Show simple item record

dc.contributor.authorUtami, Tri
dc.date.accessioned2011-08-23T05:56:47Z
dc.date.available2011-08-23T05:56:47Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49793
dc.description.abstractNyamuk merupakan salah satu serangga pengganggu, bukan hanya karena gigitan dan suara dengungannya tetapi juga karena nyamuk dapat berperan sebagai vector dati penyakit tertentu. Salah satu diantaranya adalah nyamuk Culex quinquefasciatus yang dapat berperan sebagai vector penyakit filariasis pada anjing dan penyakit encephalitis pada kuda. Insektisida sintetik banyak digunakan sebagai pengendali nyamuk karena mudah didapat, mudah pengaplikasiannya, hasilnya relatif lebih cepat terlihat dan harganya murah. Insektisida sintetik juga berbahaya bagi lingkungan karena dapat membunuh organisme bukan sasaran dan menyebabkan resistensi serangga. Penggunaan insektisida nabati sebagai insektisida alternatif mulai dilakukan karena bersifat selektif (tidak membunuh organisme bukan sasaran), daya kerja tinggi, ramah lingkungan (mudah terurai) dan toksisitas rendah sehingga tingkat keamanan lebih tinggi. Salah satu tanaman yang digunakan adalah bengkuang (Pachyrrhizus erosus (L.) Urban). Daunnya mengandung bahan aktif rotenon, saponin dan flavonoida. Rotenon mempunyai daya kerja sebagai penghambat metabolisme dan sistem syaraf yang bekerja secara perlahan dan bersifat sebagai depresan. Gejala keracunan rotenon adalah inaktif (tidak mampu makan), Icnockdown, paralisis dan kematian. Ekstrak daun bengkuang diuji terbadap larva nyamuk untuk mengetahui kemampuannya sebagai larvasida maupun pupasida. Persentase kematian nyamuk meningkat dengan penambahan konsentrasi. Kematian 100% dari larva pada pelarut metanol dicapai pada konsentrasi 0,8%; etanol 1 % dan aquades > 1 %. Kematian pupa semakin menurun dengan penambahan konsentrasi. Lama perkembangan larva menjadi pupa, dan lama perkembangan pupa menjadi dewasa semakin cepat dengan penambahan konsentrasi. Hal ini akan merugikan nyamuk tersebut karena nyamuk semakin cepat berkembang maka nyamuk akan semakin cepat mengalami kematian setelah dewasa. Proses moulting pada larva dan eksklosi pada pupa dikontrol oleh Prolhoracicolhropic Hormon, hormon ekdison dan hormon juvenil. Berdasar analisis probit didapatkan LC 5o (Lethal Consentration) untuk ekstrak daun bengkuang dalam pelarut metanol 0,21823%; etanol 0,48419% dan aquades 0,42526%. Hal ini menunjukkan bahwa pelarut metanol berinteraksi dengan baik terhadap bahan aktif yang terkandung dalam daun bengkuang dan efektif sebagai larvasida.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Pengaruh Ekstrak Daun Bengkuang (Pachyrrhizus Erosus (L.) Urban) Terhadap Perkembangan Pradewasa Nyamuk Culex Quinquefasciatusen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record