Show simple item record

dc.contributor.authorSuryandani, Akbarsyah
dc.date.accessioned2011-08-04T03:37:19Z
dc.date.available2011-08-04T03:37:19Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49500
dc.description.abstractKebutuhan masyarakat terhadap hasil hutan terutama kayu semakin meningkat, hal ini tidak sejalan dengan kelestarian hutan di Indonesia. Untuk mengatasi pennasalahan ini maka pemanfaatan hasil hutan non kayu lebih ditingkatkan, salah satunya yaitu melalui industri kerajinan rumah tangga. Dalam tatanan pengembangan industri propinsi Jawa Barat, kabupaten Tasikmalaya tidak termasuk kategori wilayah yang dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur. Industri yang dikembangkan di kabupaten Tasikmalaya adalah industri kecil dan menengah. Potensi industri kecil di kabupaten Tasikmalaya sampai tahun 2005 sangatlah besar dengan unit usaha sebanyak 19.510 unit (www.tasikmalaya.go.id/24/Januaril2006). Salah satu produk unggulan yang dihasilkan dari sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga adalah kerajinan berbahan baku pan dan khususnya di daerah kecamatan Rajapolah. Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu sentra kerajinan nasional Indonesia, dimana produk yang dihasilkan telah mampu menembus pasaran nasional dan internasional seperti Amerika dan Eropa. KOPINKRA "Mitra Pandan" merupakan salah satu koperasi kerajinan rumah tangga yang berada di kecamatan Rajapolah kabupaten Tasikmalaya dan masih berdiri sampai saat ini sejak tahun 1999. Namun KOPINKRA "Mitra Pandan" dalam pengelolaannya memiliki beberapa kendala yang mengakibatkan KOPINKRA "Mitra Pandan" tidak berkembang padahal memiliki potensi pengrajin dan permintaan kerajinan yang tinggi. Permasalahan yang dihadapi KOPINKRA "Mitra Pandan" yaitu kurangnya minat dan dukungan pengrajin untuk mengembangkan dan mendukung KOPINKRA "Mitra Pandan" kecamatan Rajapolah dan kesejahteraan anggota KOPINKRA dalam hal ini pengrajin kurang diperhatikan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi posisi dan kondisi usaha yang menjadi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan internal KOPINKRA "Mitra Pandan" mengidentifikasi lingkungan eksternal organisasi yang menjadi peluang dan ancaman bagi KOPINKRA "Mitra Pandan" dan memberikan alternatif strategi pengembangan bagi KOPINKRA "Mitra Pandan" Penelitian dilaksanakan di KOPINKRA "Mitra Pandan" di kecamatan Rajapolah kabupaten Tasikmalaya. Penelitian yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan untuk pengolahan datanya menggunakan Analisis SWOT. Hasil analisis matriks EFE diperoleh nilai indeks akumulatif 2,28 yang menunjukan bahwa KOPINKRA "Mitra Pandan" tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada secara optimal untuk mengatasi ancaman yang akan datang. Sedangkan hasil analisa matriks IFE diperoleh nilai indeks akumulatif 2, I I yang menunjukan bahwa KOPINKRA "Mitra Pandan" memiliki kelemahan yang lebih besar daripada kekuatan yang dimiliki atau dapat diartikan bahwa kekuatan yang dimiliki tidak mampu mengatasi kelemahannya. Dari hasil ini maka KOPINKRA "Mitra Pandan" harus melakukan strategi defensive atau survival. Dari hasil Analisis SWOT maka pemilihan alternatif strategi yaitu memperbaiki manajemen organisasi dan mengatasi masalah ketidakpercayaan anggota terhadap kepengurusan koperasi, penetapan langkah-langkah dan rencana tindakan bagi pengembangan kegiatan yang telah dijalankan dan meningkatkan kerjasama usaha dan kemitraan baik dengan pemerintah maupun investor swasta khususnya dalam upaya mengatasi masalah permodalan. Modal awal yang terkumpul dapat digunakan menambah modal usaha para anggotanya. Selain itu dengan menambah jumlah anggotanya maka akan menambah modal sendiri melalui simpanan anggota.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStrategi Pengembangan Koperasi Kerajinan Anyaman (Studi Kasus Kopinkra "Mitra Pandan" Kabupaten Tasikmalaya)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record