Show simple item record

dc.contributor.authorRiawan, Irawaty
dc.date.accessioned2011-08-23T02:27:31Z
dc.date.available2011-08-23T02:27:31Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49789
dc.description.abstractPenggunaan pestisida sintetik yang kurang bijaksana dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan seperti adanya kasus keracunan, polusi lingkungan, perkembangan hama yang resisten, resurgen, dan toleran terhadap pestisida (Kardinan, 200 I). Adanya tanaman yang mengandung bahan racun menjadi altenatif sebagai insektisida nabati yang aman bagi lingkungan. Bengkuang (Pachy"hizus erosus (L.) Urban) mengandung bahan racun yang berpotensi sebagai insektisida nabati, oleh karena itu dicoba pemaparan ekstrak biji bengkuang pada nyamuk Aedes albopictus yang mampu berperan sebagai vektor penyakit Dengue Fever, Yellow Fever, Encephalitis, dan Filariasis pada anjing. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak biji bengkuang (Pachyrrhizus erosus (L.) Urban) sebagai insektisida nabati dalam pelarut air, etanol, dan metanol dengan berbagai konsentrasi (0,01%; 0,02%; 0,03%; 0,04%; 0,05%; 0,06%; 0,07%; 0,08%; 0,09%; 0,10%) terhadap jumlah kematian larva dan pupa nyamuk Aedes albopictus serta lama perkembangan larva dan pupa nyamuk tersebut sebelum menjadi dewasa. Penelitian ini menggunakan nyamuk Aedes albopictus yang berasal dari wilayah Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Darmaga yang dipelihara di Laboratotiurn Entomologi yang kemudian dikembangbiakan (rearing). Larva instar III dari hasil rearing digunakan untuk pengujian. Pengujian dilakukan pada nampan plastik yang berukuran 20x15x3 cm yang berisi air 500 mt dan larutan penguji dengan konsentrasi 0,01%; 0,02%; 0,03%; 0,04%; 0,05%; 0,06%; 0,07%; 0,08%; 0,09%; dan 0,10%. Setelah air dan larutan penguji tercampur rata, dimasukkan 20 ekor larva instar III dan diberi pellet ikan. Disiapkan juga kontrol untuk mengetahui keadaan larva yang tidak diberi perlakuan. Masing-masing pengujian dilakukan empat kali ulangan. Pengamatan dilakukan sejak larva instar III dikontakan dengan Iarutan penguji terbadap jumlah kematian larva dan pupa serta perkembangan larva dan pupa sebelum menjadi dewasa. Berdasarkan hasil uji Anova (Analysis of Variance) yang dilanjutkan dengan DMRT (Duncan's Multiple Range Test) menunjukkan bahwa perlakuan dengan konsentrasi 0,01 %; 0,02%; 0,03%; 0.04%; 0,05%; 0,06%; 0,07%; 0,08%; 0,090.4; dan 0,10% dalam pelarut air, etanol, dan metanol adalah tidak berbeda nyata (p>0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor keadaan fisik larva dan pupa, konsentrasi ekstrak yang digunakan, bahan aktif yang terurai, dan lain-lain. LCso ekstrak biji bengkuang dalam pelarut air adalah 0,05515%, etanol 0,11341%, dan metanol 0,25086%.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Pengaruh Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrrhizus erosus (L.) Urban) Terhadap Perkembangan Pradewasa Nyamuk Aedes albopictusen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record