Sifat dan jadwal pengeringan tiga jenis kayu rakyat (Altingia excelca, Quercus spp dan Podocarpus imbricatus)
Abstract
Penggunaan jenis-jenis kayu rakyat yang semakin meningkat perlu didukung dengan pengembangan teknologi yang tepat untuk menghasilkan kualitas produk yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Salah satu syarat utama kualitas kayu bahan furniture dan bangunan adalah kadar air yang sesuai dengan kondisi lingkungan agar dimensinya stabil selama pemakaian. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat pengeringan kayu rakyat rasamala (Altingia excelca), jamuju (Podocarpus imbricatus) dan pasang (Quercus sp) serta untuk menghasilkan jadwal pengeringan dasar ketiga jenis kayu tersebut. Contoh uji yang dibuat berasal dari pohon rasamala, pasang dan jamuju berdiameter 30 cm sampai 35 cm. Adapun prosedur pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu, pengujian sifat fisis kayu menggunakan standar BS: 373-1957; pengujian sifat dasar pengeringan berdasarkan metode Terazawa (1965) dan pengujian jadwal pengeringan menggunakan kilang pengering konvensional. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kayu dengan berat jenis tinggi (rasamala dan pasang) lebih lambat mengering dan lebih mudah mengalami cacat dibandingkan dengan kayu jamuju yang mengering tiga kali lebih cepat. Kayu pasang sangat rawan mengalami collapse dan retak permukaan, kayu rasamala pada saat dikeringkan juga sangat rawan terjadi deformasi, sedangkan kayu jamuju yang lebih mudah dikeringkan agak rawan mengalami retak permukaan. Kayu rasamala dan pasang dapat dikeringkan dengan jadwal pengeringan yang sama dengan suhu 47 °C – 70 °C dan kelembaban 89% - 27%. Sedangkan kayu jamuju dapat dikeringkan dengan jadwal yang lebih keras yaitu dengan suhu 53 oC – 82 oC dan kelembaban 85% - 30%. Berdasarkan jadwal pengeringan yang dihasilkan, terbukti dapat mencegah terjadinya banyak cacat pada kayu.
Collections
- UT - Forestry Products [2380]