Studi Laut Dalam Dengan Bubu di Teluk Palabuhanratu
Study on Deepsea Using Pots in Palabuhanratu
Date
2009Author
Husni, Eddi
Purbayanto, Ari
Monintja, Daniel R.
Jay, Indra
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki banyak sumberdaya ikan dengan bentangan laut dua pertiga dari luas daratannya. Sebagian besar kegiatan perikanan laut berada di perairan paparan, sedangkan sumberdaya ikan laut dalam dapat dikatakan belum terjamah (untapped). Hal ini dikarenakan oleh terbatasnya informasi yang ada tentang potensi dan pemanfaatannya. Upaya pemanfaatan sumberdaya ikan laut dalam tersebut dibutuhkan teknologi yang tepat dan efektif. Saat ini penggunaan teknologi untuk pemanfaatan sumberdaya ikan laut dalam relatif mahal dan belum banyak tersedia informasi tentang pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut, sehingga pemanfaatan sumberdaya ikan laut dalam belum banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Disamping itu pula, masih adanya angkapan bahwa sumberdaya ikan laut dangkal masih dapat memenuhi kebutuhan akan konsumsi ikan di Indonesia. Secara urn urn penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengembangan teknologi penangkapan ikan laut dalam dengan bubu di Teluk Palabuhanratu untuk pemanfaatan sumberdaya ikan laut dalam di masa yang akan datang. Secara khusus bertujuan (1) melakukan pemetaan posisi penempatan bubu laut dalam, dan analisis pengaruh karakteristik dasar perairan terhadap keberadaan ikan laut dalam di Teluk Palabuhanratu, (2) merancang dan membuat bubu laut dalam (analisis pengaruh gaya-gaya hidrodinamika dan konstruksi) dan line hauler (pemilihan komponen line hauler, kebutuhan waktu penarikan, kebutuhan daya, tingkat pereduksian gigi dan teknik pengoperasian yang efektif), (3) menganalisis pengaruh penggunaan umpan (daging eucut dan pari) dan keragaman hasil tangkapan ikan laut dalam dengan bubu, (4) menganalisis peluang pengembangan teknologi penangkapan ikan laut dalam di masa yang akan datang. Lokasi penelitian di Teluk Palabuhanratu pada kedalaman 200-400 m dan waktu penelitian mulai bulan April sampai Desember 2005. Metodologi yang digunakan terdiri dari metode sUlvei, metode hidroakustik, metode perhitungan mekanik, dan experimental fishing dengan alat dan bahan seperti unit bubu, SIMRAD EY 500, GPS, fish finder, kapal dan line hauler. Teluk Palabuhanratu memiliki dasar perairan relalif bergelombang dan sedikit terjal dengan kedalaman berkisar antara 100-500 m, bahkan di daerah tertentu memiliki kedalaman di atas 500 m. Karakteristik dasar perairan adalall lumpur berpasir dengan sumberdaya ikan laut dalam seperti Heterocarpus sp., Heterocarpus hayashi dan Lamoha sp yang merupakan hasil tangkapan dominan selama penelitian, sedangkan hasil tangkapan lainnya seperti Gadella sp, Ophididae, belut (Congridae dan Synaphobranchus sp.) dan lobster merupakan hasil tangkapan yang tidak banyak diperoleh selama penelitian. Keberadaan sumberdaya ikan laut dalam salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik substrat dasar dan kedalaman perairan. Pemanfaatan sumberdayaikan laut dalam membutuhkan teknologi yang baik danefektif dengan konsep teknologi tepat guna. Penggunaan jenis bubu (tipe limas terpotong) dengan dua variasi jenis funnel tidak memberikan perbedaan hasil tangkapan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena jenis dan ukuran hasil tangkapan masih lebih kecil jika dibandingkan dengan dimensi funnel bubu yaitu 10 x 15 em. Luas penampang bagian atas bubu (4800 cm2 ) yang lebih keeil dibandingkan dengan luas penampang pada bag ian bawah (9600 em2 ) akan memberikan tahanan yang relatih lebih rendah pada saat hauling dilakukan. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi tahanan rangkaian bubu adalah luas penampang yang dilalui oleh air laut Analisis terhadap konstruksi lainnya adalah pengambilan kemiringan dinding bubu sebesar 600 yang juga memberikan tahanan yang relatit rendah, sehingga pengaruh arus (khususnya arus dasar perairan) tidak memberikan pengaruh terhadap bubu seperti bubu terbalik-balik di dasar perairan. Hal ini dibuktikan secara visual bahwa kondisi bubu selama penelitian tidak mengalami kondisi seperti yang disebutkan dan pada lantai bubu terdapat kandungan lumpur dan pasir yang memberikan kesimpulan bahwa bubu dengan konstruksi tersebut akan dalam keadaan diam di dasar perairan. Konstruksi lantai dengan kemiringan sebesar 30° akan memberikan kemudahan bagi spesies laut dalam yang memiliki sitat merayap untuk masuk dan sulit keluar dari bubu. Hal ini disebabkan oleh ketinggian lantai bubu terhadap pintu masuk bubu yang memberikan kesulitan bagi spesies yang memiliki sitat merayap untuk keluar kembali dari bubu. Bubu tersusun secara berangkai (/ongline) ditarik dengan menggunakan sebuah alat bantu yaitu line hauler yang merupakan hasil desain dan perancangan selama penelitian. Komponen penyusun line hauler yang terdiri dari por~s, roda gigi, bearing, bollard, motor bakar dan pulley, secara keseluruhan telah memenuhi standar pemilihan bahan menurut aturan mekanikal. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh komponen yang digunakan pada saat pengoperasian tidak mengalami kerusakan dengan maksimum beban penarikan 1.400 kg (terdiri dari tali dan rangkaian bubu). Kebutuhan daya penarikan sangat efektit sebesar 0,82 HP dari daya motor bakar sebesar 5,5 HP. Waktu penarikan hasil tangkapan hanya 30 menit. Jika dibandingkan waktu penarikan secara konvensional (gulungan bambu), penggunaan teknologi line hauler lebih efektit dengan waktu 30 menit dibandingkan 2,5 jam. Keragaman jenis hasil tangkapan baik pada zona fotik maupun afotik adalah rendah, namum di zona afotik menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Kisaran indeks dominasi menunjukkan nilai rendah hingga sedang. Heterocarpus hayashi mendominasi ekosistem perairan Teluk Palabuhanratu, meskipun perbedaan kedalaman tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap hasil tangkapan bubu. Pengembangan teknologi penangkapan ikan khususnya di perairan laut dalam membutuhkan kearifan dalam pemanfaatannya dengan mempertimbangkan aspek-aspek bio-technico-sosio-economic. Pengembangan tersebut memungkinkan untuk dilakukan pada masa yang akan datang dengan pertimbangan pada sumberdaya yang masih banyak tersedia dan penelitianpenelitian yang berbasis pada pengembangan teknologi dan manfaat ekonomi dari sumberdaya ikan laut dalam.
Collections
- DT - Fisheries [711]