Analysis of Business Development Derivative Products Coconut Processing in Jambi Province
Analisis Pengembangan Usaha Pengolahan Produk Turunan Kelapa di Provinsi Jambi
Abstract
This study analyzes the business development of coconut derivative products processing, i.e. processing of cooking oil, coconut husk and coconut shell charcoal. It is an effort to increase value-added commodities and to increase the coconut farmers’ income. The business will be run through a cooperative business entity in order to achieve the effectiveness and efficiency of business. Feasibility analysis results indicate that the three businesses are feasible to be developed in the district of Tanjung Jabung West, where the Net Present Value is positive, are the Net Benefit Cost Ratio greater than 1. The Internal Rate of Return is greater than interest actual interest and Payback Period of business is faster than a predetermined project period. Development of coconut derivative products processing business based agency cooperative efforts to increase farmers' income up to 17,48 percent per year. It also increases the absorption of human resources and can enhance regional development through the allocation of SHU by 15 percent to fund education, social and environmental development. In addition, its existence is able to absorb the labor of up to 42 people in each area. Pengembangan perkebunan kelapa Provinsi Jambi terkonsentrasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, yaitu pada daerah pesisir pantai yang memiliki ketinggian daratan 0-450 dpl. Kelapa merupakan komoditi perkebunan yang memiliki muliti komponen yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, mulai dari daging buah, sabut, tempurung dan air kelapa. Namun sebagian besar penjualan hasil usahatani kelapa dilakukan dalam bentuk kelapa butiran, sehingga petani tidak memperoleh nilai tambah dari bagian kelapa yang lainnya. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya nilai kelapa dan pendapatan yang diterima oleh petani. Rendahnya pendapatan tersebut mengindikasikan tingkat kemiskinan petani kelapa sebagaimana catatan BPS Jambi (2010), bahwa tingkat kemiskinan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur yang sebagian besar penduduknya merupakan patani kelapa tertinggi di Provinsi Jambi, yaitu 11,80 persen dan 12,35 persen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi kelapa dan meningkatkan pendapatan petani adalah dengan melalukan pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa yang dijalankan melalui Lembaga Usaha Milik Petani (LUMP) atau koperasi agar tercapai efektivitas dan efisiensi usaha. Keberhasilan pengembangan suatu usaha membutuhkan analisis yang cermat dan akurat terhadap finansial yang digunakan, pola pembiayaan modal usaha dan dampaknya terhadap perekonomian petani serta kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam pengembangan usaha tersebut. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan usaha pengolahan produk turunan kelapa yang akan dikembangkan oleh petani melalui badan usaha koperasi di daerah sentra perkebunan kelapa Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]