Categorization in Macaca fascicularis.
Kemampuan kategorisasi Macaca fascicularis.
Date
2012Author
Widayati, Kanthi Arum
Suryobroto, Bambang
Mikami, Akichika
Farajallah, Achmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Categorization is an ability to group individuals or events into different classes mediated by conceptualized mental images. There are several levels of categorization and within a taxonomy the levels are nested. At the most concrete level of categorization, all or most members of the category shared common physical attributes that differ from other categories. The higher the level of category, the fewer common attributes between members of the group. In addition to humans, the ability to categorize has also been proposed in animals. One example of categorization in animal is species discrimination. Using matching-tosample task, present experiment tested ability of the long-tailed macaque (Macaca fascicularis) in discriminating dichotomous-stimuli of different animals. The species has been shown to be able to see photos as representations of real object so I used facial photos of humans and animals for the stimuli. First, I tested their ability to classify humans and macaques into separate group. Second, I tested their ability to discriminate their conspecific from other macaques. And the last, I tested whether the subjects were able to discriminate non-human animals from humans. In all of these experiments I found that the subjects showed high performance in categorizing objects, even when I discarded details of visual informations, such as color and local shapes. The ability to identify objects with reduced representation of physical properties means the subjects were able to generalize attributes of members of the group. This would indicate that the subjects created a higher level abstraction. On the other hand, in discriminating intrageneric macaque species I found that they were able to extract uniqueness of each species. More over, I also found that the subjects were able to put photos of non-human animals that shared very few similarities in physical percepts into one group. I suggested that the subjects could create a more abstract concept based on non-percepts relations as a basis to put the objects into one category. Thus, I concluded that M. fascicularis were able to perform multiple levels of categorizations. Kategorisasi adalah kemampuan seseorang untuk mengelompokkan individu-individu atau kejadian-kejadian ke dalam kelompok yang berbeda. Kemampuan kategorisasi didukung oleh konsep yang dibentuk di otak. Ada beberapa tingkat kategorisasi. Pada tingkat yang paling dasar, semua anggota kelompok memiliki banyak persamaan ciri fisik dibandingkan dengan kelompok lainnya. Semakin tinggi tingkat kategorisasi, persamaan ciri fisik di antara anggota kelompok semakin sedikit. Selain manusia, hewan diduga juga memiliki kemampuan kategorisasi. Salah satu contoh kategorisasi adalah diskriminasi spesies hewan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan diskriminasi spesies pada Macaca fascicularis. Monyet ini memiliki kemampuan untuk melihat foto sebagai representasi dari benda sebenarnya. Penelitian ini menggunakan stimulus berupa foto-foto wajah dari manusia dan hewan dengan metode matching-to-sample task. Saya melakukan tiga eksperimen utama. Pertama, saya ingin menguji apakah M. fascicularis dapat mengelompokkan manusia dan makaka ke dalam dua kelompok terpisah. Kedua, saya ingin mengetahui apakah monyet mampu membedakan antara individuindividu spesiesnya dengan individu-individu dari spesies lain. Terakhir, saya ingin menguji apakah monyet mampu membedakan antara manusia dan hewan lain non manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. fascicularis mampu memisahkan dan mengelompokan objek-objek ke dalam kategori yang diujikan walaupun saya menyingkirkan informasi visual dari stimulus seperti warna dan bentuk. Kemampuan monyet untuk mengidentifikasi objek berdasarkan sedikitnya informasi fisik mengindikasikan adanya kemampuan dalam membentuk konsep yang lebih abstrak. Selain itu, pada eksperimen ke dua, monyet saya berhasil menemukan ciri-ciri unik dari masing-masing spesies makaka. Saya juga menemukan bahwa monyet berhasil mengelompokkan foto-foto hewan yang berbeda secara fisik ke dalam satu kelompok. Saya menduga bahwa monyet dapat membuat konsep yang lebih abstrak berdasarkan hubungan non-perseptual sebagai dasar untuk mengelompokkan objek ke dalam satu kategori. Saya menyimpulkan bahwa dalam mengkategori hewan, M. fascicularis menggunakan beberapa tingkatan abstraksi.