Show simple item record

Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Padi sawah di Lahan Bekas Proyek Sejuta Lahan Gambut (Eks PLG), Kalimantan Tengah (Zona A, Zona B, Zona D)”

dc.contributor.advisorSuharnoto, Yuli
dc.contributor.advisorHadi, Setia
dc.contributor.authorMerliana, Inda
dc.date.accessioned2011-12-01T02:52:27Z
dc.date.available2011-12-01T02:52:27Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52066
dc.description.abstractLand suitability are adaptability of land for the type of certain land use (crop type and crop management). It tends to emphasise the positive value of land. Mega Rice Project Area manifested from the desire to answer the challenges of an increasingly several agricultural development. The challenge are Rice selfsufficiency that we have achieved success in 1984 has ended in about 1993, to meet the needs of the national rice is needed 2 million tons imported a year (at the time). Otherwise, Rice fields in Java are either gradually decrease due to land conversion to non-agricultural areas are considered more favorable for development and economic growth. The objective of this research is to determine the development possibility of peatland for paddy field in research area by using Remote Sensing and Geographic Information System (GIS). Remote sensing used to classify landcover that used to determine land availability refers to Undang Undang No 26/2007 and Instruksi Presiden No 2/2007. Spatial analysis GIS used as the method which provide the spatial information on suitability and availability of land in research area. According to Spatial analysis GIS, most of the area that suitable and available for class “N1” followed by class “S1” and class “S3”.en
dc.description.abstractKesesuaian lahan adalah adaptasi lahan untuk tipe penggunaan lahan tertentu (jenis dan manajemen tanaman pangan). Kesesuaian lahan cenderung menekankan nilai lebih dari lahan. Lahan Bekas Proyek Sejuta Lahan Gambut diwujudkan dari keinginan untuk menjawab tantangan peningkatan pengembangan pertanian. Tantangannya adalah swasembada beras yang telah berhasil dicapai Pemerintah Indonesia pada tahun 1984 telah berakhir pada sekitar tahun 1993, untuk memenuhi kebutuhan beras nasional pada saat itu diperkirakan harus mengimpor sejumlah 2 ton beras setiap tahunnya. Sebaliknya, sawah di Pulau Jawa secara bertahap luasannya semakin berkurang karena alih fungsi lahan menjadi penggunaan non pertanian yang dianggap lebih menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemungkinan pengembangan lahan gambut untuk sawah di lahan bekas proyek lahan sejuta hektar dengan menggunakan Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penginderaan jauh digunakan untuk mengklasifikasikan tutupan lahan yang digunakan untuk menentukan ketersediaan lahan mengacu pada Undang Undang No 26 Tahun 2007 dan Instruksi Presiden No 2 Tahun 2007. Analisis spasial SIG digunakan sebagai metode yang berguna menyediakan informasi spasial tentang kesesuaian dan ketersediaan lahan di daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis spasial, sebagian besar kawasan yang sesuai dan tersedia adalah kelas kesesuaian "N1" diikuti dengan kelas kesesuaian "S1" dan "S3".id
dc.subjectLand Suitabilityen
dc.subjectPaddy Fielden
dc.subjectSpatial Analysis GISen
dc.subjectCentral Kalimantanen
dc.titleStudy of Land SuitabilityFor Paddy Field In Ex Mega Rice Project (EMRP), Central Kalimantan (Zone A, Zone B, Zone D)en
dc.titleKesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Padi sawah di Lahan Bekas Proyek Sejuta Lahan Gambut (Eks PLG), Kalimantan Tengah (Zona A, Zona B, Zona D)”in


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record