Show simple item record

Artificial fragmentation and sexual reproduction of Aaptos aaptos sponge in multiplication exertion of colony stock at natural habitat

dc.contributor.advisorSoedharma, Dedi
dc.contributor.advisorAffandi, Ridwan
dc.contributor.advisorWinarto, Adi
dc.contributor.authorKawaroe, Mujizat
dc.date.accessioned2012-06-19T06:24:06Z
dc.date.available2012-06-19T06:24:06Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54980
dc.description.abstractIn the present research, Aaptos aaptos sponge fragments were cultured in each periode at two sites of Pari Island, Seribu Islands, and pond at Ancol, DKI Jakarta. The parameters were measured i.e survival rate, specific growth rate, and evaluation to oocyte development by gamete maturity phase. A total of 336 sponge fragments cut and placed to vertical and horizontal (method) at frame in each location. The treatment was include wound at the body of sponge. Survival rate were high at pond compared to natural habitat. Southern part of Pari Island is apropriate place for fragmentation of Aaptos aaptos (Aa) sponge. Sponges fragments have an ability to regenerate their body and in 1 week they could attach the substrate so that after 1 month their body completely perfect same with their broodstock before fragmented. Sponges fragmented at vertical method have high survival rate compared to horizontal but their specific growth rate at horizontal better than vertical method. Specific growth rate differed significanctly per location and method but non significant per number of wound. Moon phase influence spawning frequency of Aa and spawning happen from new moon until full moon. External factor which is trigerring spawning are temperature, tide amplitude, and moon light. From in situ spawning research, Aa sponge is ovipar and fertilization is inside. Their released zygot (fertilized eggs) and soon after released zygot and embrio replicates their cell. Evaluation to oocyte development showed that gamete developed perfectly from phase I-IV for fragment at natural habitat but fragment at pond only produced gamete at phase I. Oocyte density at natural habitat lower than pond. The high survival, high specific growth rate and oocyte completely developed at phase I-IV suggest that this Aaptos aaptos sponge is a promising candidate for further mariculture development at natural habitat and ponden
dc.description.abstractSpons laut menghasilkan banyak bahan-bahan bioaktif dengan komposisi farmasi yang sangat menjanjikan. Spons laut yang digunakan pada penelitian ini adalah Aaptos aaptos (Aa), yang telah diketahui memiliki kandungan senyawa alkaloid dan aptamin dengan aktivitas penghambatan terhadap a-adrenoreceptor (Munro et al., 1999). Selain itu, senyawa alkaloid lain yang didapatkan dari spons Aa memiliki aktivitas sebagai antikanker, anti-HIV dan anti-mikroba (Nakamura et al., 1987). Pemanfaatan spons umumnya diambil secara langsung dari alam dan hanya sebagian kecil yang diperoleh dari hasil budidaya. Cara seperti ini jika dilakukan secara terus menerus diperkirakan akan mengakibatkan penurunan populasi secara signifikan bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kepunahan. Oleh karena itu spons Aaptos aaptos (Aa) merupakan salah satu jenis spons yang perlu dipertimbangkan dalam upaya pengembangan budidaya melalui fragmentasi. Budidaya laut (mariculture) merupakan metode yang menjanjikan untuk memproduksi biomasa spons diantara metode yang sudah pernah diujicobakan oleh beberapa peneliti. Metode yang paling banyak digunakan untuk membudidayakan spons adalah metode gantung. Metode gantung ini sudah diujicobakan pada spons mandi (bath sponge) sejak lama yang dilakukan oleh Schmidt dan Buccich di laut Mediterania, dan selanjutnya oleh Moore di Florida (Duckworth dan Battershill, 2003a). Metode gantung dilakukan dengan cara mengikat fragmen spons pada tali. Kestabilan posisi spons dibantu oleh keberadaan sistem pelampung. Selama ini fragmentasi spons yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya tidak mempertimbangkan mengenai luka yang terjadi akibat dari fragmentasi tersebut. Kondisi luka pada spons baik luas maupun jumlah merupakan faktor penting yang ikut menentukan kelangsungan hidup dan selanjutnya pertumbuhan spons. Kemampuan beberapa organisme termasuk spons untuk hidup dan tumbuh kembali setelah perlukaan sangat tergantung dari ukuran dan jumlah luka (Chadwick and Loya, 1990 ; Duckworth et al., 2003), luka yang besar dan banyak seringkali menyebabkan fatal bagi spons. Jaringan yang melakukan regenerasi untuk tumbuh membutuhkan energi yang besar di luar energi yang diperlukan untuk melakukan pertumbuhan dan reproduksi yang selanjutnya menurunkan kesegaran spons. Luka yang besar dapat menyebabkan rusaknya sistem saluran spons, menurunkan efisiensi penyerapan nutrien, dan dapat menyebabkan kematian pada beberapa spesies spons.
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectAaptos aaptosen
dc.subjectfragmenten
dc.subjectmaricultureen
dc.subjectPari Islanden
dc.subjectspongeen
dc.titleFragmentasi buatan dan reproduksi seksual spons Aaptos aaptos dalam upaya perbanyakan stok koloni di alamen
dc.titleArtificial fragmentation and sexual reproduction of Aaptos aaptos sponge in multiplication exertion of colony stock at natural habitat


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record