Efek pemberian ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap pertumbuhan sel-sel otak besar anak tikus secara in vitro
The effect of “mahkota dewa” leaf extracts (Phaleria macrocarpa) on the newborne rat cerebrum cells in vitro growth.
View/ Open
Date
2011Author
Murtisari, Ani
Djuwita, Ita
Rahminiwati, Min
Metadata
Show full item recordAbstract
Research has been conducted on in vitro culture of three days old rat (Sprague Dawley) cerebrum cells in DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium) containing 10% NBCS (Newborne Calf Serum) and 50 μg/mL gentamycin (mDMEM), with and without mahkota dewa leaf extracts (MD). There are five groups of treatment consisted of positive control (mDMEM+30 μg/mL asiaticoside (AC)), negative control (mDMEM), concentration 1 (mDMEM+100 ppm MD), concentration 2 (mDMEM+200 ppm MD), and concentration 3 (mDMEM+400 ppm MD). Culture was done in 5% CO2 incubator at 37oC for six days. The parameters observed were Population Doubling Time (PDT), neuron and glia composition, and the length of axon and dendrite, were done based on calculation using hemocytometer, Hematoxylin Eosin (HE) staining, and measured using micrometer, respectively. Data were analyzed using ANOVA and Duncan. The results showed that mahkota dewa leaf extracts concentration 400 ppm inhibited the neuronal cells proliferation (P<0,05). However, at concentration 200 ppm and 400 ppm increased the axon and dendrite length growth, respectively. Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman obat yang dapat mengatasi kanker, kencing manis, hepatitis, asam urat, radang kulit, dan ekzema. Bagian mahkota dewa yang sering digunakan adalah buah dan daunnya. Berdasarkan penelitian, ekstrak daun mahkota dewa bersifat antiproliferatif terhadap sel hati normal. Otak besar merupakan bagian dari otak yang berperan dalam penyimpanan memori. Efek ekstrak daun mahkota dewa terhadap otak besar belum diketahui sehingga dilakukan penelitian untuk mengevaluasi efek ekstrak daun mahkota dewa terhadap pertumbuhan sel-sel otak besar. Penelitian ini dilakukan secara in vitro menggunakan sel-sel otak besar anak tikus (Sprague Dawley) umur tiga hari dalam medium dasar DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium) yang mengandung NBCS (Newborne Calf Serum) 10% dan gentamisin 50 μg/ml (mDMEM) dengan dan tanpa penambahan ekstrak daun mahkota dewa (MD). Terdapat lima kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol positif (mDMEM+asiaticoside (AC) 30μg/ml), kontrol negatif (mDMEM), konsentrasi 1 (mDMEM+MD 100 ppm), konsentrasi 2 (mDMEM+MD 200 ppm), dan konsentrasi 3 (mDMEM+MD 400 ppm). Kultur dilakukan dalam inkubator CO2 5% dan suhu 37oC selama enam hari. Parameter yang diamati adalah Population Doubling Time (PDT), komposisi sel saraf dan sel glia, serta panjang akson dan dendrit masing-masing berdasarkan penghitungan menggunakan hemositometer, pewarnaan HE, dan pengukuran sel saraf menggunakan mikrometer. Data dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA dan Duncan. Hasil penelitian menunjukkan nilai PDT pada medium yang ditambahkan ekstrak daun mahkota dewa 100 ppm, 200 ppm, dan 400 ppm berturut-turut adalah 3,93 ± 0,49hari, 4,33 ± 0,28hari, dan 6,63 ± 1,27 hari, sedangkan nilai PDT pada kontrol positif dan negatif adalah 3,28 ± 0,26hari dan 3,78 ± 0,51hari. Pemberian ekstrak daun mahkota dewa pada medium kultur sel saraf memiliki nilai PDT lebih tinggi dibandingkan kontrol positif dan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun mahkota dewa pada medium kultur sel saraf dapat menghambat proliferasi sel saraf. Medium yang ditambahkan ekstrak daun mahkota dewa konsentrasi 200 ppm memiliki akson paling panjang yaitu 32,79 ± 8,19 μm, sedangkan dendrit paling panjang pada konsentrasi 400 ppm yaitu 23,25 ± 4,31μm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun mahkota dewa dapat menghambat proliferasi sel saraf, namun mampu meningkatkan pertumbuhan akson pada konsentrasi 200 ppm dan dendrit pada konsentrasi 400 ppm.