Show simple item record

Development technical design of troll liner with fiberglass materials in Southeast Sulawesi, Buton Regency

dc.contributor.advisorIskandar, Budhi Hascaryo
dc.contributor.advisorMonintja, Daniel R.
dc.contributor.advisorBaskoro, Mulyono S.
dc.contributor.authorAnadi, La
dc.date.accessioned2012-06-25T03:03:33Z
dc.date.available2012-06-25T03:03:33Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55110
dc.description.abstractThe use of wood for the construction of ships in folk shipyard was already facing serious problem. This is due not only to higher price of wood, but availability is also declining. If with these conditions there is no effort to seek alternative replacement by using other materials. It is feared to have a negative impact on forest resources and efforts in developing tools for fishing especially small-scale fishing fleet. One material that can be used is fiberglass. This material is acknowledge to be more expensive than wood, but when we look at some of the advantages of fiberglass like the strength of the material, the economic useful life, the weight of the ship and others, it will be more financially beneficial. Problem often encountered in the constructions of a fiberglass boat is the lack of knowledge of craftsmen in the ship design as intended. At the otherwise, ship building by modern shipyard always force to postulate criteria and the other hand, craftsmen’s built ship using empirically methods at the traditional shipyard. Each others has self argument that refused by the benefit and the lack of them. Therefore, the study is conducted in order to determine the proper design of fiberglass ships for fishing troll line developed as a replacement of wood ships generation.en
dc.description.abstractPenelitian tentang pengembangan teknis desain kapal pancing tonda dengan material fiberglass telah dilakukan di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara dengan tujuan untuk menemukan desain kapal fiberglass yang layak untuk dikembangkan. Penelitian ini dilakukan dengan jalan mengkonversi kapal kayu menjadi kapal fiberglass kemudian dimodifikasi sesuai peruntukannya. Berlatarkan kenyataan bahwa pemanfaatan tuna di Kabupaten Buton hingga saat ini belum optimal dilakukan. Hal ini selain disebabkan oleh armada kapal yang dipakai umumnya berukuran kecil dengan desain tradisional, juga material untuk membangun kapal selalu bergantung pada ketersediaan kayu yang semakin langka dan mahal. Menyikapi hal tersebut, dipandang perlu untuk mengintroduksi teknis desain kapal dengan material fiberglass kepada para pengrajin di galangan tradisional sehingga lambat laun generasi kapal kayu dapat tergantikan. Mengingat pentingnya teknis desain dalam menentukan kelayakan sebuah kapal penangkap ikan maka dalam penelitian ini ditempuh lima tahap kajian yang meliputi: 1) tahap identifikasi, 2) tahap konversi material, 3) tahap kaji banding dan evaluasi, 4) tahap modifikasi dan redesain, dan 5) tahap konstruksi. Tahap pertama; pada tahap ini dilakukan identifikasi basic design kapal nelayan dengan mengadakan kegiatan survei di beberapa lokasi tempat pembuatan kapal dan sentra-sentra kegiatan nelayan pancing tonda. Tujuan dari kegiatan survei tersebut adalah untuk mengetahui bentuk dan dimensi utama kapal pancing tonda desain tradisional. Selain melakukan pengukuran terhadap kapal sampel juga dilakukan wawancara dengan nelayan dan pihak galangan. Kajian dari hasil survei ini, diperoleh bahwa kapal-kapal pancing tonda yang ada di Kabupaten Buton mayoritas merupakan kapal skala kecil dengan basic design yang homogen baik kapal inboard maupun outboard. Tahap kedua; tahap ini merupakan proses konversi material kapal dari kayu menjadi fiberglass dengan cara membuat mould berdasarkan basic design kapal sampel. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan pasangan kapal kayu-fiberglass yang sepadan dalam pengujian. Tahap ketiga; pada tahap ini dilakukan kaji banding untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan masing-masing kapal. Apabila dalam kajian ini kapal fiberglass memiliki kelemahan dibanding kapal kayu maka tahap selanjutnya akan dilakukan penyempurnaan melalui modifikasi dan redesain. Tahap keempat; tahap ini merupakan tahap penyempurnaan terhadap kapal fiberglass agar memiliki karakteristik yang lebih unggul atau minimal sama dengan kapal kayu. Modifikasi dilakukan dengan merubah bentuk lambung sedangkan redesain rancangan umum dengan menata ruang interior sesuai fungsinya dan menambah beberapa kompartemen diantaranya adalah dengan menambah cadangan buoyancy dan dasar ganda. Hasil modifikasi dan redesain, selanjutnya dievaluasi untuk mengetahui keunggulannya sebelum dikonstruksikan. Tahap kelima; merupakan tahap akhir yang dilakukan setelah evaluasi kapal modifikasi menunjukkan perubahan karakteristik yang lebih baik dibanding sebelum dimodifikasi.
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectship designen
dc.subjecttroll lineren
dc.subjectfiberglass materialen
dc.subjectstabilityen
dc.subjectspeeden
dc.titlePengembangan teknis desain kapal pancing tonda dengan material fiberglass di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggaraen
dc.titleDevelopment technical design of troll liner with fiberglass materials in Southeast Sulawesi, Buton Regency


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record