Penurunan Konsentrasi Partikel Timbal (Pb) dan Debu Setelah Melalui Jalur Hijau Akasia (Acacia mangium Willd.) di Jalan Tol Jagorawi
Decreased Concentrations of Lead (Pb) and Dust Particle After Passing Through Acacia (Acacia mangium Willd.) Greenbelt at Jagorawi Highway.
View/ Open
Date
2011Author
Ariprayogo, Nugrohojati
Hermawan,Rachmad
Hikmat,Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Nowadays, traffic jam becomes routine scenery at urban affairs environment. This traffic jam is the source of air pollution that damaging environment and human life. One of the efforts to reduce air pollution is by configuring and builds urban forest. One of the urban forest forms is greenbelt that can be found on the side of road. Greenbelt has benefited as roads shaded, absorbed and adsorbed pollutants, noise silencer and added aesthetics value. The aim of this research was to find out lead (Pb) concentration after passing through acacia greenbelt, and then compare it with standard ambient air quality that has been appointed by government on PP No. 41 Year 1999. The results of this research will become beginning data about greenbelt function in the connection with air pollution control, especially air pollution by Pb particle. Ambient air sample was taken by using Low-volume air sampler. Then, to detect Pb concentration used Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Other data those taken are number of motor vehicle, micro-climate parameters, wide and height canopy tree, along with tree diameter. This research was carried out 3 months (January-March 2011) at one of the greenbelt at Jagorawi Highway, precisely at Gunung Putri region (Km 25). The density of motor vehicle that passes this site was 44 – 48 vehicles per minute. In this location, greenbelt from acacia tree (Acacia mangium Willd.) consist 49 trees that form 2 lines greenbelt along 81 with average tree height 13,85 m and average tree diameter 21,73 cm. Leaf area index (LAI) based on calculation was 2,04. The land cover after the greenbelt was dominated by community farm and underbrush. Pb concentration after passing through acacia greenbelt decreased 0,142 μg/m3 (39,8%) after 5 meters, 0,3093 μg/m3 (86,8%) after 15 meters, and 0,3163 μg/m3 (88,7%) after 30 meters. Pb concentration at Jagorawi Highway was 0,3563 μg/m3 means not exceed standard limit of ambient air quality PP No. 41 Year 1999 that was 2 μg/m3. Total dust concentration at Jagorawi Highway was 266,84 μg/m3 means has passed standard limit of ambient air quality PP No. 41 Year 1999 that was 230 μg/m3. Saat ini kemacetan merupakan pemandangan sehari-hari di lingkungan perkotaan. Kemacetan ini merupakan sumber pencemaran udara yang dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara adalah dengan menata dan membangun hutan kota. Salah satu bentuk hutan kota adalah jalur hijau yang terdapat di tepi jalan. Jalur hijau jalan memiliki manfaat sebagai peneduh jalan, penjerap dan penyerap polutan, peredam kebisingan dan penambah nilai estetika keindahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi timbal (Pb) setelah melalui jalur hijau akasia serta membandingkannya dengan baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan pemerintah melalui PP No. 41 Tahun 1999. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai data awal mengenai fungsi jalur hijau jalan dalam hubungannya dengan pengendalian polusi udara, khususnya polusi udara oleh partikel Pb. Pengambilan sampel udara ambien dilakukan dengan menggunakan Low-volume air sampler. Kemudian, untuk mengetahui konsentrasi Pb digunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Data lain yang diambil meliputi jumlah kendaraan bermotor, parameter iklim mikro, lebar dan tinggi tajuk, serta diameter pohon. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Januari-Maret 2011) di salah satu jalur hijau di Jalan Tol Jagorawi, tepatnya di daerah Gunung Putri (Km 25). Kepadatan kendaraan bermotor yang melintas di lokasi ini sekitar 44-48 kendaraan setiap menitnya. Jalur hijau di lokasi ini terdiri dari satu jenis pohon yaitu pohon akasia (Acacia mangium Willd.) berjumlah 49 pohon yang membentuk jalur hijau 2 baris sepanjang 81 m dengan tinggi pohon rata-rata 13,85 m dan diameter pohon rata-rata 21,73 cm. Adapun indeks luas daun (ILD) berdasarkan hasil perhitungan adalah sebesar 2,04. Penutupan lahan setelah jalur hijau tersebut didominasi oleh lahan perkebunan serta semak belukar yang ditumbuhi oleh ilalang. Konsentrasi Pb setelah melalui jalur hijau akasia menurun 0,142 μg/m3 (39,8%) setelah 5 meter, 0,3093 μg/m3 (86,8%) setelah 15 meter, dan 0,3163 μg/m3 (88,7%) setelah 30 meter. Konsentrasi Pb di Jalan Tol Jagorawi sebesar 0,3563 μg/m3 berarti belum melampaui ambang batas baku mutu udara ambien PP No. 41 tahun 1999 yakni sebesar 2 μg/m3. Konsentrasi debu total di Jalan Tol Jagorawi sebesar 266,84 μg/m3 berarti telah melewati batas baku mutu udara ambien PP No. 41 tahun 1999 yakni sebesar 230 μg/m3.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Uji Jenis dan Provenansi Acacia mangium dan Acacia aulacocarpa ,Acacia auriculiformis dan Acacia crassicarpa Usia 18 bulan di Kebun Benih Parung Panjang-Bogor
Pulungan, Dolly Sjahbuddin Ikhsan (2000)Akibat pengelolaan hutan alam yang tidak memperhatikan aspek kelestarian, pemenuhan kebutuhan kayu pada masa mendatang akan tertumpu pada hutan tanaman. Kegagalan yang sering terjadi dilapangan karena pemilihan jenis dan ... -
Growth and Leaf Anatomy Respons of Canarium (Canarium commune L.) and Acacia (Acacia mangium Willd) Towards Vehicle Emision
Rushayati, Siti Badariyah | Maulana, Rizky Yusuf (2005)Canarium and Acacia plants are commonly used as urban forest and shade plants on the right-left side of streets. Identifying the effect of air pollution to the growth and microscopic anatomy of the leaves will be beneficial ... -
The Study of Streptomyces spp. Effectiveness in Inhibiting Xanthomonas campestris pv. acaciae on Acacia Plant
Widaningsih, Garmita Febriani | Lestari, Yulin | Meryandini, Anja (2011)Streptomyces spp. is one of the bacterial antagonists that can be used as biological control of plant microbial pathogens, since they produce antimicrobial compounds. This study was aimed to screen the capability of ...