Show simple item record

dc.contributor.authorDewi, Rita Sari
dc.date.accessioned2010-04-20T02:02:15Z
dc.date.available2010-04-20T02:02:15Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/5342
dc.description.abstractKebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang cukup. Jumlah ternak sapi di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan protein hewani khususnya daging sapi maka importasi sapi menjadi salah satu langkah yang diambil. Negara Australia adalah salah satu negara yang mengekspor sapi ke Indonesia pada saat ini. Impor hewan hidup memiliki resiko penyebaran penyakit yang lebih besar jika dibandingkan dengan mengimpor bentuk karkas. Babesiosis adalah salah satu penyakit yang dapat terbawa oleh sapi impor. Babesiosis pada sapi termasuk dalam Hama Penyakit Hewan Karantina Golongan II (Peraturan Menteri Pertanian No. 110/Kpts/TN.530/2/2006 tentang penggolongan jenis-jenis hama penyakit hewan karantina) yaitu jenis penyakit yang sudah diketahui cara penanganannya dan telah dinyatakan ada di suatu area atau wilayah negara Republik Indonesia. Pemeriksaan terhadap babesiosis pada sapi impor Australia belum pernah diteliti sehingga dipandang perlu untuk memeriksa parasit darah tersebut pada sapi potong asal Australia.
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleBabesiosis pada sapi potong impor dari australia melalui Pelabuhan Tanjung Priokid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record