Environmental management model of heavy equipment components industry based on public participation and collaboration
Model pengelolaan lingkungan industri komponen alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat
Date
2012Author
Utomo, Budi Setyo
Maarif, Mohamad Syamsul
Sutjahjo, Surjono H.
Sumardjo
Metadata
Show full item recordAbstract
components and localized in an industrial area, there will be an impact on the environment. Data analysis was performed descriptively and with the Structural Equation Model (SEM). The results of SEM analysis showed that the developed model has a fairly high level of validity that is shown by the minimum fit chi-square value of 87.95 (P = 0.00100). Based on said model, it shows that the company's performance in waste management is largely determined by employee integrity and objectivity of the new employees followed later by the independence of the employees in waste management. This research was conducted to support increasing effectiveness and efficiency of corporate management, by determining alternative forms of managing the heavy industrial equipment components environment (PLIKAB)-based on participation and society partnerships. The determination of alternative uses analytical hierarchy process (AHP) with the help of the Criterium Decision Plus v3.04 software.These results indicate that according of experts, the environmental management of industrial waste heavy equipment components must consider the technological aspects of its management. This can be seen from the weighting of each element that indicates the technology element has the greatest weight, which is 0.456. While the most influential actor in the management is the company (0.451), The best alternative for the management of industrial waste components of the heavy equipment is to form managers based on partnerships by different stock ownership (0.791). It is considered much better than by forming managers based on partnerships by the same stock (0.209). Industri alat berat merupakan salah satu industri penggerak roda perekonomian (driving sector), yang dirumuskan dalam perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia Jepang (Indonesian Jepan economic partnership agreement) tahun 2007, disamping industri automotif, elektronika, tekstil dan galangan kapal. Kebutuhan akan alat berat akan terus meningkat dari sekitar 5.200 unit pada tahun 2007 menjadi 15.000 unit pada tahun 2011 dan akan meningkat menjadi 25.000 unit pada tahun 2015. Kelangkaan bahan baku (masih tergantung dari import), yang disebabkan industri baja lokal belum mampu memproduksinya. Terdapat konflik kepentingan masalah limbah sisa potongan baja yang banyak diminati masyarakat sekitar pabrik, lembaga swadaya masyarakat, aparat pemerintahan dan karyawan industri komponen alat berat itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji upaya peningkatan penggunaan bahan baku secara optimal dengan memanfaatkan limbah melalui perumusan model pengelolaan lingkungan industri alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat. Tujuan umum penelitian adalah merumuskan model pengelolaan lingkungan industri komponen alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan, yaitu menganalisis kinerja manajemen perusahaan industri komponen alat berat terkait dengan produktivitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan lingkungan, menganalisis kinerja perusahaan industri komponen alat berat dalam pengelolaan limbah, menganalisis partisipasi karyawan dalam pengelolaan limbah industri komponen alat berat, merumuskan alternatif bentuk kemitraan dalam pengelolaan limbah industri komponen alat berat yang tepat bagi para pihak terkait, dan merumuskan model pengelolaan lingkungan industri komponen alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat. Industri alat berat merupakan salah satu industri penggerak roda perekonomian (driving sector), yang dirumuskan dalam perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia Jepang (Indonesian Jepan economic partnership agreement) tahun 2007, disamping industri automotif, elektronika, tekstil dan galangan kapal. Kebutuhan akan alat berat akan terus meningkat dari sekitar 5.200 unit pada tahun 2007 menjadi 15.000 unit pada tahun 2011 dan akan meningkat menjadi 25.000 unit pada tahun 2015. Kelangkaan bahan baku (masih tergantung dari import), yang disebabkan industri baja lokal belum mampu memproduksinya. Terdapat konflik kepentingan masalah limbah sisa potongan baja yang banyak diminati masyarakat sekitar pabrik, lembaga swadaya masyarakat, aparat pemerintahan dan karyawan industri komponen alat berat itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji upaya peningkatan penggunaan bahan baku secara optimal dengan memanfaatkan limbah melalui perumusan model pengelolaan lingkungan industri alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat. Tujuan umum penelitian adalah merumuskan model pengelolaan lingkungan industri komponen alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan, yaitu menganalisis kinerja manajemen perusahaan industri komponen alat berat terkait dengan produktivitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan lingkungan, menganalisis kinerja perusahaan industri komponen alat berat dalam pengelolaan limbah, menganalisis partisipasi karyawan dalam pengelolaan limbah industri komponen alat berat, merumuskan alternatif bentuk kemitraan dalam pengelolaan limbah industri komponen alat berat yang tepat bagi para pihak terkait, dan merumuskan model pengelolaan lingkungan industri komponen alat berat berbasis partisipasi dan kemitraan masyarakat.