Neraca air tanaman untuk perencanaan irigasi lahan sawah (studi kasus : daerah irigasi Kapilaler dan Taman, kabupaten Klaten - provinsi Jawa Tengah)
Abstract
Secara ekologi maupun fisiologi, air telah menentukan penyebaran pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketersediaan sumber daya air sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, topografi, jenis tanah, tutupan lahan, serta sruktur geologi suatu daerah. Kabupaten Klaten merupakan salah satu wilayah dengan sebaran sawah yang luas serta potensi sumber daya air yang cukup besar. Keadaan ini sehanrusnya mengindikasikan tingginya produksi pertanian Kabupaten Klaten. Akan tetapi, daerah ini sering mengalami krisis air. Krisis air yang terjadi berakibat pada penurunan produksi pertanian. Selain itu, terbatasnya data dan informasi potensi sumber daya air juga mempengaruhi perencanaan dan pengelolaan air. Operasionalisasi irigasi pun terganggu akibat data neraca pasokan-kebutuhan air yang terbatas. Guna memperbaiki perencanaan dan pengelolaan sumber daya air maka dilakukan identifikasi potensi sumber daya air dan analisis neraca kebutuhan pasokan-irigasi. Kebutuhan air tanaman diduga dengan menggunakan model Water and Agroclintate Resources Management (WARM) dan pasokan irigasi digambarkan oleh data debit bendung. Gambaran kondisi defisit dan surplus pasokan irigasi menentukan skenario pola tanam rekomendasi. Pada kondisi tanpa irigasi, masa tanam dengan input curah hujan, ratarata hanya untuk satu kali musim tanam padi dalam satu tahun. Penambahan musim tanam hingga 3 kali tanam/tahun dapat dilakukan dengan tambahan irigasi. Besarnya rambahan irigasi rawa (1998-2003) untuk 211 ha lahan sawah di Di Taman dan 355 ha DI Kanilaler adalah 0.4 lt/detik untuk setiap hektarnya. Oleh karena itu, kekurangan air dapat diminimalkan dengan pola tanam rekomendasi padi-padi-jagung di DI Kapilaler dan Taman.