Karakteristik Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielson), Manii (Maesopsis eminii Willd.), dan Akasia (Acacia mangium Engl.)
View/ Open
Date
2011Author
Sari, Rima Jentika Permata
Massijaya,Muh. Yusram
Hadjib,Nurwati
Metadata
Show full item recordAbstract
Kayu sengon, manii, dan akasia yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu berdiameter kecil dari jenis tanaman cepat tumbuh dan berkualitas rendah sehingga tidak sesuai jika digunakan untuk keperluan struktural. Salah satu pemanfaatan kayu dengan kualitas rendah adalah dengan pembuatan balok laminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik balok laminasi sebagai kayu struktural berdasarkan standar JAS 234:2003 dan pengaruh kombinasi kayu akasia-sengon, dan akasia-manii terhadap sifat keteguhan lentur dan keteguhan patah balok laminasi serta membandingkannya dengan balok laminasi yang tidak dikombinasikan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielson), manii (Maesopsis eminii Willd.), dan akasia (Acacia mangium Engl.). Perekat yang digunakan adalah isosianat. Ada lima jenis balok laminasi yang dibuat yaitu balok laminasi sengon, manii, akasia, campuran akasia-sengon, dan campuran akasia-manii. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima jenis balok laminasi memiliki sifat fisis berupa kadar air yang memenuhi standar JAS 234:2003. Nilai kerapatan tertinggi dimiliki oleh balok laminasi akasia yang disusun oleh lamina dengan berat jenis paling tinggi. Berdasarkan pengujian sifat mekanis diketahui bahwa balok laminasi akasia memiliki nilai MOE dan MOR yang paling tinggi tetapi nilai keteguhan rekatnya rendah. Nilai MOE dan MOR dipengaruhi oleh kerapatan kayu, pola penyusunan lamina, cacat kayu dan posisi sambungan pada saat pembebanan. Rendahnya nilai keteguhan rekat balok laminasi akasia disebabkan oleh adanya kandungan ekstraktif yang menghalangi penetrasi dan pematangan perekat.
Collections
- UT - Forestry Products [2376]