Show simple item record

dc.contributor.authorNurdin, Samsu Udayana
dc.contributor.authorArief, Ratna Willis
dc.contributor.authorMurhadi
dc.contributor.authorSuharyono
dc.date.accessioned2011-12-07T03:49:26Z
dc.date.available2011-12-07T03:49:26Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52189
dc.description.abstractTelah dilakukan evaluasi terhadap kualitas protein dua varietas jagung QPM (Srikandi Kuning dan Srikandi Putih) dan dua varietas jagung Indonesia. Sebanyak 40 tikus Sprague-Dawley berumur 3 minggu dibagi secara acak menjadi 5 kelompok sebagai berikut (1) kelompok tikus yang diberi pakan dengan bahan dasar jagung Srikandi kuning, (2) kelompok tikus yang diberi pakan dengan bahan dasar jagung Srikandi putih, (3) kelompok tikus yang diberi pakan dengan bahan dasar jagung Bisi-2, (4) kelompok tikus yang diberi pakan dengan bahan dasar jagung Lamuru, dan (5) kelompok tikus yang diberi pakan yang defisien protein, masing-masing selama 13 hari. Berat badan tikus ditimbang setiap 2 hari dan jumlah konsumsi makan ditimbang setiap hari. Feses yang telah dipisahkan dari kotoran dikumpulkan setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam amino pembatas dari keempat varietas jagung adalah lisin. Jagung Lamuru memiliki nilai daya cerna protein yang dikoreksi dengan skor asam amino tertinggi, tetapi tidak berbeda dengan jagung Srikandi kuning. Hasil ini menunjukkan bahwa jagung Lamuru, yang merupakan jagung Indonesia, berdasarkan kualitas proteinnya tidak lebih rendah mutunya dibandingkan dengan jagung QPM dan berpotensi untuk dijadikan sebagai makanan pokok.en
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.relation.ispartofseriesVol. 29;No. 2
dc.titlePotential Of Indonesian Common Maize As Staple Food Compare With Quality Protein Maize (Qpm) Based On Their Protein Qualityen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record