.91 to 4.21. Public get benefits from forest resources, but public perception is less aligned with the behavior, due to low education and society welfare, influence of local culture, and lack of empowerment. Furthermore, policy overlap resulting in conflicts of interest among institutions, and management vacuum on the field resulting in open access. Based on the results of strategic analysis, that management position of mixed natural forest and management of pine forest were located on cell 4 (support a divensive strategy), need to employed WT (weakness-threats) strategy. Management position of people’s pecan was on cell 2 (support a diversification strategy), need to employed ST (strengths-threats) strategy. Furthermore, the development position of tourism was on cell 3 (turn around), need to employed WO (weakness-opportunities) strategy. For that, strategies of forest resource management of Gayo Lues among others: 1) Arrangements of policy and institutional, 2) Cooperation with the parties, 3) Development of agroforestry pattern, 4) Strengthening institution and capacity of farmers in the marketing system, 5) Campaign benefits of the economic value of forest resources 6) Development of tourism facilities and infrastructures, including promotional/publication activities, 7) Ensuring land control security, and recognizing the right of public management, 8) Development of management information systems of Gayo Lues. Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh dengan luas wilayah 571.958 ha, dan 85 % merupakan kawasan hutan. Berdasarkan arahan fungsi hutan (SK Gubernur Aceh No. 11 Tahun 1999), kawasan hutan Gayo Lues teridiri dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) 202.880,30 ha, hutan lindung 226.560 ha, hutan produksi 45.190 ha, dan sisanya seluas 97327,70 ha termasuk dalam areal penggunaan lain (APL). Namun sektor kehutanan di Kabupaten Gayo Lues menghadapi berbagai masalah yang serius, dimana potensi sumberdya hutan yang besar ini ternyata belum belum mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, tidak menjadi sektor unggulan/sumber PAD bagi pembangunan Gayo Lues. tidak terdapat data nilai ekonomi secara terukur, dan terjadi tumpang tindih kebijakan dan kelembagaan pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan total nilai ekonomi, persepsi masyarakat, rumusan kebijakan dan kelembagaan, dan merumuskan program strategi pengelolaan sumberdaya hutan Gayo Lues. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey dan wawancara. Metode penghitungan nilai ekonomi hutan tergantung pada komponen nilai ekonomi yang dinilai. Untuk nilai ekonomi kayu, getah pinus, dan kayu bakar industri batu-bata digunakan metode langsung (berdasarkan harga pasar). Penghitungan nilai ekonomi karbon terlebih dahulu dilakukan penghitungan potensi karbon. Pendugaan potensi karbon pohon (Ǿ > 2 cm) digunakan metode non destruktif, untuk tumbuhan bawah dan serasah digunakan metode destruktif. Pengukuran biomassa dilakukan berdasarkan tipe tutupan lahan, dan jumlah sampel plot untuk setiap tutupan lahan 20 plot. Ukuran plot pohon 20 m x 20 m, plot pancang dan tiang 10m x 10 m, dan plot tumbuhan bawah dan serasah adalah 1 m x 1 m. Pengolahan data digunakan persamaan allometric dan analisis laboratorium. Selanjutnya untuk nilai ekonomi air sebagai pembangkit listrik digunakan metode kontingensi (solar sebagai barang pengganti). Pendugaan nilai pilihan, nilai pelestarian dan nilai keberaradaan didekati berdasarkan kesediaan membayar (willingness to pay). Sedangkan untuk nilai ekonomi ekowisata digunakan travel cost method, dan nilai ekonomi peladang, nilai ekonomi air rumah tangga dan air pertanian, nilai ekonomi pakan ternak, dan nilai kayu bakar rumah tangga; digunakan metode kontingensi, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metoda regresi berganda dengan prosedur stepwise dengan program minitab. Analisis kebijakan kelembagaan dilakukan content analysis terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan hutan Gayo Lues. Selanjutnya untuk analisis persepsi berdasarkan Skala Likert. Sedangkan analisis strategis dilakukan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threat) dan AHP (analytical hierarchy process).
Collections
- DT - Forestry [337]