Show simple item record

Applying Hidden Logit Model with Randomized Response (Case Study

dc.contributor.advisorWigena, Aji Hamim
dc.contributor.advisorSusetyo, Budi
dc.contributor.authorErlina, Ika
dc.date.accessioned2011-10-31T05:43:57Z
dc.date.available2011-10-31T05:43:57Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51560
dc.description.abstractIn 1965 Stanley Warner (Fox & Tracy, 1986) pioneered the randomized response technique to reduce bias response caused by respondents who lied, or did not answer the question given by the interviewer to estimate the sensitive characteristics. Warner model directing respondents to answer either of two sensitive opposite questions. Warner model still has weaknesses, then Simmons (Fox & Tracy, 1986) develops a randomized response technique of Warner model by replacing one question with a question that not associated with the sensitive issues at all (unrelated question model). According to Stem & Steinhorst (Fox & Tracy, 1986) unrelated question model still has weaknesses too and then developed into a forced response model. Maddala (1983) pioneered the development of sensitive attributes in the randomized response technique as a binary response variable associated with several explanatory variables. This development adopts logistic regression to estimate its parameters. Since π* is the population proportion that have sensitive attributes that can not be predicted directly, but estimated by π, Corstange (2004) named this prediction method with hidden logit estimation. This research aimed to find factors that affect a student accessing porn sites. This research obtain that proportion estimator of the population that accessing porn sites is 24%. Variables that significantly influence a student to access pornographic websites such as gender, maternal education, ownership of the laptop and how to connect to the internet. This research also needs to be developed again primarily related to response variables that have more than two categories (multinomial) such as issues about the type of drugs consumed, how many times had an abortion in a population of prostitutes and so on.en
dc.description.abstractSeiring dengan berkembangnya teknologi, sudah mulai banyak sekolah-sekolah yang menggunakan internet sebagai sumber informasi yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menambah wawasan berfikir siswa-siswanya. Namun tidak sedikit siswa yang memanfaatkan internet dengan tidak seharusnya. Mereka lebih banyak menggunakan waktunya di depan internet untuk keperluan yang kurang atau tidak penting bahkan karena keingintahuannya, mereka membuka situs-situs porno. Seorang remaja (siswa khususnya) yang sudah kecanduan pornografi internet akan sulit menghentikan kebiasaanya sehingga dia akan melakukan hal tersebut berulang. Gambar-gambar yang ada di dalam web porno akan melekat dalam pikiran anak dan sulit dihilangkan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pornografi kini tersedia lebih beragam dijangkau dengan sangat mudah bahkan murah oleh siapapun termasuk anak-anak. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pornografi adalah penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi atau bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi. Dengan kemudahan teknologi pada saat ini seperti internet, handphone, buku bacaan, VCD, TV, dan lain sebagainya, merupakan teknologi yang sebenarnya diciptakan dan dikembangkan untuk tujuan positif, namun terkadang pemakai teknologi tersebut menggunakannya untuk hal-hal yang negatif, antara lain pornografi (Wibowo & Adi, 2010). Sebuah riset dari University of New Hampshire melaporkan bahwa 42% pengguna internet berusia 10 hingga 17 tahun mengaku telah mengakses pornografi online. Lebih dari sepertiga anak lelaki berusia 16 sampai 17 tahun mereka sengaja mengunjungi situs porno, sedangkan anak perempuan yang sengaja mengunjungi situs porno sekitar 8% saja (JE 2010). Isu-isu seperti akses situs porno pada remaja, dalam penelitian ini khususnya siswa SMA, merupakan isu yang bersifat sensitif bagi mereka. Jika mereka ditanya secara langsung mereka yang pernah atau sering mengakses situs porno cenderung tidak mau menjawab dengan jujur.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectrandomized responseen
dc.subjectsensitive issueen
dc.subjectlogistic regressionen
dc.subjecthidden logiten
dc.titlePenerapan model logit tersembunyi dengan respon teracak (Studi Kasus: Akses Situs Porno oleh Anak Remaja)id
dc.titleApplying Hidden Logit Model with Randomized Response (Case Studyen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record