Analisis Biaya Pengusahaan Lebah Madu Pada Perlebahan Putera Apiari di Pati, Jawa Tengah
Abstract
Salah satu bentuk pemanfaatan hasil hutan non kayu di Indonesia adalah pengusahaan lebah madu, kegitan ini menghasilkan produk berupa madu, royal jelly, bee venom, bee pollen, propolos dan lilin lebah. Usaha perlebahan memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia, karena produksi madu kita belum dapat memenuhi kebutuhan madu dalam negeri, disamping itu juga keuntungan dari usaha perlebahan cukup menjanjikan. Meskipun demikian usaha perlebahan belum banyak diusahakan di Indonesia. Hal ini disebabkan usaha ini dinilai cukup sulit dan memerlukan ketrampilan khusus serta kurangnya bahan informasi mengenai usaha ini. Disamping itu, fasiitas dan program pembinaan usaha ini juga masih kurang. Atas dasar ini, maka analisis biaya pada perlebahan Putera Apiari yang berlokasi di Pati Jawa Tengah. Analisis data yang dilakukan meliputi: analisis biaya produksi madu, analisis Break Even Point, analisis harga pokok madu dan analisis profitabilitas usaha perlebahan madu. Struktur biaya pengusahaan Perlebahan Putera Apiari terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, tingkat break even point yang diperoleh adalah 6.872 kg per tahun atau 110 koloni lebah, ahrga pokok madu dengan asumsi keuntungan minimal yang ingin dicapai sama dengan 20% adlah Rp 9.150 pe kg, sedangkan menurut analisis profitabilitas usaha perlebahan Putera Apiari layak diusahakan karena nilai BCR = 2,03, nilai NPV = Rp 359.869 dan IRR 47%. Usaha perlebahan madu berdampak positif bagi masyarakat, karena dapat dijadikan alternatif mata pencaharian masyarakat, membuka lapangan pekerjaan baru dan membantu meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan
Collections
- UT - Forestry Products [2379]