Show simple item record

A Study of Environmental Risk Factors in Outbreak of Avian Influenza in Human (Case Control Study in West-Java Province)

dc.contributor.advisorLay,Bibiana W.
dc.contributor.advisorNotodiPutro, Khairil
dc.contributor.advisorSoesilo, Tri Edhi Budhi
dc.contributor.advisorWibawan, I Wayan Teguh
dc.contributor.authorBudiman
dc.date.accessioned2012-06-19T04:21:29Z
dc.date.available2012-06-19T04:21:29Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54966
dc.description.abstractAvian Influenza has become a global issue and reqUires proper management to prevent the outbreak of Avian Influenza. Numbers of occurence in Indonesia until Febnwry 2008 reached 126 cases, with death rate 103 cases (81,7%). The highest incidence happened in West-Java Province in which the number of positive Avian Influenza cases reached 31 people. The objectives of this research is to study environmental riskfactors related to Avian Influenza outbreak in human. The method used in this study include a case control study which is based on statistical models as well as system dynamics to develop intervention model usefol for policy decision in reducing the insidence of avian influenza. The result showed that the highest for Al disease is contact activities (OR=86,02). It was also shown that contact activities, contact frequency and livestock hygiene signifantly affect the insidence of AI diesease. This study also recommended the importance of poliCies to improve the hygiene of livestock and to reduce contact activities of the people from injected livestocksen
dc.description.abstractFlu burung pertama kali menyerang manusia dilaporkan di Hongkong pada tahun 1997. Selama Kejadian Luar Biasa (KLB) dilaporkan 18 orang dirawat di nunah sakit dan enam orang meninggal dunia (Yuen, Chan, Peiris, et. ai, 1998). Pada tahun 2008 total kasus flu burung terbanyak di dunia adalah Indonesia bukan lagi Vietnam dengan jumlah kasus 126 orang dan meninggal103 orang (81,7%). Propinsi Jawa Barat merupakan kasus tertinggi denganjumlah 31 orang dan meninggal26 orang (83,8%). Penyakit flu burung pada manusia mempunyai tingkat keganasan (virulensi) yang paling membahayakan di antara penyakit infeksi menular lainnya (HIV/AIDS, Malaria, dan lain-lain). Tingkat kematian akibat penyakit flu burung angka kejadiarmya sangat tinggi dibandingkan dengan penyakit menular lainnya mencapai 81,7% di Indonesia. Masa inkubasi penyakit flu burung pada manusia sangat cepat yaitu 1-10 hari. Identifikasi tanda dan gejala klinik penyakit flu burung di awali dengan ISP A disertai keluhan demarn (temperatur 2: 38°C), batuk, sakit tenggorokan, atau beringus (Depkes, 2004). Kadang kala sebagian besar kelompok masyarakat menganggap gejala flu biasa-biasa saja. hnpJikasinya dengan waktu yang sangat cepat penyakit flu burung menyebar ke berbagai wilayah melintasi negara. Penyakit flu burung saat ini telah menjadi isu global sehingga penanganan yang serius perIu segera diarnbil agar KLB flu burung tidak bermutasi menjadi flu yang menular dari manusia ke manusia dan menjadi wabah pandellli influenza. Menurut WHO, terdapat enam fase global pandellli influenza berdasarkan faktor epidemiologi pada manusia sebelum suatu pandemi ditetapkan. Flu burung berdasarkan data yang diperoleh dari WHO masuk pada fase ke-3 yaitu peri ode kewaspadaan terhadap pandemi (Bapenas, 2005). Perubalmn pada lingkungan itu pada gilirannya akan mempengaruhi kehidupan lllanusia termasuk masalah kesehatan manusia. Teori Gordon, dalam Anies (2006) menyatakan ketidakseimbangan terjadi akibat pergeseran faktor lingkungan akan lllempengaruhi bibit penyakit (agent) menjadikannya lebih ganas atau lebih llludah masuk ke dalam tubull manusia. Peningkatan insidensi penyakit flu burung setiap waktu pada manusia terus bertambah yang disertai dengan tingginya angka kematian. Fenomena ini menunjukan ballwa flu burung menjadi perhatian yang menakutkan bagi manusia Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah peranan faktor lingkungan baik lingkwlgan fisik, biologi-kimia, dan sosial-ekonomi yang berpotensi menjadi media dominan penyebaran penyakit flu burung yang semakin luas. Lingkungan fisik menjadi pemicu dalam mentransmisikan virus H5N1 melalui udara akibat konsentrasi virus yang tinggi dalarn saluran pemafasan (Capua & Mutinelli, 2001). Di lingkungan air virus H5Nl dapat hidup dengan kondisi tertentu (Siegel, 2006). Bahkan penyebaran virus diduga berasal dari migrasi bunmg dan transportasi unggas yang terinfeksi (Depkes RI, 2004). ..- -tingkungan- sosial-ekonomiyangberhubungandenganjenis -pekeIjaan,tempat pekerjaan dan lainnya merupakan faktor lingkungan yang mempermudah terjadinya penyakit flu burung. Tujuan penelitian pada bagian ini adalah 1) membuat perjalanan riwayat alarniah penyakit flu burung, 2) menemukenali faktor manusia yang telinfeki penyakit flu burung, 3) menemukenali faktor risiko lingkungan, 4) membuat model probabilitas interaksi faktor risiko lingkungan, 5) melakukan kajian kelembagaan iii pencegahan penyakit flu burung pada manusia, dan 6) membuat model intervensi pencegahan yang berbasis pada faktor risiko lingkungan dominan. Disain penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu studi kasus, studi kasus kontrol, studi dokumentasi dan literatur, dan sistem dinamik. Sumber data utama penelitian ini mencakup data primer dimana peneliti memperoleh informasi langsung dari pasien flu burung yang dinyatakan sembuh dan sumber dari keluarga pasien yang meninggal. Data sekunder kasus flu burung diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 2005-2007. