Show simple item record

dc.contributor.authorYusof, Daud Bin
dc.date.accessioned2011-08-22T07:12:59Z
dc.date.available2011-08-22T07:12:59Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49782
dc.description.abstractRetensio sekundinae (RS) merupakan kamplikasi postpartus penyebab infertilitas yang paling sering terjadL Dampak spesifik dari kejadian RS terhadap produktivitas reproduksi adalah mempenambat siklus estrus dan memperpanjang selang kelahiran (calving inteNal). Studi kasus yang dilaksanakan di PT Taurus Dairy Farm (PT TDF) ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian RS dan dampaknya terhadap kemampuan reproduksi serta mengkaji efektivitas penanggulangan RS dengan metode antibiotik dan hormon dari segi kemampuan reproduksi (estrus dan kebuntingan) . Data yang digunakan dalam studi kasus ini terdiri atas data primer dan sekunder. Sampei yang diambil sebanyak 20 ekar atau 31,25 persen dari 64 ekar sapi yang mengalami kejadian RS selama tahun 2001. Pengambilan sampel dilakukan aeak (random). Sapi yang mendapat terapi dengan antibiotik be~umlah 16 ekor, sedangkan yang mendapat terapi dengan metode harmon be~umlah 4 ekor. Data yang terolah dianalisis dengan metode deskriptif. Indikator keberhasilan penanganan RS dilihat dan jarak partus dengan estrus pertama (involusi uterus), jarak partus dengan kebuntingan (days open), service per conception (SIC) dan conception ratio (CR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kejadian RS per bulan di PT TDF selama tahun 2001 cukup tinggi (21,68 persen atau 64 kasus dan 291 partus). Penyebab kejadian RS di PT TDF belum dapat ditentukan seeara spesifik. Kemungkinan penyebab yang memiliki hubungan cukup kuat dengan kejadian RS adalah abortus. Metode penanganan kejadian RS yang diterapkan di PT TDF dengan pengupasan manual, pemberian antibiotik (oxytetracycline, hydrochloride, nystatine, chlortetracycline, trimetroprim, sulfadlazina, penicillin, streptomycin dan gentamycin) dan hormon (PGF2a) dalam bentuk spuJ/ dan bolus serta kombinasi dan ketiganya telah memenuhi standar penanganan secara kilinis. Pada sapi yang mendapat terapi antibiotik menunjukkan waktu jarak rata-rata partus dengan estrus pertama (involusi uterus) yang lebih pendek (82,81 hari) dibandingkan sapi yang mendapat terapi honnon (115,5 han). Demikian juga dengan jarak partus dengan kebuntingan (days open), sapi yang mendapat terapi amibiotik menunjukkan jarak rata-rata partus dengan kebuntingan (days open) yang lebih pendek (137,88 han) dibandingkan sapi yang mendapat terapi hormon (147,25 hari). Sapi dengan terapi hormon memiliki nilai SIC yang lebih baik (1,50) daripada sapi dengan terapi antibiotik (2,25). Demikian juga dengan CR, sapi dengan terapi hormon mempunyai CR yang lebih tinggi (50,00 persen) dan pada sapi dengan terapi antibiotik (31,25 persen). Uji statistik t-student pada taraf nyata a:O,05 menunjukkan bahwa penanggulangan RS dengan metode antibiotik dan hormon tidak berbeda nyata dari segi involusi uterus, days open dan SIC. Namun dan segi CR, metode antibiotik dan hormon berbeda secara nyata. Nilai CR pada sapi yang mendapat terapi antibiotik secara nyata lebih kecil dibandingkan sapi yang mendapat terapi hormon.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerbandingan Estrus Dan Kebuntingan Pada Kejadian Retensio Sekundinae Dengan Penanggulangan Antibiotik Dan Hormonen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record