Show simple item record

dc.contributor.authorAmalia, Rezeka
dc.date.accessioned2011-08-11T02:34:00Z
dc.date.available2011-08-11T02:34:00Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49733
dc.description.abstractHutan Tanaman Industri (HTI) yang dicanangkan pembangunannya dimaksudkan untuk merehabilitasi areal hutan produksi dan lahan kritis agar menjadi produktif kembali. Jenis pohon yang disarankan untuk ditanam di areal HTI adalah jenis yang cepat tumbuh. Pembangunan HTI umumnya dilaksanakan secara monokultur dalam skala luas terutama di luar Pulau Jawa Keadaan ini menyebabkan resiko terserang penyakit semakin besar. Hutan HTI yang banyak diusahakan maka makin besar resikonya terserang penyakit. Persemaian tanaman hutan yang luas diperlukan untuk pembangunan HTI. Salah satu penyakit yang dapat menyerang di areal persemaian adalah penyakit damping-off (penyakit lodoh). Beberapa patogen penyebab penyakit damping-off adalah Fusarium oxysporum, Bottytis sp. dan Cylindrocladium sp. Pengendalian biologi dengan menggunakan agen antagonis seperti Trichodenlla sp. Dan Gliocladium sp. merupakan salah satu alternatif yang utama dan diharapkan dapat mengurangi resiko pencemaran dengan meminimalkan gangguan terhadap keseimbangan biologis. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Bogor dan Laboratorium Penyakit Hutan Fakultas Kehutanan IPB dimulai bulan Juni hingga Juli 2006. Uji antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. terhadap patogen penyebab penyakit damping-off yaitu Cylindrocladillm sp. secara in-vitro digunakan isolat fungi antagonis dan patogen yang berumur 7 hari. Pengujian dilakukan di dalam cawan Petri dengan metode biakkan ganda (Dual Culture) menggunakan media PDA (agar kentang) steril sebanyak 10 ml yang dituangkan dalam cawan Petri. Pada salah satu sisi media PDA yang telah beku diletakkan potongan biakkan fungi antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. berdiameter 0,5 cm (jarak 3 cm dari tepi cawan), dan pada jarak 3 cm dari fungi antagonis diletakkan fungi patogen Cylindrocladiulll sp. dengan diameter yang sama. Agar pertumbuhan cendawan seragam pada setiap ulangan, maka pengambilan koloni dilakukan dengan menggunakan pelubang gabus yang berdiameter 0,5 cm kemudian di inkubasi pada suhu kamar selama 7 hari. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Split Plot Design. Dalam hal ini, fungi antagonis sebagai petak utama dan jumlah perbandingan merupakan anak petak. Pengolahan data menggunakan program SAS dan uji lanjut Duncan. Pertumbuban diameter koloni patogen Cylindrocladillltl sp. terjadi pada setiap unit percobaan menunjukkan pertumbuhan diameter koloni patogen Cylindrocladium sp. yang beragam. Perbedaan pertumbuban diameter koloni patogen Cylilldrocladillm sp. ini menunjukkan bahwa pemberian fungi antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladiulll sp. dengan perbandingan 1:1 dan 1:2 memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter koloni patogen Cylindrocladillill sp. Lambatnya pertumbuhan diameter koloni patogen Cylindrocladium sp. pada perlakuan pemberian fungi antagonis Tricodenna sp. dan Gliocladium sp. pada perbandingan 1:1 dan 1:2 diduga karena telah terjadi reaksi antara senyawa toksik dari fungi antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladilum sp. terhadap patogen Cylindrocladium sp. Persentase penghambatan fungi antagonis terhadap patogen Cylindrocladium sp. dari pengamatan hari ke-2 sampai hari ke-6 temyata mengalami kenaikan. Pada hari ke-2, persentase penghambatan perlakuan dengan fungi antagonis CT 1:1 sebesar 10,1 % mengalami kenaikan menjadi 19,7 % padahari ke-3, 25,1 % pada hari ke-4, 35,3 % pada hari ke-5, dan 41,6 % pada hari ke-6. Demikian juga pada perlakuan fungi antagonis lainnya dari hari ke-2 sampai hari ke-6 mengalami kenaikan. Hal ini diduga karena adanya zat toksik yang terdapat pada fungi antagonis perlahan-lahan mulai bereaksi dan diserap oleh patogen. Potensi fungi antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. memiliki pengaruh yang nyata terhadap persentase penghambatan patogen Cylindrocladium sp. Pertumbuhan diameter koloni patogen Cylindrocladium sp. dengan adanya fungi antagonis Trichoderma sp. perbandingan 1:1 pertumbuhan diameter koloni patogen Cylindrocladium sp. menjadi terhambat sebesar 24,2 % kemudian untuk fungi antagonis Gliocladium sp. dengan perbandingan 1:1 pertumbuhan diameter koloni patogen Cylindrocladium sp. menjadi terhambat sebesar 19,3 %. Secara keseluruhan dari uji In-Vitro ini dapat disimpulkan bahwa fungi antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. mempunyai kemampuan kompetitif saprofitik yang tinggi. Kemampuan potensial ini sangat penting untuk keberhasilan pengendalian secara hayati.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePotensi Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Sebagai Antagonis Terhadap Cylindrocladium sp. Penyebab Penyakit Lodoh Pada Persemaian Secara In-Vitroen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record