Show simple item record

dc.contributor.advisorDarmawan, I Wayan
dc.contributor.authorJauhari, Alisa Maulina
dc.date.accessioned2012-06-15T03:31:15Z
dc.date.available2012-06-15T03:31:15Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54895
dc.description.abstractSebagian besar cat yang beredar di pasaran dan diaplikasikan di Indonesia berasal dari bahan finishing larut minyak yang dalam pemakaiannya menghasilkan emisi bahanbahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu cat yang diminati oleh masyarakat pada umumnya adalah cat yang ramah lingkungan, tidak mengandung racun (daya toksisitasnya rendah) dan ekonomis. Bahan finishing pelarut air merupakan cat ramah lingkungan yang saat ini cukup diminati. Dengan pertimbangan bahwa bahan finishing larut air belum banyak diaplikasikan di Indonesia, maka dipandang perlu untuk meneliti bahan finishing larut air pada jenis-jenis kayu yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Kondisi aplikasi bahan finishing yang dilakukan adalah perlakuan kekentalan bahan cat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu Mahoni, Jati, Impra Aqua Wood Filler AWF-911, Impra Aqua Wood Stain AWS-921, Impra Aqua Sanding Sealer ASS-941, Impra Aqua Lacquer AL-961, SH-113, PU PUSS 740-2K, dan PU PUL 745-2K, kecap, saos, dan minyak goreng. Alat-alat yang digunakan antara lain Circular saw dan band saw untuk membuat contoh uji, 30 lembar kertas ampelas (nomor 180, 240, dan 400), spray gun, kompresor, alat tulis, caliper, ember, dan kain bersih. Masingmasing contoh uji diberi perlakuan pelapisan permukaan kayu dengan sistem finishing waterbased lacquer (pelarut air) dan polyurethane (pelarut minyak). Pada sistem waterbased lacquer setiap contoh uji difinishing dengan pengenceran air yang berbeda, yaitu sealer 5% + top coat 15%, sealer 10% + top coat 30%, dan sealer 20% + top coat 60%. Pengujian sifat finishing yang dilakukan adalah pengujian daya tahan terhadap bahan kimia rumah tangga, pengujian panas dan dingin, serta pengujian ketahanan terhadap rayap Cryptotermes cynocephalus Light. Berdasarkan hasil pengamatan, permukaan kayu yang telah difinishing menggunakan sistem pelarut air (waterbased lacquer) dengan pengenceran air yang berbeda memiliki penampilan yang sama. Apabila dibandingkan dengan permukaan kayu yang telah difinishing menggunakan sistem pelarut minyak (polyurethane), penampilan permukaan kayu yang difinishing dengan bahan pelarut air (waterbased lacquer) kurang mengkilap sehingga terlihat kurang menarik. Pengujian dengan menggunakan pelaburan bahan rumah tangga (kecap, saos, dan minyak goreng) selama 1 jam tidak memberikan pengaruh terhadap penampilan permukaan kayu (berada pada kelas 10). Setelah pengamatan selama 24 jam, permukaan kayu yang difinishing menggunakan sistem pelarut air (waterbased lacquer) memiliki noda sisa kecap, saos, dan minyak goreng sehingga keenam contoh uji turun menjadi kelas 9 sedangkan permukaan kayu yang difinishing menggunakan pelarut minyak (polyurethane) masih berada pada kelas 10. Dari pengamatan uji panas dan dingin tidak ditemukan perubahan penampilan pada permukaan contoh uji. Setelah pengujian ketahanan terhadap rayap Cryptotermes cynocephalus Light selama 100 hari, contoh uji kayu mahoni dan jati yang difinishing menggunakan pelarut air (waterbased lacquer) mengalami kerusakan dan penurunan berat sebesar 1,55% dan 0,52%. Sedangkan kayu yang dilapisi bahan finishing pelarut minyak (polyurethane) tidak mengalami kerusakan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectPolyurethaneen
dc.subjectWaterbased Lacqueren
dc.subjecthousehold chemicals treatmenten
dc.subjecthot and cold water testen
dc.subjectfeeding termites.en
dc.titleKarakteristik Lapisan Finishing Pelarut Minyak (Polyurethane) dan Pelarut Air (Waterbased Lacquer) pada Kayu Jati dan Mahonien


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record