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengukuran kesehatan secara umum dan melalui kuesioner. Pengumpulan data di lakukan di sebelas KabupatenIKota wilayah Propinsi Jawa Barat. Analisis data yang digunakan untuk membuat riwayat alamiah penyakit melalui status health folder, mengetahui model probabiltas komponen lingkungan sebagai risiko KLB penyakit flu burung melalui perhitungan regresi logistik, mengetahui besar risiko melalui perhitungan Odds Ratio (OR), melakukan kajian kelembagaan melalui analisis kualitatif, dan untuk membuat model intervensi pencegahan penyakit flu burung menggunakan simulasi model dinamik. Studi penelitian menemukan riwayat alamiah penyakit flu burung pada manusia melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama pre-patogenesis penyakit flu burung sebagian besar penderita berinteraksi dengan unggas yang dipelihara untuk keperluan kebutuhan sendiri dan teIjadi lingkungan sekitar rumah.Tahapan kedua inkubasi penderita penyakit flu burung terjadi rata-rata waktu adalah 7 hari dengan rentang waktu masa inkubasi antara 2-20 hari.Tahapan ketiga klinis penderita penyakit flu burung teIjadi rata-rata menimbulkan gejala klinis awal di hari ke-7, rata-rata waktu penderita dirawat di rumah adalah 5 hari dengan rentang waktu antara 2-12 hari, dan rata-rata mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit rujukan adalah pada hari ke-6. Tahapan keempat terminal (akhir) penderita penyakit flu burung sebagian besar berakhir dengan meniuggal yaitu 26 orang (83,8%), sembuh 5 orang (16,2%), dan mengalami kecacatan (OO,O%).Untuk profil manusia hanya kebiasaan mencuci tangan yang ada hubungan secara nyata dengan kejadian penyakit flu burung pada manusia (nilai-p < 0,05). Faktor risiko lingkungan dominan terhadap kejadian penyakit flu burung melalui model regresi logistik menemukan empat faktor yang dominan yaitu aktivitas kontak (p=O,OOI), jumlall kontak (p=0,02S), kontak era! (0,018), dan membersihkan kandang temak (p=0,016). Selain itu nilai odds ratio (OR) menyatakan bahwa ketiga peubah tersebut merupakan faktor risiko ( nilai OR> I) sedangkan kebersihan kandang temak merupakan faktor pencegall ( nilai OR<I). Kandang temak merupakan tempat hidup golongan unggas (ayam). Setiap hari ayam mengeluarkan kotoran yang merupakan sumber penularan virus HSNI, dan penularan dari unggas ke manusiajuga dapat teIjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu burung. Artinya virus HSNI yang ada di kotoran unggas melalui lingkungan udara dapat menginfeksi -- -manusia; -Maka··kandangtemakharus-teIjamin-dan-terpeliharasanitasi -karena merupakan faktor yang dapat mencegah teIjadinya penyakit flu bunmg. iv Peran kelembagaan dalam kronologis Flu Burung di mulai dengan diumumkan adanya KLB Avian Influenza pada unggas di Indonesia oleh Departemen Pertanian pada tanggal 25 Januari 2004, padahal sebenamya telah terjadi sejak tahun 2003, dan Departemen Kesehatan menyatakan Flu Burung sebagai Kejadian KLB pada manusia pada bulan September 2005 sejak timbulnya insidensi pertama kasus Flu burung pada manusia bulan Juli 2005. Peran kelembagaan dalam penanggulangan penyakit Flu burung belum adanya integrasi antara Departemen Pertanian yang bertanggung jawab pada pengendalian sumber penularan (unggas) dengan Departemen Kesehatan yang bertanggung jawab pada kesehatan manusia. Peran kelembagaan pelayanan kesehatan cenderung menjadi kontak lanjutan bukan menjadi kontak pertama sehingga para penderita Flu burung umumnya datang terlambat kesarana kesehatan. Model intervensi pencegahan penyakit flu burung pada manusia yang di bangun bertitik tolak pada identifikasi sistem yang didasarkan pada model regresi logistik yaitu aktivitas kontak, jumlah kontak, kontak erat, dan kebersihan kandang ternak. Dalam simpal kausal penjelas menyebabkan teIjadinya pengaruh kontak. lni berarti setiap individu yang terkena infeksi penyakit flu burung karena adanya kontak dengan sumber penularan. Pengaruil kontak seterusnya melaju kontak dan rnelaju insidensi penyakit flu burung. Hasil simulasi faktor lingkungan ternyata dapat menurunkan angka kejadian penyakit flu burung pada manusia dengan mengintervensi peuingkatan kebersihan kandang ternak. Model intervensi pencegahan penyakit flu burung pada manusia memberikan gambaran bahwa faktor lingkungan bisa dijadikan upaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit flu burung. Upaya intervensi yang dilakukan adalah pada tingkat pencegahan primer yaitu peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus terhadap masalah kesehatan. Bentuknya memberikan pendampingan personal tentang pengetahuan masyarakat akan faktor risiko penularan virus H5Nl.
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectEllvirollmelltal Compollellten
dc.subjectAvian Illfluellzaen
dc.subjectCase COlltrol Studyen
dc.titleKajian Peranan Lingkungan Sebagai Faktor Risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Flu Burung pada Manusia (Studi Kasus Kontrol di Wilayah Propinsi Jawa Barat)en
dc.titleA Study of Environmental Risk Factors in Outbreak of Avian Influenza in Human (Case Control Study in West-Java Province)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record