Show simple item record

dc.contributor.authorNurharyanti
dc.date.accessioned2011-09-13T07:00:18Z
dc.date.available2011-09-13T07:00:18Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/50277
dc.description.abstractPerencanaan dan pengelolaan sumberdaya hutan yang baik mutlak diperlukan untuk tetap menjaga kelestarian sumber daya hutan. Untuk itu perlu didukung dengan informasi atau data yang memadai yang bisa dipakai oleh para pembuat keputusan. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi secara lengkap, cepat dan relatif akurat adalah melalui penginderaan jauh. Terdapat dua tipe deteksi pada teknologi penginderaan jauh yakni deteksi pasif (optik) dan aktii (radar). Banyak bentuk penginderaan jauh yang menggunakan deteksi pasif. Posisi geografis Indonesia yang berada pada daerah tropis menjadi kendala dalam menggunakan data penginderaan jauh optik. Faktor liputan awan (pada musim hujan) dan asap pada musim kemarau) akan sangat mengganggu dalam proses identitikasi dan pemantauan objek dipermukaan bumi, sehingga menyebabkan kesalahan interpretasi dan dapat mengakibatkan tingkat ketelitian yang rendah. Untuk mengatasi hal-ha1 tersebut maka penggunaan data satelit radar menjadi salah-satu altematif yang menguntungkan. Salah satu satelit yang membawa sensor radar adalah satelit ALOS (Advance Land Observing Satellite) yang merupakw satelit penginderaan jauh milik JAXA-Jepang yang diluncurkan pada bulan januari 2006.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKajian penggunaan citra alos palsar untuk klasifikasi tutupan lahan di PT. Trisetia Intiga, Kalimantan Tengahen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record