Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmansyah, Ali
dc.contributor.advisorSuastika, Gede
dc.contributor.authorHarjono, Satrio
dc.date.accessioned2011-11-10T02:53:36Z
dc.date.available2011-11-10T02:53:36Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51726
dc.description.abstractSerangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dalam budidaya tanaman tomat ini dapat menyebabkan penurunan kualitas maupun kuantitas produksi, sehingga diperlukan tindakan pengendalian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek pengelolaan OPT pada budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi serta menghitung nilai ekonominya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu wawancara secara langsung dengan petani tomat dan melalui pengamatan langsung di lapangan. Wawancara dilakukan secara perorangan dengan mengajukan pertanyaan yang tersusun dalam satu paket kuisioner. Jumlah responden sebanyak 60 petani, dipilih dari yang paling mudah dijumpai (convenience sampling). Pengamatan OPT di lapangan meliputi pengambilan foto hama dan gejala penyakit serta pengambilan hama dan sampel tanaman yang sakit. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menghitung persentase dan nilai rataan hasil analisis disajikan dalam bentuk grafik yang meliputi grafik lingkaran dan batang menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Disamping itu, khusus data ekonomi dianalisis dengan rasio biaya-manfaat (benefit–cost ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pengelolaan OPT pada budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi masih mengandalkan sepenuhnya pada penggunaan pestisida kimia sintetis dengan frekuensi 5 hari sekali. Alasan utama yang menjadi penyebabnya, yaitu untuk menjamin keberhasilan panen, lebih ampuh dan cepat membunuh serangan OPT, sudah terbiasa sejak dahulu, dan tidak mengetahui cara lain untuk mengendalikan OPT. Alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan musuh alami dan pestisida botani masih sangat jarang dipraktekkan oleh petani tomat di wilayah penelitian. Kurangnya minat petani terhadap pengendalian ramah lingkungan disebabkan petani takut mengalami gagal panen dan hasilnya tidak langsung terlihat. Biaya pengendalian yang dikeluarkan petani menyumbang 65% total biaya produksinya dan keuntungan yang diperoleh petani dari hasil penjualan produksinya mencapai 130% dari total biaya produksi.en
dc.subjectPengelolaan OPTen
dc.subjectOPT tomaten
dc.subjectnilai ekonomien
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengelolaan organisme pengganggu tanaman pada budidaya tomat di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi serta nilai ekonominyaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record