Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Metode Longline dan Strategi Pengembangannya di Perairan Karimunjawa
Date
2011Author
Setyaningsih, Heryati
Sumantadinata, Komar
Palupi, Nurheni Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
One of Jepara regency water locations that have the potential of land resources for the development of aquaculture is Karimunjawa waters. Seaweed is the most widely cultivated in the Karimunjawa waters is Kappaphycus alvarezii, because low venture capital, high market demand, low-cost production technology, production cycle is short, post-harvest handling is easy and simple as well as market share is still open. This study aims to (1) Evaluate the feasibility of seaweed cultivation; (2) Identify factors that influence internal and external business seaweed cultivation; (3) Develop appropriate strategies in business development efforts to the cultivation of seaweed. Financial feasibility analysis results show that seaweed cultivation efforts Kappaphycus alvarezii with longline method in Karimunjawa waters financially profitable and feasible. This is indicated by a positive NPV value of 30.81 million rupiah; B/C ratio (2.69), IRR (47.58%); PBP 1.61 years; BEP 13.23 million rupiah or sales of 1,474 kg of dried seaweed. With a total score value of the internal-external matrix of 2.52 and 2.83 shows an internal and external matrix of responses given by business seaweed cultivation to the environment considered average. The combination of these two values indicates that the position of the business lies in V cells or growth strategies. The most appropriate strategies for business development is the empowerment of members and business groups to increase their business (5.83), and increased cultivation of technical skills for the improvement of product quality (5.52). These three strategies can be implemented simultaneously as mutually supporting one another. Salah satu lokasi perairan Kabupaten Jepara yang mempunyai potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan usaha budi daya perikanan adalah perairan Karimunjawa. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara melakukan berbagai upaya mengubah kebiasaan penduduk dalam mengambil dan menjual karang-karang laut dengan memperkenalkan usaha budi daya rumput laut dan sudah mulai dirintis sejak tahun 2000. Rumput laut yang paling banyak dibudi dayakan di perairan Karimunjawa adalah jenis Kappaphycus alvarezii, karena tergolong usaha rendah modal, permintaan pasar yang tinggi, teknologi produksinya murah, siklus produksi yang singkat, penanganan pasca panen mudah dan sederhana serta pangsa pasar masih terbuka. Berkaitan hal tersebut, kajian ini bertujuan untuk (1) Mengevaluasi kelayakan usaha budi daya rumput laut. (2) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha budi daya rumput laut. (3) Menyusun strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha budi daya rumput laut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) kajian kepustakaan. (2) kajian lapangan. Pengumpulan data primer diperoleh melalui survei lapangan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen atau monografi instansi-instansi berwenang seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappeda Kabupaten Jepara, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jepara, instansi terkait lainnya baik di tingkat kabupaten maupun provinsi dan laporan hasil studi dari berbagai lembaga/instansi yang relevan.
Collections
- MT - Professional Master [887]