Deteksi Serologi Bean Common Mosaic Virus(BCMV) dari Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Komersial dan Petani
Abstract
Kacang panjang (Vigna sinensis L) merupakan tanaman hortikultura yang banyak ditanam di Indonesia. Salah satu pembatas produksi kacang panjang adalah virus mosaik Bean common mosaic virus (BCMV), BCMV bersifat tular benih dan dapat ditularkan melalui kutudaun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan benih kacang panjang komersial dan petani serta membandingkan dua teknik deteksi serologi untuk BCMV yaitu Indirect-Enzyme-linked immunosorbent assay (I- ELISA) dan Tisue blot immunosorbent assay (TBIA). Varietas komersial yang dideteksi antara lain Parade, New Jaliteng, Long Silk, Pilar, 777, Maharani, dan Lousiana, serta varietas dari petani yang dideteksi yaitu Lokal asal Indramayu. Sebanyak 100 benih dari setiap varietas ditumbuhkan pada media tanah di baki (growing on test) sampai berumur 4 minggu. Deteksi BCMV dilakukan terhadap 20 sampel komposit untuk tiap varietas dengan I-ELISA. Sampel komposit yang positif kemudian dideteksi ulang secara individu untuk mendapatkan persentase BCMV terbawa benih. Deteksi BCMV dengan TBIA diuji sensitivitasnya melalui penggunaan antiserum dengan pengenceran 1:3 000, 1:5 000, 1:7 000, 1:10 000, 1:13 000, dan 1:15 000. Hasil deteksi TBIA dari benih selanjutnya dibandingkan dengan hasil deteksi I-ELISA. Persentase BCMV terbawa benih tertinggi sampai terendah ditunjukkan berturut-turut oleh varietas Parade (73%), varietas 777 (30%), varietas Maharani (25%), varietas Long Silk (5%), varietas Pilar (4%), varietas New Jaliteng (3%), dan terakhir varietas Lousiana (2%). Hal ini menunjukkan sebagian besar benih-benih komersial tidak bebas BCMV. Persentase terbawa benih diduga terkait dengan ketahanan tanaman terhadap BCMV. Deteksi BCMV menggunakan TBIA menunjukkan semakin tinggi pengenceran antiserum waktu yang dibutuhkan semakin lama pada reaksi pewarnaan. Namun sensitivitas hasil deteksi TBIA masih mampu mendeteksi BCMV sampai pengenceran 1:15 000. Diantara pengenceran antiserum yang diuji menunjukkan bahwa pengenceran 1:3 000 – 1:7 000 memberikan hasil deteksi yang terbaik dalam waktu yang singkat. Perbandingan hasil deteksi I-ELISA dan TBIA pada varietas Parade menunjukkan hasil yang hampir sama. Jika dibandingkan keduanya, deteksi BCMV menggunakan TBIA lebih cepat, murah, dan mudah dibandingkan I-ELISA. Kecepatan diagnosa TBIA jauh lebih singkat (± 3 jam) dibandingkan I-ELISA (22-26 jam), serta pengujian langsung di lapang lebih mudah dan lebih memungkinkan dibandingkan ELISA.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]