Karakteristik Spermatozoa Kauda Epididimis Domba Masa Tumbuh setelah Pemberian Fraksi Lipid (FL) dan Fraksi Delipidasi (FdL) Ekstrak Daun Katuk
RINGKASAN KURNIASARI. Karakteristik Spermatozoa Kauda Epididimis Domba Masa Tumbuh setelah Pemberian Fraksi Lipid (FL) dan Fraksi Delipidasi (FdL) Ekstrak Daun Katuk.
Date
2011Author
Kurniasari, Adi Ningrum
Setiadi, Mohamad Agus
Suprayogi, Agik
Metadata
Show full item recordAbstract
This research was conducted to determine the relationship of FL and FDL on growth ram cauda epididymal sperm characteristic. This research was performed in 9 growth Priangan rams (5 years old) divided into 3 groups wich consist of 3 rams each group. The control group was given placebo and the treatment group was given FL in the dosage 270 mg/day or FdL in the dosage of 1230 mg/day for 2 months, then after treatment rams were killed. The epididimys was collected and sperm was observed by piercing and sucking by spoid for five days respectively. Epididimal weight and concentration were observed in H0, then in H0 until H4 the characteristic of sperm were observed on motility, live sperm, membrane integrity, and abnormality. The result of the experiment revealed that there was decreasing in motility, live sperm, and membrane integrity day by day. However, concentration on FL and FdL group lower than control and the life percentage in the treatment is still high until the end of observation in FL and FdL group. In general, there was no significant influence on cauda epididymal sperm characteristic after treatment with FL and FdL. Hewan selalu menunjukkan kemampuannya untuk bereproduksi, hal tersebut sangat penting untuk mempertahankan kelestarian jenisnya di alam agar tidak punah. Terjadinya reproduksi membutuhkan dua komponen penting yaitu sel telur dari betina dan sel spermatozoa dari pejantan. Namun, ada kalanya pejantan tidak dapat melakukan aktivitas reproduksinya secara normal. Gangguan aktivitas reproduksi tersebut akan sangat merugikan bagi pengembangan populasi hewan terutama hewan dengan nilai genetik (plasma nutfah) yang unggul. Kegagalan pengembangan populasi tersebut dapat mengakibatkan penurunan populasi hewan jika tidak cepat ditanggulangi. Semakin besar penurunan populasi semakin besar kemungkinan timbulnya ancaman terhadap keberlangsungan hewan bahkan dapat berujung kepada kepunahan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menjaga plasma nutfah dari kepunahan adalah melalui aplikasi teknologi reproduksi dimana keberhasilan teknologi reproduksi tidak dapat lepas dari kualitas spermatozoa yang baik. Dengan demikian, upaya untuk penyelamatan plasma nutfah hewan melalui aplikasi teknologi reproduksi juga harus mendorong upaya perbaikan fungsi fisiologis pada hewan. Daun katuk mampu meningkatkan fungsi fisiologis hewan termasuk fungsi reproduksi. Khasiat daun katuk diketahui dapat meningkatkan produksi air susu ataupun produksi telur pada hewan betina. Diyakini bahwa terdapat respon yang serupa pada hewan jantan yaitu dapat memacu peningkatan fungsi reproduksi yang diakibatkan peningkatan hormon steroid terutama testosteron. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana efek pemberian fraksi ekstrak daun katuk terhadap fungsi reproduksi hewan jantan. Oleh karena itu langkah-langkah penelitian awal untuk mengetahui pengaruh dari pemberian fraksi ekstrak daun katuk terhadap fungsi reproduksi jantan melalui karakteristik spermatozoa di kauda epididimis domba sebagai hewan coba perlu dilakukan. Penelitian ini menggunakan 9 ekor domba Priangan jantan berumur ± 5 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan masing-masing 3 domba per kelompok perlakuan. Tiga perlakuan tersebut adalah kontrol yang diberi plasebo, FL diberi dosis 270 mg/hari/ekor dalam 3 kapsul, dan FdL diberi dosis 1230 mg/hari/ekor dalam 3 kapsul. Kapsul diberikan secara oral pada pagi hari (2 kapsul) dan sore hari (1 kapsul) selama 2 bulan, kemudian pada akhir perlakuan domba dikorbankan untuk selanjutnya epididimis dipreparir. Pengamatan dilakukan terhadap bobot epididimis dan konsentrasi spermatozoa epididimis serta selama 5 hari berturut-turut diamati motilitas, persentase hidup, keutuhan membran, dan abnormalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian fraksi ekstrak daun katuk tidak menunjukkan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap bobot epididimis dan karakteristik spermatozoa (konsentrasi, motilitas, persentase hidup, keutuhan membran, dan abnormalitas). Namun demikin, diduga respon FL dan FdL iv kemungkinan besar dapat teramati pada pengamatan kurang dari satu hari setelah domba dikorbankan. Pemberian FL dan FdL menyebabkan penurunan konsentrasi spermatozoa kauda epididimis dibandingkan kontrol. Motilitas spermatozoa pada pemberian FdL menunjukkan kecenderungan penurunan yang lebih cepat dibandingkan kelompok FL dan kontrol. Persentase hidup dan keutuhan membran spermatozoa kauda epididimis pada perlakuan FL dan FdL memperlihatkan kecenderungan nilai yang lebih besar dari H-2 hingga H-4 dibandingkan kontrol. Persentase cytoplasmic droplet dan abnormalitas lain tidak menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan dari H-0 hingga H-4. Pemberian fraksi ekstrak daun katuk dengan berbagai dosis tidak mempengarui bobot epididimis dan karakteristik spermatozoa kauda epididimis. Terdapat kecenderungan penurunan konsentrasi spermatozoa dan peningkatan kekuatan membran pada domba masa tumbuh.