DES-aku, alternatif solusi kelemahan DES

Abstract

Security is a capability to avoid/minimize danger/threat risks. Encryption is a :l c: .... _. ::J g ~ ~ ~ §security of information, while cryptography is a technique/discipline that studies ~ iii §method(gP secure information. DES (Data Encryption Standard) is an encoding ~(t)::Jc:Q. g- g. g §.. §algorithri to secure information by encrypting plaintext (information) into cyphertext :l(Q"C~'9 ;lIi g. ~ ~ ~ §( encodecS·plaintext), which is called encryption, while decryption is the opposite ~0a:°Q. .. (t) :l _ ..... 0 III g- (Q g ~ ~rocess. 3 19. ~ ;J :r g c·~ ;:;: o :"::J 0 <+"C(t):l g !l' a:: -g l6 g 3 2~ ~en n~ :::r ~g g ~2" ~ g~ ~ !~ o 0 ~: ::.: :l a. ~. 3 o o 3 a (t) .:: :r:l ~ g- ~::J oc-: ~ ~!if c: ~ 0 ~ §:; o 0 c: "C :l 3 o 00- "C "C (t) § o:"l .g... ;aJ -g "(Ct) ::J §., C ::J ~ .. ;:;: ;j' .a.. . 0 .c..:. ~: 0 c: 0 ::J c .a.. . c: 3 0 c 0 ::r ~e of the DES drawbacks is short key length; hence it is possible to check 1J all the ~y combinations in a reasonable timing, i.e. brute-force method. In this· ::J research.,. ~c arc able to lengthen the key, i.c. more than 64-bit key length standard, I: by changjd1g the size or position conversion table larger such that it is able to process rD larger kei length. The result of the research is a 128-bit key length DES algorithm, ::J which is §~lled DES-Aku.

Keamanan adalah kemampllan lIntuk menghidari reslko a aya atau ancaman, :J 2 .... '9. 5' g ~ ~ ~ § kerahasiaan adalah keamanan suatu infonnasi. dan kriptografi adalah teknik atau ilmu g3 (~l) i;: J. lg6 'c9:. yang n@ per Ia'l an. cara-cara mengaman k'an sllat'u 11 1r 10rmaSI. . DES (Da· la E ncryplw. n "(lO) ("l) O:i"c:- :JQ. . g- g. g §.. § Standar~ adalah sebllah algoritma yang bertlljllan lIntuk mengamankan informasi :::l'8"O~'9 ;; g.~ ~ ~ 5=dengan ~ara menyandikannya dari bentuk yang mudah dimengerti atau plainteks ke ~Qa:QQ. .. ~ ~ g' ~ ~ dalam bgntuk yang sulit dimengerti atau siferteks. Proses ini disebut enkripsi, sedang '9. Q ;J :i" g c' -g ;:;: O:":J Q r:!-"C(l):::l g !l' a:: -g l6 g 3 2~ ~en n~ :::r ~g g ~2" ~ g~ ~ !~ Q Q ~: =::::l a. ~. 3 Q Q (l) Q - :::r:::l , ~ 3 -g ~ g- :J c: ;:J. ~!if c: ~ Q kebalik~nya disebut 1J bentuk ~inteks. dekripsi yaitu menerjemahkan siferteks kembali kedalam :J Ieelemahan ;::;: utama DES adalah panJang kuncinya yang terlalu pendek, I: sehingga;selurnh kemungkinan kuncinya dapat dicobakan satu-persatu dalam waktu rD singkat. sPenelitian ini dilakukan dengan maksud memperbaiki kelemahan DES :J tersebut,~yaitu mendesain algoritma tunman DES dengan panjang kunci yang lebih panjang$lari 64 bit. Dari penelitian ini kemudian diketahui bahwa tabel konversi o posisi p-Mia DES adalah bagian yang paling menentukan panjang kunci yang bisa ~ C::::l Q 5 i: diolah oleh algoritma ini, hingga penelitian ini kemudian difokuskan pada "0 :J 3 Q a~ -g -g ~ pembentukan pola tabel konversi posisi, sehingga diharapkan dapat digunakan untuk g~ ;aJ -g N' 5' U !l' .... ~: Q c: Q :J i: a c: 3 Q o a ::r membentuk tabel konversi posisi barn yang mampu mengolah kunci diatas 64 bit. Hasil akhir dari penelitian ini adalah terbentuknya algoritma turunan DES barn dengan panjang kunci 128 bit yang bemama DES-Aku. Namun DES-Aku bukanlahJsekedar algoritma turunan DES, DES-Aku juga mernpakan protokol pembe~an tabel konversi posisi pad a DES. Sebagai algoritma DES-Aku telah berhasil~elakukan penyandian karakter dengan menggunakan kunci 128 bit, dan sebagai( jQ:nt otokol DES-Aku .j uga telah berhasil menunjukkan pola pembentukan tabel konversa posisi pada DES, sehingga dapat digunakan untuk membentuk tabel (') konverscposisi baru dengan panjang kunci yang lebih panjang dari 128 bit.