Show simple item record

People’s Timber Marketing in Pamarican Sub-district, Ciamis Regency, West Java Province.

dc.contributor.advisorNurrochmat, Dodik R.
dc.contributor.advisorSundawati, Leti
dc.contributor.authorHerliana, Lia
dc.date.accessioned2012-03-15T01:38:45Z
dc.date.available2012-03-15T01:38:45Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53794
dc.description.abstractMost farmers of people’s forest do not have sufficient knowledge about the market. Their lack of information as well as working capital paves the way for collecting traders' dominant role, especially in the determination of market prices. As a result, in people’s timber marketing, the farmers generally become the unfortunate party, where there is an unfair distribution of benefits and the farmers always get a relatively smaller part compared to the other parties involved. This study aimed to find out the characteristics of the players involved in people’s timber marketing, the forms of marketing channels, the income received by each player, and to learn the structure of people’s timber marketing from every marketer in Pamarican Sub-district, Ciamis Regency. The research was conducted from July to August 2011 with the selection of respondents using purposive sampling method. The respondents consisted of 60 forest farmers, 15 collecting traders, and 10 sawmill owners. The research results showed that the marketers of people’s forest products at the study site consisted of forest farmers, collecting traders, and sawmill owners. In the meantime, there were two marketing channels: one-level channel and two-level channel. Its market the kind of woods sengon. Monthly income received by a forest farmer was Rp 148.430, while a trader got Rp 1.627.500, and a sawmill owner obtained Rp 31.827.000. The market structure at the level of farmers was pure oligopoly while at the level of traders and sawmill owners the market was pure oligopsony. The total marketing margin at channel 1 and 2, was: 50% and 45,83%, with a value of farmer's share of 50% and 54,17%. Based on the farmer's share and the marketing margin, the most efficient marketing channel at the study site was channel 2 since it had the largest value of farmer's share and the smallest total margin.en
dc.description.abstractSebagian besar petani hutan rakyat masih memiliki pengetahuan yang rendah mengenai pasar. Kurangnya informasi disertai kurangnya permodalan yang dimiliki petani menyebabkan peranan pedagang pengumpul menjadi sangat menonjol, terutama dalam penentuan harga pasar. Akibatnya dalam pemasaran kayu rakyat ini, umumnya petani menjadi pihak yang dirugikan, dimana terjadi pembagian keuntungan yang tidak merata dan petani mendapat bagian yang relatif lebih kecil dari pihak-pihak lain yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelaku yang terlibat dalam pemasaran kayu rakyat dan bentuk salurannya, pendapatan yang diterima oleh setiap pelaku pemasaran kayu rakyat, dan mengetahui struktur pemasaran kayu rakyat dari setiap pelaku pemasaran kayu rakyat di wilayah Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 dengan pemilihan responden menggunakan metode purposive sampling. Responden yang diambil petani hutan rakyat sebanyak 60 orang, pedagang pengumpul sebanyak 15 orang, dan industri penggergajian sebanyak 10 industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku pemasaran kayu rakyat di lokasi penelitian terdiri dari petani hutan rakyat, pedagang pengumpul, dan industri penggergajian. Sedangkan saluran pemasaran yang terbentuk terdiri dari dua saluran, yaitu: saluran satu tingkat dan dua tingkat. Jenis kayu yang dipasarkan adalah sengon. Pendapatan perbulan yang diterima oleh petani hutan rakyat sebesar Rp 148.430, sedangkan pedagang pengumpul sebesar Rp 1.627.500, dan industri penggergajian sebesar Rp 31.827.000. Struktur pasar pada tingkat petani hutan rakyat adalah oligopoli murni sedangkan pada tingkat pedagang pengumpul dan industri penggergajian adalah struktur pasar oligopsoni murni. Total marjin pemasaran kayu rakyat pada saluran 1 dan 2, yaitu: 50% dan 45,83%, dengan nilai farmer’s share sebesar 50% dan 54,17%. Berdasarkan nilai farmer’s share dan marjin pemasarannya, saluran pemasaran yang paling efisien di lokasi penelitian adalah saluran 2. Karena memiliki nilai farmer’s share yang paling besar dan total marjinnya yang paling kecil.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectPeople Foresten
dc.subjectMarketingen
dc.subjectMarket Structureen
dc.subjectFarmer Shareen
dc.titlePemasaran Kayu Rakyat di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.en
dc.titlePeople’s Timber Marketing in Pamarican Sub-district, Ciamis Regency, West Java Province.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record