Gambaran darah mencit (Mus musculus albinus) pada proses persembuhan luka yang diberi salep fraksi etil asetat dan fraksi air rimpang kunyit (Curcuma longa Linn.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas pemberian sediaan topikal dalam bentulc salep dari ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa Linn.) terhadap gambaran darah dalam proses persembuhan luka pada mencit putih (Mus nzusculus albinus). Sebanyak 40 ekor mencit albino jantan dengan berat 20-40 gram, berumur 2 bulan digunakan dalam penelitian ini. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok dengan setiap kelompoknya 10 ekor mencit, yaitu kontrol positif dengan obat komersial yang mengandung neomycin sulfat 5% (K+), kelonlpok kontrol negatif tanpa sediaan (K-), kelolnpok perlakuan dengan fraksi etil asetat rimpang kunyit (PE), dan kelompok perlakuan dengan fraksi air rimpang kunyit (PA). Kulit daerah punggung anterior tiap mencit dilukai dengan skalpel sepanjang 11.5 cm. Aplilcasi sediaan salep dilakukan setiap hari sebanyak dua kali sehari selana 21 hari pasca perlukaan. Pengamatan hematologi dilalcukan pada hari ke- 2, 4, 7, 14, dan 21. Hasil uji penapisan fitokomia menunjukan bahwa fraksi etil asetat rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan kuinon, sedangkan fraksi air rimpang kunyit hanya mengandung senyawa kimia dari golongan kuinon. Gambaran darah mencit akibat pemberian salep fraksi etil asetat rinlpang kulyit (PE) memperlihatkan profil yang lebih mendekati kelompok kontrol positif (K+) daripada kelompok mencit yang diberi salep fralcsi air rimpang kunyit (PA). Hal ini terlihat dari profil ganbaran darah hingga akhir pengamatan. Secara umuln sediaan salep rimpang kunyit dengan fraksi etil asetat mempunyai manfaat dalam memba~rtu proses persembuhan luka dibandingkan dengan salep rimpang kunyit dengan fraksi air, sehingga salep rimpang kunyit dengan fraksi etil asetat berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat komersial.